Apakah yang akan kalian lakukan bila
tiba-tiba ada cahaya matahari yang memantul
melalui kaca spion dan mengenai mata
kalian? Tentu kalian akan memberikan reaksi, ada yang memalingkan muka, ada
yang menyempitkan kelopak mata, ada yang berusaha menghalangi cahaya dengan
telapak tangan. Reaksi yang kalian lakukan tersebut merupakan suatu kegiatan
yang dikendalikan oleh suatu pengendali atau pengontrol di dalam tubuh, yang
disebut sistem koordinasi. Kalian akan dikenalkan dengan sistem koordinasi
sehingga nantinya kalian akan dapat mendeskripsikan sistem koordinasi, alat
indra pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Tugas koordinasi tersebut
dilakukan oleh hormon, saraf dan indra. Dalam sistem koordinasi diperlukan tiga
komponen agar fungsi koordinasi tersebut dapat berlangsung yaitu reseptor,
konduktor, dan efektor.
A. PENDAHULUAN
Dalam sistem koordinasi diperlukan
tiga komponen agar fungsi koordinasi dapat berlangsung, yaitu reseptor,
konduktor, dan efektor.
1. Reseptor
Reseptor adalah bagian tubuh yang
berfungsi sebagai penerima rangsangan. Bagian yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan tersebut adalah indra.
2. Konduktor
Konduktor adalah bagian tubuh yang
berfungsi sebagai penghantar rangsangan. Bagian tersebut adalah sel-sel saraf
(neuron) yang membentuk sistem saraf. Sel-sel saraf ini ada yang berfungsi
membawa rangsangan ke pusat saraf ada juga yang membawa pesan dari pusat saraf.
3. Efektor
Efektor adalah bagian tubuh yang
menanggapi rangsangan, yaitu otot dan kelenjar (baik kelenjar endokrin dan
kelenjar eksokrin).
B. SISTEM SARAF
Sebagai sistem koordinasi, sistem
saraf mempunyai fungsi:
1. Pengendalian kerja alat-alat tubuh
agar bekerja serasi.
2. Alat komunikasi antara tubuh dengan
lingkungan di luar tubuh, yang dilakukan oleh ujung saraf pada indra, dan
lingkungan dalam tubuh.
3. Pusat kesadaran, kemauan, dan
pikiran. Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka sistem saraf tersusun oleh
berbagai organ, jaringan dan juga komponen terkecil yaitu sel.
1. Sel Saraf
Sistem
saraf tersusun oleh komponen-komponen terkecil yaitu sel-sel saraf atau neuron.
Neuron inilah yang berperan dalam menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel
saraf terdiri tiga bagian utama yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson).
a. Badan sel
Badan sel saraf mengandung inti sel
dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat
mitokondria yang berfungsi sebagai
penyedia energi untuk membawa rangsangan.
b. Dendrit
Dendrit adalah serabut-serabut yang
merupakan penjuluran sitoplasma. Pada umumnya sebuah neuron mempunyai banyak
dendrit dan ukuran dendrit pendek. Dendrit berfungsi membawa rangsangan ke
badan sel.
c. Neurit (akson)
Neurit atau akson adalah
serabut-serabut yang merupakan penjuluran sitoplasma yang panjang. Sebuah
neuron memiliki satu akson. Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari
badan sel ke sel saraf lain. Neurit dibungkus oleh selubung lemak yang disebut
myelin yang terdiri atas perluasan membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi
untuk isolator dan pemberi makan sel saraf. Antara neuron satu dengan neuron
satu dengan neuron berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi
membentuk celah yang sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron
dengan dendrit neuron lain tersebut dinamakan sinapsis.
Pada bagian sinaps inilah suatu zat
kimia yang disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk
membawa impuls dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya.
Berdasarkan bentuk dan fungsinya
neuron dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a. Neuron sensorik
Neuron sensorik adalah neuron yang
membawa impuls dari reseptor (indra) ke pusat susunan saraf (otak dan sumsum
tulang belakang).
b. Neuron motorik
Neuron motorik adalah neuron yang
membawa impuls dari pusat susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
c. Neuron konektor
Neuron konektor adalah neuron yang
membawa impuls dari neuron sensorik ke neuron motorik.
2. Jalan yang Dilalui
Impuls
Pada umumnya kita menggerakkan bagian
badan karena kemauan kita atau atas perintah otak. Menulis, membuka payung,
mengambil makanan atau berjalan merupakan contoh gerak yang kita sadari,
sehingga gerak semacam ini disebut gerak sadar. Pada gerak sadar ini, gerakan
tubuh dikoordinasi oleh otak.
Rangsangan yang diterima oleh reseptor
(indra) disampaikan ke otak melalui neuron sensorik. Di otak rangsangan tadi
diartikan dan diputuskan apa yang akan dilakukan. Kemudian otak mengirimkan
perintah ke efektor melalui neuron motorik. Otot (efektor) bergerak
melaksanakan perintah otak. Secara ringkas lintasan/jalan gerak sadar tersebut
dapat kita buat skema sebagai berikut.
Rangsangan→
neuron sensorik→ otak→ neuron motorik gerak
Kadang-kadang bagian tubuh kita juga
melakukan suatu gerakan yang terjadinya secara tiba-tiba tanpa disadari.
Misalnya saat lutut kita diketuk/ dipukul pada bagian tendon. Akibatnya secara
tidak sadar, kaki kita akan menyentak. Gerakan yang dilakukan oleh kaki
tersebut terjadi secara tiba-tiba dan tidak diperintah oleh otak. Gerak semacam
ini disebut gerak refleks. Secara ringkas lintasan gerak refleks dapat kita
buat skema sebagai berikut.
Rangsangan→
neuron sensorik→ sumsum tulang belakang→
neuron motorik →gerak
Tapi kalian harus tahu bahwa jalannya
impuls gerak refleks ada dua macam yaitu lintasan refleks spinalis dan lintasan
refleks cranialis.Lintasan refleks spinalis yaitu lintasan gerak refleks yang
melalui sumsum tulang belakang. Contohnya gerakan mengangkat kaki secara tiba-tiba
saat lutut kita dipukul. Sedangkan lintasan cranialis yaitu bila lintasan gerak
refleks melalui otak, tetapi otak memberikan tanggapan secara langsung tanpa
kesadaran manusia. Contoh gerak refleks yang melalui lintasan cranialis adalah
gerak mengecilnya pupil mata apabila mata menerima cahaya yang terang.
3. Susunan Saraf
Manusia
Jutaan sel-sel saraf bergabung
membentuk suatu sistem yang dinamakan sistem saraf. Sistem saraf manusia
terdiri dari susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi. Susunan saraf pusat
terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang sedangkan susunan saraf tepi
tersusun atas serabut-serabut saraf yang menuju ke susunan saraf pusat dan dari
susunan saraf pusat ke seluruh tubuh.
4.
Sistem Saraf Pusat
Seluruh kegiatan tubuh manusia diatur
oleh pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
a. Otak
Otak terletak di rongga tengkorak dan
dibungkus oleh tiga lapis selaput kuat yang disebut meninges. Selaput paling
luar disebut duramater, paling dalam adalah piamater dan yang tengah disebut
arachnoid. Di antara ketiga selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal yang
berfungsi untuk mengurangi benturan atau goncangan. Peradangan yang terjadi
pada selaput ini dinamakan meningitis. Penyebabnya bisa karena infeksi virus.
Otak manusia terbagi menjadi tiga
bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil
(cerebellum) dan batang otak.
1) Otak
besar (cerebrum)
Otak besar manusia terletak di dalam
tulang tengkorak. Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan terbagi
atas dua belahan. Belahan otak kiri melayani tubuh sebelah kanan dan belahan
otak kanan melayani tubuh sebelah kiri. Otak besar terdiri atas dua lapisan.
Lapisan luar berwarna kelabu disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf.
Lapisan dalam berwarna putih berisi serabut-serabut saraf. Otak besar berfungsi
sebagai pusat kegiatankegiatan yang disadari seperti berpikir, mengingat,
berbicara, melihat, mendengar, dan bergerak.
2) Otak
kecil (cerebellum)
Otak kecil terletak di bawah otak
besar bagian belakang. Susunan otak kecil seperti otak besar. Terdiri atas
belahan kanan dan kiri serta terbagi menjadi dua lapis. Lapisan luar berwarna
kelabu dan bagian dalam berwarna putih. Belahan kanan dan kiri otak kecil
dihubungkan oleh jembatan Varol. Otak kecil berfungsi untuk mengatur
keseimbangan tubuh dan mengkoordinasi kerja otototot ketika kita bergerak.
3) Sumsum
lanjutan
Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah
batang otak serta menghubungkan pons Varoli dengan sumsum tulang belakang.
Sumsum tulang belakang berfungsi sebagai:
a) pusat pengendali pernapasan,
b) menyempitkan pembuluh darah,
c) mengatur denyut jantung,
d) mengatur suhu tubuh.
b. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang terdapat
memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher
sampai ruas tulang pinggang ke dua. Sumsum tulang belakang juga dibungkus oleh
selaput meninges.
Bila diamati secara melintang, sumsum
tulang belakang bagian luar tampak berwarna putih (substansi alba) dan bagian
dalam yang berbentuk seperti kupu-kupu, berwarna kelabu (substansi grissea).
Pada bagian yang berwarna putih banyak mengandung akson (neurit) yang
diselimuti myelin. Bagian ini untuk menghantarkan impuls menuju otak dan dari
otak menuju efektor. Bagian yang berwarna kelabu mengandung serabut saraf yang
tidak ada myelinnya. Bagian ini dibedakan dua yaitu akar dorsal atau akar
posterior dan akar ventral atau akar anterior. Akar dorsal mengandung neuron
sensorik dan akar ventral mengandung neuron motorik. Sumsum tulang belakang berfungsi
untuk:
a) menghantarkan impuls dari dan ke
otak,
b) memberi kemungkinan jalan terpendek
gerak refleks.
5. Susunan Saraf Tepi
Susunan saraf tepi tersusun atas
serabut serabut saraf dari dan ke pusat susunan saraf. Susunan saraf tepi
berupa 12 pasang serabut saraf dari otak dan 31 pasang serabut saraf dari
sumsum tulang belakang.
a. Saraf otak (saraf cranial)
Saraf otak terdapat pada bagian kepala
yang keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak.
Urat saraf ini berjumlah 12 pasang, berhubungan erat dengan otot mata, telinga,
hidung, lidah dan kulit. Dari kedua belas saraf otak tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu:
1) saraf sensorik : saraf nomor I, II,
VIII
2) saraf motorik : saraf nomor III,
IV, VI, XI, XII
3) saraf gabungan sensorik dan motorik
: saraf nomor V, VII, IX, dan X
Ada saraf yang memiliki jangkauan
fungsi sangat luas yaitu saraf nomor X (saraf vagus). Sehingga disebut saraf
pengembara. Sifat kerja saraf vagus seperti saraf parasimpatik.
b. Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal)
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah
31 pasang yang keluar dari:
1) Ruas-ruas tulang leher : 8 pasang
2) Ruas-ruas tulang punggung : 12
pasang
3) Ruas-ruas tulang pinggang : 5
pasang
4) Ruas-ruas tulang kelangkang : 5
pasang
5) Ruas-ruas tulang ekor : 1 pasang
Semua saraf sumsum tulang belakang
bersifat campuran artinya saraf ini untuk meneruskan impuls dari reseptor ke
sistem saraf pusat juga meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot
rangka tubuh. Semua neuron sensorik masuk ke sumsum tulang belakang melalui
akar dorsal dan neuron motorik keluar dari sumsum tulang belakang melalui akar
ventral.
6. Sistem Saraf Tak
Sadar (Saraf Autonom)
Sistem saraf autonom merupakan bagian
dari susunan saraf tepi yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara
otomatis. Sistem saraf autonom mengendalikan kegiatan organ-organ dalam seperti
otot perut, pembuluh darah, jantung dan alat-alat reproduksi. Menurut
fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua macam yaitu:
a. Sistem saraf simpatik
b.
Sistem saraf parasimpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas 25
pasang ganglion yang berasal dari:
1) Ruas tulang belakang : 3 pasang
2) Ruas tulang punggung : 11 pasang
3) Ruas tulang pinggang : 4 pasang
4) Ruas tulang kelangkang : 4 pasang
5) Ruas tulang ekor : 3 pasang
Dari ganglion-ganglion tersebut keluar
serabut saraf yang mengendalikan kerja organ seperti jantung, pembuluh darah,
kelenjar keringat dan semua alat dalam. Serabut saraf dari sistem saraf
parasimpatik juga menuju organ-organ yang dikendalikan oleh saraf simpatik.
Sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik bekerja secara antagonis
(berlawanan) dalam mengendalikan kerja suatu organ. Organ atau kelenjar yang
dikendalikan oleh sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik disebut
sistem pengendalian ganda. Apabila suatu organ menjadi aktif karena rangsangan
saraf simpatik, maka di lain pihak akan dilambatkan atau dihentikan oleh saraf
parasimpatik.
C.
SISTEM INDRA
Di bagian awal pokok bahasan ini sudah
disinggung bahwa indra berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang
berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indra yang berfungsi
sebagai penerima rangsangan yaitu:
1. Mata, sebagai penerima rangsang
cahaya (fotoreseptor).
2. Telinga, sebagai penerima rangsang
getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indra keseimbangan (statoreseptor).
3. Hidung, sebagai penerima rangsang
bau berupa gas (kemoreseptor).
4. Lidah, sebagai penerima rangsang
zat yang terlarut (kemoreseptor).
5. Kulit, sebagai penerima rangsang
sentuhan (tangoreseptor) dan suhu (temperatur).
Tiap indra akan berfungsi dengan
sempurna apabila:
1. Indra tersebut secara anatomi tidak
ada kelainan.
2. Bagian untuk penerima rangsang
bekerja dengan baik.
3. Saraf-saraf yang membawa rangsang
dari dan ke otak bekerja baik.
4. Pusat pengolahan rangsang di otak
bekerja baik.
Bila salah satu dari bagian tersebut
rusak atau terganggu, maka hubungan dengan dunia luar akan terganggu juga.
1. Mata
Mata berfungsi untuk menerima rangsang
berupa cahaya, karena di dalamnya terdapat reseptor penerima cahaya yang
disebut fotoreseptor. Mata terletak di dalam rongga mata yang dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak. Selain itu mata juga dilindungi oleh:
a. Kelopak
mata,
berupa kulit tipis yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu atau sentuhan
benda.
b. Bulu
mata,
untuk melindungi mata dari cahaya yang terlalu menyilaukan.
c. Alis, untuk melindungi mata
dari aliran keringat dan air hujan.
d. Air mata
yang
dihasilkan oleh kelenjar air mata, untuk menjaga kelembapan mata dan
membersihkan mata dari debu dan bakteri.
Mata manusia berbentuk agak bulat
dengan garis tengah kurang lebih 2,5 sentimeter. Mata tersebut terdiri atas
tiga lapisan jaringan yaitu:
a. Lapisan sklera atau selaput putih
Merupakan lapisan paling luar, sangat
kuat. Lapisan ini berwarna putih sehingga sering disebut lapisan putih mata. Di
bagian depan lapisan ini membentuk kornea yang bening, untuk menerima cahaya
masuk ke dalam mata. Kornea ini selalu basah oleh air mata yang dihasilkan oleh
kelenjar air mata.
b. Lapisan koroid atau selaput hitam
Merupakan lapisan di bawah sklera dan
lapisan tengah bola mata. Bagian ini banyak mengandung melanin dan pembuluh
darah. Berfungsi untuk menghentikan refleksi cahaya yang menyimpang di dalam
mata. Di bagian depan mata, koroid membentuk iris. Iris ini mengandung pigmen hitam,
biru, hijau atau coklat, sehingga dapat sebagai penentu warna mata. Di bagian
tengah iris terdapat pupil yang merupakan celah (bukaan), untuk mengatur
intensitas cahaya yang masuk mata. Di belakang iris terdapat lensa mata
berbentuk cembung di kedua sisi yang diikat oleh ligamen
suspensori. Mencembung atau memipihnya
lensa menyebabkan mata berakomodasi.
c. Retina atau selaput pelangi
Retina adalah lapisan mata paling
dalam. Pada lapisan ini terdapat bagian yang paling peka terhadap cahaya yaitu
bintik kuning (fovea). Selain itu pada retina juga terdapat bintik buta, yaitu
tempat keluarnya saraf mata. Pada retina tersusun kurang lebih 125 juta selsel
batang (sel basilus) yang mampu menerima rangsang cahaya tidak berwarna dan
untuk melihat pada keadaan cahaya redup. Selain sel batang, pada retina juga
terdapat kurang lebih 7 juta sel kerucut (sel konus) yang berfungsi menerima
rangsang cahaya kuat dan berwarna. Sel kerucut lebih banyak terdapat pada
bagian bintik kuning (fovea centralis). Jadi bila ingin melihat suatu benda
dengan jelas, maka bayangan harus jatuh di bagian ini.
Di retina juga dijumpai daerah yang
sama sekali tidak mengandung sel batang ataupun sel kerucut. Bagian ini disebut
bintik buta. Bila cahaya jatuh di daerah ini, kita tidak bisa melihat apa-apa.
Suatu benda dapat dilihat oleh mata,
bila benda tersebut memantulkan cahaya. Cahaya yang dipantulkan oleh benda
masuk ke mata melalui kornea dan diteruskan ke lensa melalui pupil. Oleh lensa,
cahaya tersebut dibiaskan dan difokuskan di retina sehingga membentuk bayangan
kecil dan terbalik pada retina. Tetapi oleh otak bayangan tersebut diartikan
seperti gambar yang kita lihat.
Proses
melihat dapat dijelaskan sebagai berikut.
Cahaya
dipantulkan oleh benda →ditangkap oleh kornea → melewati pupil → lensa
→aqueos humor →retina →bayangan →otak →kesan melihat
Bayangan benda yang jatuh pada bintik
buta tidak akan terlihat.
2. Telinga
Telinga merupakan tempat beradanya
indra pendengaran dan keseimbangan. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian
yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
a. Telinga luar
Telinga luar terdiri atas:
1) Daun telinga, berfungsi untuk
menampung atau mengumpulkan gelombang bunyi. 2) Liang telinga (saluran
auditori), berfungsi untuk menyalurkan gelombang bunyi ke selaput gendang
telinga. Liang telinga panjangnya kurang lebih 2,5 sentimeter. Di sepanjang
dinding liang telinga terdapat rambut halus, kelenjar minyak dan kelenjar
keringat, yang berfungsi menghalangi debu dan air yang masuk.
3) Selaput gendang telinga (membran
tymphani), yang membatasi telinga luar dan telinga tengah. Berfungsi untuk
menangkap getaran.
b. Telinga tengah
Telinga bagian tengah terdiri atas:
1) Tulang-tulang pendengaran (osikel),
yaitu berupa tiga tulang kecil yang bersambung dari selaput gendang telinga
menuju telinga dalam. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (malleus),
yang letaknya paling luar berhubungan dengan selaput gendang telinga.
Berikutnya adalah tulang landasan (inkus) yang menghubungkan martil dan
sanggurdi. Tulang paling dalam adalah tulang sanggurdi (stapes), yang melekat
dengan saluran rumah siput pada tingkap jorong.
2) Saluran Eustachius, yaitu saluran
sempit yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang tenggorokan.
Saluran ini terbuka saat kita mengunyah, menguap, bersin atau membuka mulut.
Fungsi saluran ini adalah untuk memasukkan udara ke rongga telinga tengah
sehingga tekanan udara di kedua gendang telinga sama dengan udara di luar
tubuh.
c. Telinga dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas:
1) Tingkap jorong dan tingkap bulat,
merupakan membran yang terdapat pada pangkal saluran rumah siput (kokhlea).
Tingkap jorong merupakan membran berbentuk oval yang berhubungan dengan tulang
sanggurdi. Sedangkan tingkap bundar merupakan membran berbentuk bundar/ bulat.
Tingkap berfungsi untuk menyalurkan getaran ke telinga dalam dan tingkap bulat
sebagai penyeimbang getaran.
2) Saluran rumah siput (kokhlea),
yaitu saluran berbentuk spiral menyerupai rumah siput. Di dalam kokhlea ( di
bagian tengah) terdapat organ corti, yang berisi ribuan "sel rambut"
yang peka terhadap getaran. Impuls yang timbul di dalam sel rambut tersebut
diteruskan oleh saraf auditori ke otak.
3) Tiga saluran setengah lingkaran
(kanalis semi sirkularis), yaitu tiga buah saluran setengah lingkaran yang satu
dengan yang lain membentuk sudut 90°. Pada ujung setiap saluran terdapat
penebalan (menggelembung) yang disebut ampulla dan bergabung dengan utrikulus
dan sakulus. Bagaimanakah kita dapat mendengar suatu bunyi? Kita dapat
mendengar suatu bunyi pada dasarnya dengan urutan sebagai berikut.
1) Gelombang bunyi diterima daun
telinga.
2) Gelombang bunyi disalurkan masuk
oleh liang telinga.
3) Gelombang bunyi menggetarkan
gendang telinga.
4) Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang.
pendengaran (osikel).
5) Getaran diteruskan ke tingkat
jorong dan menggetarkan cairan limfe di dalam kokhlea.
6) Getaran cairan limfe di dalam
kokhlea menggerakkan sel reseptor organ korti, yang menghasilkan impuls untuk
dihantarkan oleh saraf pendengar ke otak untuk diartikan.
7) Getaran cairan limfe juga
menggerakkan tingkap bulat bergerak keluar masuk untuk mengatur tekanan udara
di dalam agar seimbang dengan tekanan di luar. Bunyi yang didengar manusia
adalan bila bunyi tersebut mempunyai frekuensi 20 20 000 getaran/detik (Hz).
Selain sebagai indra pendengaran,
telinga juga sebagai indra keseimbangan. Fungsi keseimbangan ini terdapat pada
telinga dalam yang dilaksanakan oleh tiga saluran setengah lingkaran utrikulus
dan sakulus. Dengan adanya tiga organ tersebut maka telinga bagian dalam dapat
mendeteksi:
1) Posisi tubuh yang berhubungan
dengan gravitasi (keseimbangan statis) yang dilakukan oleh utrikulus dan
sakulus.
2) Gerakan tubuh (keseimbangan
dinamis) yang dilakukan oleh tiga saluran setengah lingkaran. Pada ujung setiap
saluran setengah lingkaran terdapat struktur yang disebut ampulla. Di dalamnya
terdapat reseptor menyerupai rambut yang berhubungan dengan serabut saraf otak.
Sel-sel yang menyerupai rambut tersebut menghadap ke bagian yang berbentuk
jeli. Dengan adanya gerakan tubuh (kepala), maka cairan yang ada di dalam
saluran setengah lingkaran bergerak dan merangsang sel reseptor seperti rambut
tersebut. Oleh sel reseptor gerakan tersebut diubah menjadi impuls dan diteruskan
ke otak dan otak memerintah otot menjaga keseimbangan tubuh. Sedangkan di
utrikulus dan sakulus terdapat batu kecil yang disebut otolith. Batu tersebut
merangsang dengan cara menekan sel reseptor serta bereaksi terhadap gravitasi.
Otak akan dapat menentukan posisi kepala dari gerakannya.
3. Hidung
Hidung manusia merupakan organ tempat
beradanya reseptor pembau (khemoreseptor). Maka dengan organ ini kita dapat
mengetahui berbagai macam bau. Bahkan hanya dengan mambau saja kita dapat
mengetahui nama benda tanpa harus melihatnya. Sel-sel reseptor yang berfungsi
untuk menerima rangsangan zat kimia berupa uap terletak di rongga hidung bagian
atas. Daerah ini memiliki ukuran sekitar 250 mm2. Sel-sel reseptor ini
mempunyai rambut-rambut halus (silia) di ujungnya dan diliputi selaput lendir
yang berfungsi sebagai pelembap. Dari sel-sel reseptor ini rangsang dibawa oleh
serabut saraf menuju pusat pembau di otak.
Kita dapat membau suatu zat karena zat
yang berupa uap tersebut masuk ke rongga hidung sewaktu kita menarik napas. Zat
tersebut akan dilarutkan pada selaput lendir dan merangsang sel-sel reseptor,
kemudian dibawa oleh saraf pembau ke otak sehingga kita dapat mengetahui bau
tersebut.
Proses
membau dapat dijelaskan sebagai berikut.
Bau di udara pernapasan →masuk rongga
hidung →larut dalam selaput lendir →diterima saraf pembau →menuju otak →terjadi
kesan bau.
4. Lidah
Lidah merupakan tempat beradanya indra
pengecap (khemoreseptor). Zat yang dapat dikecap adalah zatzat kimia berupa
larutan. Pada saat kita mengecap makanan, rasa yang timbul sebenarnya adalah
perpaduan antara rasa dan bau. Oleh karena itu indra pengecap erat kaitannya
dengan indra pembau. Lidah terbentuk oleh jaringan otot yang ditutupi oleh
selaput lendir yang selalu basah dan berwarna merah jambu. Di dalam mulut,
permukaan lidah terasa halus dan licin. Coba kalian perhatikan lidah kalian di
cermin, maka akan tampak tonjolan-tonjolan kecil di permukaan lidah. Tonjolan
kecil itu disebut papila. Ada tiga jenis papila yang ada di permukaan lidah
yaitu:
a. Papila sirkumvalata, yang berbentuk
cincin. Papila ini terdapat di pangkal lidah, berjajar membentuk huruf V.
b. Papila fungiformis, yang berbentuk
seperti jamur. Papila ini menyebar di permukaan ujung dan sisi lidah.
c. Papila filiformis, yang berbentuk
seperti rambut. Papila ini merupakan papila terbanyak. Papila ini lebih banyak
berfungsi sebagai perasa sentuhan daripada pengecap.
Pada papila-papila inilah terdapat
kuncuppengecap yang merupakan kumpulan ujung-ujung saraf pengecap dan oleh serabut-serabut
saraf dihubungkan dengan otak. Suatu zat dapat dirasakan oleh lidah bila zat
tersebut berupa larutan. Larutan tersebut kemudian memenuhi parit-parit di
sekitar papila-papila. Karena pada papila tersebut terdapat kuncup-kuncup
pengecap, maka zat yang mengisi parit tersebut merangsang kuncup pengecap.
Rangsangan ini diteruskan oleh serabut saraf menuju ke otak untuk diartikan.
Kuncup-kuncup pengecap dapat
membedakan empat rasa pokok yaitu asam, pahit, manis dan asin. Namun terkadang
kita juga dapat merasakan lebihdari empat rasa tersebut. Hal ini terjadi karena
melibatkan faktor-faktor lain yaitu:
a. Kombinasi keempat rasa utama
tersebut menghasilkan rasa baru.
b. Peranan reseptor-reseptor pencium,
suhu dan sentuhan.
Keempat rasa tersebut di atas,
dirasakan oleh kuncup-kuncup pengecap yang berbeda dan kuncupkuncup tersebut
berkumpul pada bagian tertentu di permukaan lidah. Namun tiap orang mempunyai
variasi keluasan daerah penyebaran rasa tersebut.
5. Kulit
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga
berfungsi sebagai indra perasa dan peraba. Reseptor-reseptor yang terdapat pada
kulit adalah:
a. Korpus meissner, yang terletak di dekat permukaan kulit. Berfungsi untuk
menerima rangsang sentuhan/ rabaan. Reseptor ini tersebar tidak merata di permukaan
kulit. Ujung jari memiliki paling banyak reseptor peraba.
b. Korpus pacini, yang berfungsi menerima rangsang tekanan. Letaknya di
bawah lapisan dermis.
c. Korpus ruffini, berfungsi untuk menerima rangsang panas. Letaknya di
lapisan dermis.
d. Korpus krause,
befungsi untuk menerima rangsang dingin. Letaknya di lapisan dermis.
e. Ujung saraf tanpa selaput, yang peka terhadap rasa sakit/ nyeri.
Letaknya di lapisan epidermis. Saraf ini sangat penting untuk keselamatan
tubuh. Jika terjadi sesuatu yang tidak menguntungkan, saraf ini cepat bereaksi,
antara lain dengan adanya gerak refleks.
D. KELAINAN DAN
PENYAKIT PADA SISTEM INDRA
Beberapa kelainan atau penyakit pada
alat indra yang biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1. Miopi (Rabun Jauh)
Yaitu kelainan pada mata dimana
bayangan yang dibentuk oleh lensa jatuh di depan retina. Kelainan ini terjadi
karena lensa mata terlalu cembung atau garis tengah mata panjang. Kelainan ini
dapat ditolong dengan menggunakan lensa negatif.
2. Hypermetropi
(Rabun Dekat)
Yaitu kelainan mata dimana bayangan
yang dibentuk oleh lensa jatuh di belakang retina. Kelainan ini terjadi karena
lensa mata terlalu pipih atau garis tengah mata pendek. Kelainan ini dapat
ditolong dengan menggunakan lensa positif.
3. Presbiopi
Yaitu kelainan pada mata karena tidak
elastisnya lensa mata untuk berakomodasi. Penderita kelainan ini biasanya
menggunakan lensa ganda yaitu lensa positif dan lensa negatif.
4. Rabun Senja
Kelainan pada mata karena defisiensi
vitamin A. Akibatnya penderita kesulitan melihat benda saat terjadi perubahan
dari terang ke gelap atau saat senja.
5. Katarak
Yaitu mengeruhnya lensa mata, yang
dapat disebabkan oleh kekurangan vitamin B atau juga faktor usia.
0 komentar :
Posting Komentar