Jumat, 19 September 2014

ECHINODERMATA



Echinodermata berasal dari bahasa yunani echin yang berarti berduri dan derma yang berarti kulit. Echinodermata merupakan nama yang diberikan kepada kelompok hewan yang berkulit duri yang seluruh jenisnya memiliki habitat di laut dan pantai. Echinodermata merupakan filum hewan terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar dan di darat, hewan-hewan ini juga mudah dikenali dari bentuknya yang seperti dari golongan bintang laut, golongan bulu babi, dan golongan timun laut (teripang).

Filum echinodermata diperkirakan muncul pada periode kambrium awal dan memiliki kurang lebih 7000 spesies, dimana 80 spesies diantaranya bersifat sessil atau bergerak sangat lambat.

Dalam perkembangannya banyak ditemukan hewan-hewan dari filum echinodermata yang telah punah dan diketahui dari fosilnya, dan diperkirakan terdapat beberapa kelas yang terdiri dari ribuan spesies yang telah punah. Kelas-kelas dari filum echinodermata yang telah punah antara lain Blastoidea, Edrioasteroidea, Cechinoderystoidea, serta Helicoplacus.


Berbagai jenis hewan yang tergolong pada filum Echinodermata

Walaupun terlihat primitif, echinodermata diketahui berkerabat dekat dengan filum chordata yang didalamnya tercakup Subfilum vertebrata, dengan simetri radialnya berevolusi secara sekunder. Larva Bintang Laut misalnya menunjukan kesamaan yang cukup besar dengan larva hemichordata.

Echinodermata memiliki kemampuan regenerasi yang cepat pada bagian tubuhnya yang hilang, contohnya seperti timun laut, apabila timun laut merasa dirinya terancam maka dia akan memutuskan bagian tubuhnya agar mendapat kesempatan untuk melarikan diri.

Ciri-ciri Anatomi dan Struktur tubuh Echinodermata
Umumnya Echinodermata memiliki bentuk tubuh simetri radial, dan sebagian khususnya berbentuk simetri pentaradial (terbagi 5 bagian), contohnya pada golongan Bintang Laut dan Bintang Ular Laut. Pada larva berbentuk simetri bilateral. Echinodermata umumnya tidak memiliki kepala dan berdasarkan lapisan tubuhnya merupakan hewan tripoblastik yaitu lapisan tubuh terdiri dari 3 lapisan. Rangka tubuh hewan ini terdiri dari lempeng-lempeng kapur, hal ini dikarenakan epidermisnya diperkuat oleh kepingan kapur (osikula). Epidermis dilengkapi dengan tonjolan duri-duri halus dari kapur. Mesodermisnya umumnya mengandung endoskeleton yang dapat digerakan dan terikat lempengan kalkareus.

Sistem Gerak
Pada sebagian hewan dari filum Echinodermata bergerak dengan menggunakan kaki ambulakral (kaki pembuluh). Gerakan pada kaki ambulakral dapat terjadi akibat perbedaan tekanan air. Kaki ambulakral memiliki rongga dan merupakan kelanjutan dari sistem pembuluh air yang berfungsi untuk bergerak atau bahkan bernapas dan membuka cangkang mangsa buruannya.

Sistem pembuluh air terdiri dari bagian-bagian berikut.
1)       Madreporit, merupakan lempeng dorsal yang berlubang-lubang sebagai tempat masuknya air laut kedalam sistem pembuluh air.
2)       Madreporikus (saluran batu), yaitu saluran penghubung antara madreporit dengan saluran cincin.
3)       Sirkomolaris (saluran cincin), merupakan saluran melingkar yang mengelilingi mulut.
4)       Saluran radialis, yaitu cabang dari saluran cincin yang menuju ke setiap lengan dan berujung pada kaki ambulakral.
5)       Setiap kaki ambulakral (kaki tabung) berhubungan dengan gelembung otot yang disebut ampula.

Pada sebagian hewan echinodermata yang pergerakannya tergantung pada kaki ambulakral seperti bintang laut jika ampulanya berkontraksi, maka air akan tertekan masuk kedalam kaki ambulakral, yang berakibat kaki ambulakral berubah menjulur panjang, dan apabila bintang laut akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki ambulakral di sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya sementara kaki lain bebas. Selanjutnya ampula akan mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk sehingga kaki ambulakral yang memegang benda tadi memendek dan menyeret tubuh hewan ini kearahnya. Disamping kaki ambulakral pergerakan bintang laut dalam air dibantu oleh lengan-lengannya.
  

Sistem Ambulakral pada Echinodermata

Sistem Peredaran Darah dan Sistem Syaraf
Sistem peredaran darah pada echinodermata umumnya tereduksi dan sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan. Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian-bagian lengannya. Selain itu echinodermata tidak memiliki otak.

Sistem Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan pada echinodermata dimulai dari mulut yang berada di bagian ventral atau oral (menghadap ke bawah), kemudian selanjutnya adalah faring, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Pada sebagian echinodermata lambung ini bercabang lima dan masing-masing menuju ke arah lengan.

Anus terletak di bagian dorsal (permukaan aboral) dan pada sebagian hewan echinodermata tidak berfungsi sehingga bahan-bahan makanan yang tidak tercerna dikeluarkan lagi melalui mulut. Makanan echinodermata beragam mulai dari kerang, plankton, sampai organisme yang mati. Dengan ini bisa dikatakan sistem pencernaan rata-rata hewan echinodermata cukup berkembang.

Sistem Pernapasan dan Ekskresi
Pada umumnya echinodermata bernapas dengan menggunakan paru-paru kulit yang merupakan penonjolan pada dinding rongga tubuh (selom) yang tipis dan dilindungi oleh silia dan pediselaria, pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida, sementara sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkat oleh sel-sel ameboid ke paru-paru kulit dan selanjutnya akan dilepaskan keluar tubuh.

Sistem Reproduksi
Echinodermata mempunyai jenis kelamin yang terpisah yaitu terdapat jantan dan betina. Dengan saluran reproduksi yang sederhana, terdapat juga hewan-hewan echinodermata yang bersifat hermafrodit. Pada echinodermata fertilisasi (pembuahan) berlangsung secara eksternal atau terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan cepat membelah sehingga menghasilkan blastula yang selanjutnya akan berkembang menjadi gastrula lalu menjadi larva yang berbentuk simetri bilateral. Larva ini pada umumnya bersilia dan memiliki ukuran mikroskopis, larva ini kemudian berenang bebas dan mengalami metamorfosis menjadi bentuk dewasa yang berbentuk simetri radial.

Klasifikasi Echinodermata
Berdasarkan bentuk tubuhnya echinodermata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu kelas Asteroidea, Ophiuroidea, Echinodea, Crinodea, dan Holothuroidea.

1.       Kelas Asteroidea
Anggota kelas Asteroidea mempunyai bentuk tubuh simetri radial dan terlihat seperti bintang, golongan hewan asteroidea juga dikenal sebagai golongan bintang laut. Asteroidea mencakup kurang lebih 1600 spesies yang memiliki habitat di daerah pantai ataupun dasar laut yang tidak terlalu dalam. Umumnya permukaan tubuh asteroidea ditutupi oleh kulit yang memiliki duri yang pendek dan tumpul yang tersusun dari zat kapur, dari duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang disebut pediselaria yang berfungsi antara lain untuk menangkap mangsa dan melindungi pappila (paru-paru kulit).


Beberapa anggota kelas Asteroidea

Pada asteroidea terdapat mulut yang terletak di bagian ventral atau permukaan oral (menghadap ke bawah) yang berfungsi untuk makan dan dilengkapi dengan gigi catut (pediselaria), mulutnya dikelilingi oleh membran peristom dengan alur ambulakral pada setiap lengan, sedangkan di bagian dorsal atau permukaan aboral (menghadap ke atas) terdapat madreporit dan anus yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan yang tidak tercerna

Pada asteroidea organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan dan memiliki pusat, struktur tubuh ini disebut discus sentralis dengan jumlah lengan 5 atau lebih. Dalam bergerak asteroidea menggunakan sistem pembuluh air dan kaki ambulakral (kaki tabung), kaki ambulakral terletak di bagian ventral (oral). Pada hewan ini kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan alat penghisap untuk dapat melekat kuat pada suatu substrat. Anggota asteroidea memiliki kemampuan regenerasi tubuh yang tinggi, dan setiap lengan serta cakram pusat yang rusak dapat diganti.

Pada umumnya anggota hewan asteroidea memiliki organ kelaminnya berpasangan (dioseus) yang terdapat pada setiap lengan dengan fertilisasi terjadi secara eksternal atau diluar tubuh. Respirasi umumnya dengan paru-paru kulit (dermal branchiae) atau dikenal juga dengan pappula dan kaki ambulakral. Di dekat saluran cincin mulut terdapat badan tiadmen yang membentuk sel ameobosit yang berfungsi membawa sisa-sisa metabolisme keluar tubuh melalui dermal branchiae, sedangkan sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali-tali saraf yang menuju ke setiap lengan. Contoh spesies asteroidea yang berada di lautan seperti Astropecten duplicatus, Culcita sp (bintang laut merah), Crossaster papposus, Panteros sp, serta Solanaster sp.

2.       Kelas Ophiuroidea
Ophiuroidea berasal dari bahasa yunani Ophio yang berarti ular. Kelompok hewan yang tergolong pada kelas ini berbentuk bintang seperti pada kelas Asteroidea namun lengannya lebih panjang, bisa bergerak fleksibel dan seringkali memiliki ruas. Ophiuroidea memiliki lengan-lengan yang berjumlah 5 yang berukuran sama besar dan bisa digerak-gerakan sehingga menyerupai ular, dengan lengan-lengan inilah hewan ini bergerak dan tidak tergantung pada kaki ambulakral seperti pada hewan-hewan kelas asteroidea.

Ophiuroidea secara fisik merupakan echinodermata terbesar yang hidup di laut dan diperkirakan terdapat kurang lebih 1.500 spesies yang hidup di laut dan dapat ditemukan di laut dangkal sampai kedalaman lebih dari 500 meter, biasanya hewan-hewan ini bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di dalam lumpur/pasir. Selain itu sangat aktif di malam hari. Seperti kebanyakan filum echinodermata lainnya ophiuroidea memiliki rangka dari kalsium karbonat.

Bagian tengah dari ophiuroidea adalah cakram pusat (lempeng pusat) yang berbentuk pipih yang tampak seperti segi lima atau bulat (discus sentralis), dengan permukaan aboral atau bagian dorsal (menghadap keatas) yang halus atau memiliki duri yang tumpul. Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria dan cakram pusatnya berbatasan langsung dengan lengan-lengannya. Terdapat juga kaki ambulakral yang termodifikasi menjadi tentekel yang dilengkapi dengan ampula (alat isap) serta alat-alat sensoris, ophiuroidea tidak memiliki mata tapi memiliki kemampuan untuk merasakan cahaya melalui reseptor pada epidermis. Alat-alat ini berguna untuk berburu dan memasukan mangsa ke dalam mulut. Hewan-hewan di kelas ini juga mempunyai kemampuan regenerasi yang tinggi.

Pada ophiuroidea terdapat mulut dan lima rahang yang dibelakangnya terdapat kerongkongan pendek dan perut, pencernaannya terjadi di perut serta tidak memiliki usus dan anus sehingga makanan yang tidak tercerna serta kotoran dikeluarkan melalui mulutnya. Hewan-hewan pada kelas ini memiliki jenis makanan yang beragam yang terdapat di laut seperti kerang, udang, serpihan organisme lain, bangkai hewan yang mati dan sebagainya. Pertukaran udara dan ekskresi terjadi pada kantong yang disebut bursae yang biasanya terdiri dari beberapa kantong. Sistem saraf terdiri dari cincin saraf utama yang terletak pada cakram pusat.

Sistem reproduksi pada ophiuroidea yaitu bersifat terpisah antara jantan dan betina dengan metode fertilisasi (pembuahan) eksternal atau terjadi diuar tubuh. Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air dan hasil pembuahan akan tumbuh menjadi larva makroskopik yang bersilia yang disebut plateus yang kemudian akan mengalami metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang lalu berkembang menjadi bintang ular. Contoh spesies ophiuroidea adalah ophiothrix fragilis (bintang ular), Astroporpa sp, Asteronyx sp.


Struktur tubuh Ophiuroidea

3.       Kelas Echinoidea
tubuh Echinoidea berbentuk bola atau pipih, serta tanpa lengan dan termasuk simetri radial. Echinoidea terkenal dengan golongan hewan yang akrab disebut bulu babi, dan landak laut. Echinoidea hidup di daerah pantai, diatas batu karang, di dasar laut, dalam lumpur, serta di muara sungai. Diperkirakan di dunia terdapat kurang lebih 1000 spesies hewan yang termasuk pada kelas ini. Tubuh ophiuroidea ditutupi oleh cangkang endoskeleton dari lempeng kalkareus yang rapat dan umumnya seluruh permukaan tubuh hewan ini berduri panjang. Duri-duri pada tubuhnya dapat digerakan oleh otot dan digunakan untuk bergerak, menggali, dan melindungi tubuh dari benda asing. Terdapat juga kaki ambulakral yang pendek yang biasanya terletak di sisi oral (bawah) yang berfungsi untuk mengangkut makanan.


Anggota Kelas Echinoidea

Echinoidea memiliki alat pencernaan yang khas yaitu tembolok kompleks yang disebut Lentera aristoteles. Tembolok kompleks ini digerakan oleh otot-otot dan berfungsi untuk menggiling makanannya seperti ganggang, hewan-hewan kecil, serta sisa-sisa organisme yang telah mati. Mulut echinoidea terdapat di permukaan oral (ventral) yang dilengkapi dengan gigi yang berfungsi sebagai alat untuk mengambil makanan, sedangkan anus terletak pada permukaan aboral (dorsal).

Hewan-hewan yang tergolong pada kelas echinoidea pada umumnya bernapas dengan insang, namun ada pula yang bernapas dengan memodifikasi kaki ambulakral pada permukaan aboral yang disebut podia. Hewan-hewan echinoidea yang bernapas dengan menggunakan insang tergolong echinoidea regular seperti golongan bulu babi yang pada umumnya memiliki 5 pasang insang, sedangkan echinodermata yang bernapas dengan menggunakan organ podia (modifikasi kaki ambulakral) tergolong echinoidea iregular, contohnya sand dollars, dimana kaki ambulakral akan berhubungan dengan petaloids dan membentuk sistem pernapasan. Kaki ambulakral akan mendorong air sehingga akan terjadi pertukaran gas yang berlawanan dengan arah sistem vaskular air. Bentuk kaki ambulakral untuk bernapas ini panjang, rendah, datar, dan terletak pada alur konjugasi yang membentang dari satu pori ke pori lain. Tabung memanjang jauh dari permukaan tubuh dan dilengkapi dengan bulu-bulu atau rambut yang teratur.

Pada echonoidea reproduksinya dengan cara fertilisasi eksternal dan bersifat hermafrodit. Telur echinoidea yang menetas akan berkembang menjadi larva yang disebut echinoploteus. Contoh spesies echinoidea adalah Diadema saxtile (Bulu babi berduri panjang), Echinos esculeta (Bulu babi berbulu pendek), Strongilocentrotus sp (Landak laut merah), Echinarachnius parma (Dolllar pasir), Phormosoma sp, Cidaris sp, dan Laganum sp.

4.       Kelas Crinoidea
Tubuh Crinoidea berbentuk simetris bilateral dan seperti bunga lili, oleh karena itu anggota kelas ini dikenal dengan sebutan lili laut. Crinoidea memiliki lengan panjang yang berbentuk mirip daun dan dinamakan pinula. Lengan pinula ini biasanya berjumlah 5 atau kelipatannya. Anggota kelas ini juga tidak memiliki kaki ambulakral, ampula, serta madreporit. Tapi di sekitar mulut terdapat tentekel yang disebut cirri. Tentekel (cirri) ini digunakan sebagai alat untuk menempel pada sustrat misalnya di bebatuan atau koral. Di dunia terdapat kurang lebih 600 spesies yang tergolong pada kelas ini.

Pada Crinoidea mulut dan anus terletak bersebelahan, crinoidea menyaring makanan dalam air seperti plankton dengan lengan pinula. Hewan ini juga bisa berenang bebas, sehingga jika lingkungannya sudah tidak mendukung ia akan pindah dan menempel pada tempat lain. Reproduksi pada crinoidea bersifat terpisah antara jantan dan betina dengan cara fertilisasi eksternal dan menghasilkan larva. Contoh spesies crinoidea adalah Holopus (Lili laut tidak bertangkai), Antedon (Lili laut bertangkai), Metacrinus sp, dan Oxycomantus benneffit.
  

Anggota kelas Crinoidea

5.       Kelas Holothuroidea
Holothuroidea merupakan golongan hewan yang lebih sering dikenal dengan Mentimun laut atau Teripang. Di dunia diperkirakan terdapat kurang lebih 1200 spesies yang termasuk dalam kelas ini, dan 30 spesies diantarannya merupakan kelompok yang dikenal dengan nama Teripang. Kelas holothuroidea pada umumnya memiliki bentuk simetri radial dengan tubuh yang tidak memiliki duri dan endoskeletonnya telah tereduksi menjadi butir-butir kapur di dalam kulit, tubuh ketimun laut memanjang dari sepanjang sumbu dari bagian oral (ventral) sampai ke bagian aboral (dorsal), sehingga memberikan bentuk ketimun seperti namanya. Gerakan hewan ini tidak kaku, fleksibel, lembut serta tidak memiliki lengan. Pada Holothuroidea mulut terletak pada satu ujung dan anus terletak pada ujung yang lainnya.


Salah satu anggota kelas Holothuroidea

Apabila diperhatikan secara sepintas maka hewan-hewan dari kelas holothuroidea tidak menampakan kemiripan dengan kelas-kelas lain pada filum echinodermata sebab anggota kelas ini tidak memiliki duri dan endoskeletonnya tak nampak karena telah tereduksi, Namun setelah diteliti ternyata pada tubuhnya terdapat lima baris kaki ambulakral (kaki tabung) yang merupakan bagian dari sistem pembuluh air yang hanya terdapat pada filum echinodermata. Kaki ambulakral yang terdapat di sekitar mulut dikembangkan menjadi tentekel yang digunakan untuk makan yang biasanya berjumlah 10 – 30 buah. Sementara itu terdapat dua baris kaki ambulakral di bagian dorsal yang digunakan untuk bernapas dan tiga baris kaki ambulakral di bagian ventral yang digunakan untuk bergerak, alur kaki ambulakral ini tertutup dan madreporitnya terdapat pada rongga tubuhnya.

Holothuroidea merupakan golongan hewan yang terkenal karena  dapat digunakan sebagai bahan makanan untuk sup atau dibuat kerupuk, dengan kata lain hewan ini bisa dimakan. Holothuroidea tersebar luas di seluruh dunia dan dapat ditemukan mulai dari zona pasang surut sampai di kedalaman laut, hewan ini biasanya mengubur diri di dalam lumpur atau pasir dengan menampakan bagian akhir dari tubuhnya dan saat tersentuh tubuhnya akan mengkerut.

Beberapa jenis dari kelas ini mempunyai alat pertahanan tubuh yang disebut cuverian, hohothuroidea juga memiliki daya regenerasi yang tinggi. Sistem respirasinya disebut pohon respirasi, dinamakan demikian karena sistem tersebut terdiri dari dua saluran utama yang bercabang pada rongga tubuhnya dimana keluar masuknya air melalui anus. Saluran pencernaan pada holothuroidea panjang dan berliku-liku, reproduksinya yaitu dengan kelamin terpisah. Contoh spesies holothuroidea adalah Holothuria atra (Teripang hitam), Cucumaria sp, Thyone sp, Holothuaria scabra (Teripang putih).

Peranan Echinodermata
Echinodermata memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia maupun ekosistem laut sekitarnya. Berukut beberapa manfaatnya :
·          Sebagai bahan makanan, misalnya telur landak yang banyak dikomsumsi di jepang, keripik dari timun laut, mentimun laut sebagai bahan yang dikomsumsi dengan sup, dan lain sebagainya.
·          Sebagai bahan penelitian, seperti mengenai fertilisasi dan perkembangan awal dimana pada ilmuwan biologi sering menggunakan gamet dan embrio landak laut.
·          Echinodermata memakan bangkai-bangkai yang ada di daerah pantai sehingga pantai menjadi bersih.

Adapun hewan-hewan echinodermata seringkali menimbulkan kerugian bagi manusia. Berikut contohnya :
·          Dapat merugikan pembudidayaan tiram mutiara dan kerang laut, karena echinoderamata merupakan predator hewan-hewan budidaya tersebut.
·          Bulu babi dan landak laut bisa sangat merugikan bagi para turis yang ingin menikmati olahraga air, karena dari bulunya sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian.
·          Beberapa jenis binatang laut ada yang memakan karang sehingga banyak yang mati.

Selain ini masih banyak manfaat dan kerugian yang ditimbulkan dari hewan-hewan yang termasuk dalam filum echinodermata bagi kehidupan manusia maupun ekosistem laut.


0 komentar :

Template by : kendhin x-template.blogspot.com