Kamis, 22 November 2012

BAKTERI


A.  Ciri-Ciri Bakteri

    Dalam klasifikasi terbaru, bakteri dibagi menjadi 2 bagian kelompok besar yaitu Archeobacteria dan Eubacteria diantara keduanya memiliki ciri khusus, dan secara umum bakteri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.  Tubuh Uniseluler (bersel satu)
2.  Prokariotik atau tidak memiliki membran inti sel.
3.  Berdiameter antara 0,5 – 1 mikron dengan panjang 1 – 20 mikron, sehingga hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop.
4.  Hidup secara soliter atau berkoloni.
5.  Mempunyai dinding sel.
6.  Kosmopolit yaitu habitatnya meliputi daerah yang luas dan di berbagai ekosistem.
7.  Umumnya tidak berklorofil meskipun beberapa jenis bakteri memiliki pigmen  seperti klorofil sehingga mampu berfotosintesis dan bersifat autotrof.

B.  Struktur Bakteri

    Struktur bakteri dibagi menjadi 2 yaitu :
1.  Struktur Dasar Bakteri
    Struktur dasar bakteri adalah struktur yang dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri diantaranya :
a.  Bahan Inti, merupakan pusat pengendali aktivitas sel yang berisi DNA, bakteri memiliki rantai tunggal DNA yang disebut nukleoid.
b.  Sitoplasma, yaitu cairan sel dimana didalamnya terdapat asam nulkeat, protein, karbohidrat, lemak dan lain lain.
c.  Ribosom, adalah butiran-butiran organel yang tersebar dalam sitoplasma yang mengandung molekul RNA sebagai tempat sintesis protein.
d.  Granula penyimpanan, adalah tempat menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.
e.  Membran plasma (selaput sitoplasma), bersifat selektif permeabel (hanya dapat dilalui molekul atau zat tertentu). Tersusun atas protein dan fosfolipid, membran plasma memiliki fungsi antara lain sebagai alat transpor elekron dan proton, pengatur pengangkutan senyawa dan tempat terbentuknya mesosom.
f.  Dinding Sel, berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk tubuh sel bakteri, tersusun atas peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida. Peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif (peptidoglikan tebal) contohnya neisseria gonorrhea, treponema pallidum. dan bakteri gram negatif (peptidoglikan tipis) contohnya, escherichia coli, staphylococcus aureus.

2.  Struktur tambahan bakteri
    Struktur tambahan bakteri biasanya hanya dimiliki oleh jenis bakteri tertentu atau bisa dikatakan tidak dimiliki oleh jenis bakteri tertentu, struktur tambahan bakteri terdiri atas :
a.  Flagela (flagellum), yaitu alat gerak bakteri yang biasanya terdapat pada bakteri yang hidup di habitat air, beberapa tipe bakteri berdasarkan letak flagelanya yaitu:
1)  Atrik, yaitu bakteri yang tidak berflagela
2)  Monotrik, bakteri yang memiliki satu flagela.
3)  Amfitrik, dua buah flagela di kedua ujung tubuhnya.
4)  Lofotrik, terdapat segerombol flagela di salah satu ujung tubuh.
5)  Peritrik, flagelanya terdapat di seluruh permukaan tubuh.
b.  Kapsul atau lapisan lendir, bila lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisan tipis disebut lapisan lendir, kapsul tersusun atas polisakarida dan air, memiliki fungsi antara lain:
    1)  Alat melekat bakteri pada sel inang
    2)  Mencegah kekeringan pada sel bakteri
    3)  Alat perlindungan dan sumber makanan bagi bakteri.
c.  Pilus dan fimbria, yaitu struktur berbentuk rambut halus yang menonjol dari dinding sel, mirip flagelum tetapi lebih pendek dan terdapat pada bakteri negatif sedangkan fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek.
d.  Klorosom, yaitu struktur yang berada di bawah membran plasma, klorosom mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya yang berperan dalam proses fotosintesis, klorosom hanya terdapat pada bakteri yang mampu melakukan fotosintesis.
e.  Vakuola gas, berguna agar bakteri dapat mengapung di permukaan air untuk memperoleh cahaya, vakuola gas hanya terdapat pada bakteri di air yang mampu melakukan fotosintesis.
f.  Endospora, merupakan bentuk bakteri ketika sedang istirahat, endospora ditemui di beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk di dalam sel bakteri jika kondisi lingkungan tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora tersusun atas sitoplasma, DNA, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tahan terhadap kondisi ekstrim seperti kekeringan, radiasi cahaya, suhu, maupun zat kimia. Jika kondisi lingkungan memungkinkan maka endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.

C.  Bentuk Bakteri

    Adanya dinding sel pada bakteri menyebabkan bakteri mempunyai bentuk yang bersifat tetap. Bentuk bakteri terdiri dari :

1.  Coccus (kokus/bola)
a.  Monococcus, yaitu bentuk kokus/bola tunggal, contoh: Neisseria gonorrhoeae
b.  Diplococcus, yaitu bentuk bola berpasangan, contoh : Diplococcus pneumoniae.
c.  Tetracoccus, yaitu empat sel bakteri berdempetan membentuk segi empat.
d.  Streptococcus, bentuk bola berantai, contoh: Azotobacter, Bacillus anthracis.
e.  Staphylococcus, berbentuk bola bergerombol seperti buah anggur, contoh: Staphylococcus aureus.
f.  Sarcina, bentuk bola berdempetan membentuk kubus, contoh : Sarcina sp.

2.  Bacillus (basil/batang)
a.  Monobacillus, bentuk batang tunggal, contoh Escherichia coli, Lactobacillus.
b.  Diplobacillus, bentuk batang berpasangan
c.  Streptobacillus, bentuk batang berkoloni berbentuk rantai, contoh : Azotobacter, streptobacillus moniliformis.

3.  Spirillum (spiral)
a.  Spirillum, bentuk spiral bergelombang, contoh spirillum minor.
b.  Spirochaeta, yaitu bentuk sel seperti sekrup atau kumparan, contoh : treponema pallidum.

4.  Vibrio (koma), yaitu bentuk sel bakteri seperti tanda baca koma atau kurang dari setengah lingkaran.

D.  Klasifikasi Bakteri

    Bakteri merupakan organisme yang dapat kita temui hidup di segala habitat dan dengan jumlah yang sangat banyak dibandingkan dengan makhluk hidup lain. Bakteri secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu Archaebacteria dan Eubacteria, selain itu bakteri juga dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber nutrisi dan kebutuhan oksigennya.

1.  Klasifikasi bakteri secara umum, bakteri terbagi menjadi :
a.  Archaebacteria
    Berasal dari bahasa yunani : archaio yang berarti kuno. Archaebacteria adalah kelompok bakteri primitif, archaebacteria dianggap sebagai nenek moyang dari bakteri yang ada sekarang archaebacteria bersifat prokariotik, dapat hidup di habitat yang ekstrim seperti daerah berkadar garam tinggi maupun di tempat bersuhu panas, memiliki ciri khusus seperti :
-  Dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
-  Membran selnya mengandung lipida berikatan eter.
-  Ribosomnya mengandung beberapa jenis RNA polimerase

    Archaebacteria terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu :
1)  Bakteri Metanogen/metanogenik
    Bakteri jenis ini mendapatkan makanan dari sisa-sisa pembusukan bahan organik, dimana proses pembusukan tersebut menghasilkan gas metana (CH4).
    Bakteri metanogen yang bersifat anaerobik dan kemosintetik ini hidup di habitat rawa dan lingkungan yang berkadar oksigen rendah, bakteri yang hidup di laut mendapatkan makanan dari bahan organik yang jatuh ke laut.

2)  Bakteri Halofil/halofilik
    Berasal dari kata halo : garam, dan philos : suka, bakteri halofil yaitu bakteri yang dapat hidup di lingkungan yang berkadar garam tinggi , bakteri ini mampu melakukan fotosintesis dengan menggunakan klorofil bacteriorhadopsin (ungu), contoh : Halobacterium sp.

3)  Bakteri Termoasidofil/termoasidofilik
    Bakteri ini hidup di lingkungan ekstrim yang memiliki suhu tinggi serta tingkat keasaman tinggi, contohnya seperti kawah gunung vulkanik dari gunung berapi dan mata air bersulfur.

b.  Eubacteria
    Eubacteria memiliki ciri khusus yang membedakannya dari archaebacteria diantaranya :
-  Adanya peptidoglikan pada dinding selnya
-  Membran plasmanya mengandung lipida berikatan ester
-  Ribosom mengandung satu jenis RNA polimerase

Eubacteria dibagi menjadi 5 kelompok yaitu :
1)  Bakteri Gram Positif
    Beberapa bakteri gram positif dapat berfotosintesis dan ada yang bersifat kemoheterotrof, bakteri ini dapat membentuk endospora ketika keadaan lingkungan kurang menguntungkan. Contoh : Bacillus, Clostridium, Mycobacterium tubercolosis dan Mycoplasma gallisepticum.

2)  Cyanobacteria
    Cyanobacteria dahulu dikenal dengan ganggang hijau biru, hidup soliter maupun berkoloni. Cyanobacteria ada yang bersel satu dan juga bersel banyak, tidak mempunyai membran inti dan tidak memiliki banyak organela serta tidak memiliki alat gerak. Cyanobacteria berukuran antara 1 - 60 µm.
    Pada cyanobacteria terdapat pigmen klorofil, karoten, dan pigmen tambahan berupa fikosianin (biru), dan fikoeritrin (merah). Contoh cyanobacteria adalah Anabaena, Oscillatoria rubescens, nostoc, anabaena azollae, azolla pinnata.

3)  Proteobacteria
    Proteobacteria bersifat autotrof dan terdapat klorofil pada membran sel, protebacteria dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu :
a)  Bakteri ungu kemoautotrof
b)  Proteobacteria kemoautotrof
c)  Proteobacteria kemoheterotrof
    Bakteri ungu terdapat pada endapan danau, kolam, dan lumpur, contoh Chromatium. Proteobacteria kemoautotrof hidup bebas atau bersimbiosis dengan makhluk hidup lain. Sedangkan proteobacteria kemoheterotrof hidup di saluran pencernaan contoh Escherichia coli, salmonella.

4)  Spirochetes
    Spirochetes sebagian hidup bebas dan sebagian hidup sebagai parasit dan menjadi penyebab penyakit, spirochetes merupakan bakteri gram negatif yang bersifat kemoheterotrof dan berukuran antara 5 – 250 µm dan berbentuk spiral. Pada spirochetes terdapat filamen aksial berupa serabut disepanjang tubuhnya dan berfungsi untuk gerakan berputar. Contoh: Treponema pallidum, leptospira interrogans.

5)  Chlamydias
    Chlamydias merupakan kelompok bakteri dengan ukuran paling kecil yaitu antara 0,2 – 1,5 µm dengan bentuk tidak beraturan. Chlamydias hanya dapat hidup sebagai parasit dalam sel-sel makhluk hidup lain. Contoh: chlamydias trachomatis.

2.  Klasifikasi bakteri menurut kebutuhan oksigennya, yaitu :

a.  Bakteri Aerob, yaitu bakteri yang memerlukan oksigen untuk memperoleh energi, contoh Nitrosomonas, nitrosococcus.
b.  Bakteri Anaerob, yaitu bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk memperoleh energi, energi diperoleh antara lain dengan cara fermentasi. Contoh Esherichia coli, lactobacillus.

3.  Klasifikasi bakteri menurut sumber nutrisinya, yaitu :
a.  Bakteri Autotrof, yaitu bakteri yang dapat mengubah bahan anorganik menjadi    bahan organik sebagai sumber makanan, bakteri autotrof dibagi menjadi dua kelompok yaitu:
1)  Bakteri fotoautotrof (fototrof) adalah jenis bakteri yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energinya.
2)  Bakteri kemoautotrof, adalah bakteri yang memperoleh energi dengan cara mengoksidasi senyawa-senyawa kimia anorganik. Contohnya Nitrosomonas, nitrobacter.

b.  Bakteri Heterotrof, adalah bakteri yang memproleh energi dari bahan-bahan organik, dibagi menjadi :
1)  Bakteri heterotrof yang hidup sebagai parasit, yaitu jenis bakteri yang mendapatkan makanan dari organisme lain yang menjadi inangnya, contoh Mycobacterium tubercolosis.
2)  Bakteri heterotrof yang hidup sebagai saprofit, yaitu bakteri yang mendapatkan makanan dengan cara merombak bahan organik menjadi bahan anorganik melalui proses fermentasi, bakteri ini biasanya apatogen. Contoh : Escherichia coli, clostridium sporageus.

E.  Reproduksi Bakteri

1.  Reproduksi Aseksual
    Pada umumnya bakteri melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual dengan cara pembelahan biner yang biasanya setiap sel bakteri membelah menjadi dua. Proses pembelahan biner dimulai dari replikasi DNA, pemisahan sitoplasma kemudian diikuti dengan terbentuknya dinding pemisah, dan selanjutnya terbentuklah dua sel bakteri.

2.  Reproduksi Seksual
    Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain, disebut juga rekombinasi genetik atau paraseksual. Rekombinasi bakteri menghasilkan dua sel bakteri yang terjadi dengan tiga cara yaitu :
a.  Transformasi : yaitu proses pemindahan sedikit materi genetik (DNA) ke dalam sel bakteri lain.
b.  Transduksi : pemindahan materi genetik dari satu sel bakteri ke bakteri lain dengan perantaraan virus (bakteriofage)
c.  Konyugasi : perpindahan materi genetik yang berupa plasmid langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan dengan sel bakteri didekatnya.

F.  Contoh Peranan Bakteri.  

    Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun merugikan.

1.  Contoh peranan bakteri yang menguntungkan
a.  Bidang Pertanian :
1)  Bakteri nitrit (nitrosomonas dan nitrococcus) dan bakteri nitrat (nitrobacter) adalah bakteri yang membantu proses pembentukan senyawa nitrat dalam tanah
2)  Azetobacter, clostrodium pasteurianum, rodospirillium rubrum dan rhizobium mampu mengikat N2 bebas dari udara.

b.  Bidang Industri :
1)  Lactobacillus casei, berperan dalam fermentasi keju dan yoghurt.
2)  Acetobacter xylinum, menghasilkan asam cuka dan natan de coco
3)  Streptococcus lactis, berperan dalam fermentasi keju dan mentega.
4)  Propionibacterium berperan dalam pembuatan asam propionat.
5)  Methanomonas methanica berperan dalam pembuatan gas bio.
6)  Clostridium acebutylicum menghasilkan aseton dan butanol.

c.  Bidang Farmasi :
1)  Streptococcus griseus, menghasilkan antibiotik streptomisin
2)  Streptomyces venezuelae, menghasilkan antibiotik kloromisetin
3)  Streptomyces aureofaciens, menghasilkan antibiotik aureomisin
4)  Streptomyces rimosus, menghasilkan antibiotik tetrasiklin
5)  Pseudomonas denitrificans, menghasilkan vitamin B12
6)  Bacillus brevis, menghasilkan antibiotik tirotrisin.
7)  Bacillus subtilis, menghasilkan antibiotik basitrasin.
8)  Bacillus polymyxa, menghasilkan polymixin.

d.  Bidang lain :
1)  Escherichia coli, pembusukan sisa makanan di usus serta membantu pembentukan vitamin K.

2.  Contoh berbagai bakteri yang merugikan.
    Beberapa bakteri menyebabkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
a.  Penyebab penyakit pada manusia, antara lain :
1)  Mycobacterium tubercolosis, penyebab penyakit TBC
2)  Mycobacterium leprae, penyebab penyakit lepra.
3)  Clostrodium tetani, penyebab penyakit tetanus.
4)  Salmonella typhi, dapat menyebabkan penyakit tifus.
5)  Vibrio cholerae, penyebab penyakit kolera.
6)  Shigella disentriae, penyebab penyakit disentri.
7)  Pasteurella pestis, penyebab panyakit pes.
8)  Diplococcus pneumonia, menyebabkan radang paru-paru.
9)  Treponema pallidium,menyebabkan penyakit sifilis.
10)  Neisseria gonorrheaea, menyebabkan penyakit gonoro.
11)  Leptospira sp., dapat menyebabkan penyakit leptospirosis.

b.  Penyebab penyakit pada hewan dan tumbuhan, antara lain :
1)  Bacillus anthracis, menyebabkan penyakit antraks pada sapi, kerbau, dan domba.
2)  Brucella abortus, menyebabkan penyakit bruselosis pada sapi.
3)  Pseudomonas solanacearum, penyebab penyakit pada tomat, terung, dan tembakau.
4)  Agrobacterium tumafaciens, penyebab penyakit tumor pada tumbuhan.
5)  Xanthomonas citri, penyebab penyakit kanker pada batang jeruk.
6)  Erwinia tracheiphila, menyebabkan busuk pada daun labu.
7)  Psedomonas cattleyae, menyebabkan busuk pada daun anggrek.

c.  Menyebabkan rusaknya makanan, yaitu :
1)  Clostridium botulinum, menyebabkan makanan kaleng rusak.
2)  Pseudomonas cocovenenans, menyebabkan rusaknya tempe.
3)  Leuconostoc mesentroides, menyebabkan makanan basi.

G.  Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi pertumbuhan optimum dari bakteri yaitu :
1.  Suhu/temperatur, pada umumnya bakteri dapat tumbuh baik pada suhu antara 250C sampai 350C.
2.  Derajat keasaman atau pH
3.  Konsentrasi garam
4.  Sumber nutrisi, dimana tersedia sumber nutrisi untuk pertumbuhan bakteri
5.  Kelembapan, dimana bakteri umumnya hidup di lingkungan yang memiliki kelembapan tinggi karena sangat menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri.
6.  Cahaya, umumnya cahaya dapat merusak sel bakteri karena ionisasi pada komponen sel yang menghambat pertumbuhan bakteri.
7.  Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat menghambat bahkan mematikan bakteri.
    Adapun faktor-faktor diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.




Cat : Dilarang copas artikel blog tanpa sepengetahuan pemilik blog ini.

Template by : kendhin x-template.blogspot.com