Minggu, 14 Februari 2016

KOMODO



Sejarah Penemuan Komodo

Penemuan Komodo berawal sejak tahun 1910 yaitu ketika armada kapal Belanda menemukan makhluk misterius yang awalnya diduga sebagai "Naga" yang mendiami wilayah Kepulauan Sunda Lesser. Pada perkembangan selanjutnya penemuan ini ditindaklanjuti Letnan Steyn Van Hensbroek, seorang penjabat Administrasi Kolonial Belanda di kawasan Flores. Kemudian pada tahun 1912, Peter A. Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor mempublikasikan komodo kepada dunia lewat papernya, Ouwens memberi saran nama kadal raksasa " Varanus komodoensis" untuk komodo, sebagai pengganti julukan Komodo Dragon (Naga Komodo). Komodo kemudian dipercaya sebagai hewan unik yang langka, kemudian pada tahun 1915 pemerintah Belanda akhirnya menetapkan Pulau Komodo sebagai wilayah konservasi. Oleh masyarakat setempat biasa Komodo dinamakan Ora.


Ciri - ciri dan Habitat Komodo ( Varanus komodoensis)

Pada habitat liar, Komodo pada umumnya merupakan hewan soliter, kecuali selama musim kawin. Dengan panjang tubuh mencapai 3 meter menjadikan komodo sebagai spesies reptil terbesar di Dunia. Habitat Komodo hanya terbatas yaitu di kepulauan Sunda Lesser Rinca, Komodo, Flores dan pulau-pulau kecil Gili, Montang dan Padar. Padar tidak memiliki populasi permanen. Total jarak kurang dari 1.000 persegi. Km. Taman Nasional Komodo terdiri dari semua pulau di kawasan itu kecuali Flores.

Biasanya komodo jantan dewasa dapat tumbuh lebih besar daripada betina, sehingga pada usia dewasa komodo jantan dapat dibedakan secara visual. Sampai saat ini belum ditemukan ciri fisik yang dapat memastikan perbedaan komodo jantan dengan betina, terutama pada usia muda.

Komodo jantan memiliki warna kulit dari abu-abu gelap sampai merah batu bata. Sementara komodo betina berwarna hijau buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih dengan latar belakang warna hitam. Berat komodo jantan dewasa sekitar 50 sampai 60 kg, sedangkan berat komodo betina jarang yang melebihi 30 kg. Komodo juga memiliki ekor yang panjangnya sama dengan tubuhnya.

Komodo tidak mempunyai indera pendengaran, meskipun memiliki lubang telinga. Komodo mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun kurang baik ketika melihat di kegelapan malam. Lidah Komodo digunakan untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli, seperti reptil lainnya, dengan indera vomeronasal memanfaatkan organ Jacobson, suatu kemampuan yang dapat membantu navigasi pada saat gelap. Dengan bantuan angin komodo dapat mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4 sampai 9.5 kilometer jauhnya. Komodo juga dapat berlari hingga 20 kilometer per jam pada jarak dekat, serta dapat menyelam sampai sedalam 4.5 meter. Komodo juga diketahui pandai memanjat pohon menggunakan cakar mereka yang kuat untuk menangkap mangsa yang berada di atas pohon.

Pola Makan Komodo

Komodo dapat makan sampai 80% dari berat tubuhnya. Komodo memiliki sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam masing-masing gigi sepanjang sekitar 2.5 cm. Lidah komodo panjang, berwarna kuning dan bercabang. Air liur Komodo sering bercampur dengan sedikit darah dan giginya hampir seluruhnya dilapisi oleh jaringan Gingiva dan jaringan ini akan tercabik selama makan. Kondisi demikian menciptakan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan bakteri mematikan yang hidup di mulut Komodo. Dalam hal ini terdapat sekitar 50 jenis bakteri mematikan (lebih dari 28 bakteri Gram-negatif dan 29 Gram-positif) yang terdapat pada air liur Komodo. Hal inilah yang membuat gigitan komodo fatal karena infeksi bakterinya. Biasanya setelah mengigit komodo akan membiarkan mangsanya mati perlahan dulu sebelum memakannya. Komodo sendiri tahan kepada infeksi bakteri dari gigitan mereka sendiri

Mangsa komodo dewasa di habitat asli bervariasi seperti babi hutan, rusa Timor, kerbau liar, bahkan pula komodo lain yang bertubuh lebih kecil. Kadangkala mereka juga bisa memangsa penyu, kuda liar, monyet, dan lain sebagainya. Komodo dengan ukuran yang lebih kecil akan turut makan hasil tangkapan komodo besar jika komodo besar telah selesai makan atau mereka berusaha mencurinya walau sering diusir komodo besar. Sementara itu Anak komodo yang masih muda memangsa ular, burung, tikus, kadal, dan serangga.


Reproduksi Komodo

Harapan hidup dari Komodo adalah antara 20 sampai 40 tahun dan dapat hidup lebih dari 50 tahun. Musim kawin komodo yaitu antara bulan Mei dan Agustus, sementara telur komodo diletakkan pada bulan September. Komodo betina bersifat antagonis dan melawan dengan gigi dan cakar mereka selama awal fase berpasangan. Selanjutnya, jantan harus sepenuhnya mengendalikan betina selama masa kawin agar tidak terluka. Komodo bisa bersifat monogamus dan membentuk pasangan yang merupakan sifat yang langka untuk bangsa reptil.

Selama musim kawin komodo jantan akan mempertahankan betina dan wilayahnya walaupun harus bertarung dengan jantan lainnya. Betina kemudian akan meletakkan telurnya di lubang tanah, mengorek tebing bukit atau gundukan sarang burung yang telah ditinggalkan. Komodo lebih suka menyimpan telur-telurnya di sarang yang telah ditinggalkan. Dalam sebuah sarang komodo berisi rata - rata 20 telur yang akan menetas setelah 7 - 8 bulan. Betina akan berbaring di atas telur-telur itu untuk mengerami dan melindunginya sampai menetas di sekitar pada bulan april, tepat pada akhir musim hujan ketika terdapat sangat banyak serangga yang akan menjadi makanan bagi komodo muda.

Komodo muda akan menghabiskan tahun-tahun pertamanya di atas pohon, tempat mereka relatif aman dari predator, termasuk dari komodo dewasa yang juga bersifat kanibal. Sekitar 10% dari makanannya adalah biawak-biawak muda yang berhasil diburu. Komodo membutuhkan rentang antara tiga sampai lima tahun untuk menjadi komodo dewasa. Di samping proses reproduksi yang normal, terdapat beberapa contoh kasus komodo betina menghasilkan anak tanpa kehadiran pejantan (partenogenesis), fenomena yang juga diketahui muncul pada beberapa spesies reptil lainnya seperti pada Cnemidophorus.

Klasifikasi Ilmiah Komodo

Klasifikasi ilmiah komodo yaitu Kerajaan : Animalia; Filum : Chordata; Kelas : Reptilia; Ordo : Squamata; Upaordo : Autarchoglossa; Famili : Varanidae; Genus: Varanus; Spesies : Varamus komodoensis



Template by : kendhin x-template.blogspot.com