Jumat, 19 September 2014

JARINGAN OTOT

Otot merupakan jaringan yang mempunyai kemampuan untuk berkonstraksi dan menimbulkan gerakan, sehingga jaringan otot berfungsi melakukan pergerakan pada berbagai bagian tubuh. Pada otot terdapat sel-sel yang berbentuk benang-benang halus dan panjang yang disebut miofibril. Miofibril merupakan unit dasar dari otot yang mempunyai struktur berupa filamen yang berukuran sangat kecil yang tersusun dari protein kompleks yaitu filamen aktin yang tipis dan filamen miosin yang tebal.



Gambar Jaringan Otot

Pada saat berkonstraksi filamen-filamen pada miofibril ini saling bertautan setelah mendapat energi dari mitokondria di sekitar miofibril. Jika sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek dan otot akan memendekkan dirinya kearah tertentu. Konstraksi pada otot biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf.

Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Dengan cara kerja demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
a. Kontraksibilitas : yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

Jaringan otot terbagi menjadi 3 jenis atau golongan yaitu :

1.       Otot lurik
Otot lurik berfungsi sebagai alat gerak aktif yang memiiki sel-sel yang berbentuk silindris atau serabut panjang, dengan inti sel yang berjumlah banyak  yang terdapat di bagian tepi, sel-sel otot lurik memeliki panjang sekitar 2,5 cm dan berdiameter 50 mikron. Ujung sel otot lurik tidak menunjukan batas-batas yang jelas dan miofibril tidak homogen yang berakibat pada bentuknya tampak seperti serat-serat lintang. Aktivitas otot lurik berada di bawah kehendak kita (otot sadar) sehingga disebut juga otot volunter, otot lurik mampu berkonstraksi cepat, teratur, serta mudah lelah.


Gambar Otot Lurik

Otot lurik yang melekat pada rangka memiliki fungsi untuk menggerakan tulang, otot lurik juga terdapat di bagian roman muka seperti pada otot yang melingkari mulut dan mata. Bila otot lurik berkonstraksi maka sel-sel serabut akan menjadi lebih pendek. 

2.       Otot polos
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos yang berbentuk seperti gelendong dimana bagian tengah besar sementara kedua ujungnya meruncing. Inti sel otot polos berjumlah satu buah dan terletak di bagian tengah dan berbentuk pipih. Otot polos memiliki serat yang arahnya sepanjang arah sel, sel otot polos terdiri dari protein otot yaitu aktin dan miosin.


Gambar Otot Polos

Otot polos bergerak secara lambat, teratur, dan tidak mudah lelah. Otot polos akan tetap bekerja walaupun kita sedang tidur, sehingga aktivitas otot polos bekerja diluar kehendak kita (otot tidak sadar) sehingga disebut otot involunter. Otot polos terdapat pada alat-alat tubuh bagian dalam (otot visera) seperti pada dinding saluran pencernaan, trakea, cabang tenggorokan, muskulus siliaris pada mata, dinding pembuluh darah, pembuluh limfe, bagian dalam kulit, saluran kelamin, dan saluran ekskresi.

3.       Otot jantung
Otot jantung berbentuk seperti otot lurik yaitu berbentuk silindris tapi serabutnya pendek, bercabang dan bersambung satu sama lain. Pada otot jantung terdapat Diskus Interkalaris dan inti selnya berjumlah satu atau dua yang terletak di bagian tengah sel.


Gambar Otot jantung

Aktivitas otot jantung berada di luar kehendak kita (otot tak sadar) atau disebut juga otot involunter, hal ini bisa juga dikatakan aktifitas otot jantung tanpa bergantung oleh ada tidaknya saraf, pengaruh saraf hanya mempercepat atau memperlambat konstraksi. Otot jantung berkonstraksi secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat. Otot jantung hanya terdapat pada organ jantung. Ciri khas otot jantung adalah mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop.

Anatomi dan Mekanisme Kerja Otot
Sel otot umumnya berbentuk serabut atau silinder yang berdiameter antara 10 – 100 u. Otot dapat meningkat ukurannya sebagai akibat dari pertumbuhan atau karena latihan. Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (1955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments. Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin.Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan energi.

Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.  Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi.

 

Sumber Energi untuk Gerak Otot

ATP (Adenosin Tri Phosphat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang memerlukan ATP.

Berikut Reaksinya :

ATP —- ADP + P
Aktin + Miosin ————————- Aktomiosin
ATPase


Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung sebagai sumber energi, tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP.

Berikut Reaksinya :

kreatin
Fosfokreatin + ADP —————– keratin + ATP
Fosfokinase

Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energy tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab itu , fase kontraksi otot sering disebut fase anaerob.


0 komentar :

Template by : kendhin x-template.blogspot.com