Ekskresi adalah pengeluaran zat-zat
sisa hasil metabolisme tubuh yang tidak berguna, zat-zat-zat sisa ini
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui suatu sistem yang disebut sistem ekskresi.
Zat-zat sisa ini jika tidak dibuang maka akan menjadi racun bagi tubuh.
Ekskresi melibatkan organ-organ yang
disebut sistem ekskresi yang berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh dengan
cara osmoregulasi atau mengatur konsentrasi bahan yang terlarut dalam cairan
tubuh.
A.
SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
Manusia memiliki organ-organ atau alat
ekskresi yang berfungsi membuang zat-zat sisa hasil metabolisme. Organ-organ
ekskresi pada manusia yaitu ginjal, hati, kulit, dan paru-paru.
Alat-alat
Ekskresi pada manusia berupa ginjal, kulit,
paru-paru,
dan kelenjar keringat
1.
Ginjal
a.
Letak dan Fungsi Ginjal
Ginjal adalah organ eksresi yang
paling utama, berjumlah sepasang yang terletak disebelah kiri dan kanan di
dalam rongga perut, letak ginjal kiri lebih tinggi karena diatas ginjal kanan
terdapat hati.
Letak
Ginjal di dalam tubuh manusia
Dalam dunia kedokteran ginjal biasa
disebut dengan ‘ren’ (renal/kidney), berbentuk seperti kacang merah dengan
berat kira-kira 120 - 170 gram, setiap menit 20 – 25 % darah dipompa oleh jantung
yang mengalir menuju ginjal.
Ginjal memiliki fungsi penting sebagai
organ ekskresi dalam tubuh manusia, fungsi ginjal antara lain :
1)
Membuang
sisa-sisa metabolisme seperti urea, asam urat, serta zat lain yang bersifat
merugikan tubuh atau bersifat racun.
2)
Sebagai
organ homeostatis seperti menjaga keseimbangan air dalam tubuh dan mengatur
volume plasma darah dan air.
3)
Menjaga
keseimbangan asam dan basa cairan darah dengan mengatur pH plasma dan cairan
tubuh dengan cara mengekskresikan urine yang bersifat asam atau basa.
4)
Memelihara
keseimbangan konsentrasi garam-garam tertentu serta menjaga tekanan osmosis.
5)
Menghasilkan
zat-zat yang berguna bagi tubuh seperti Eritropoietin (EPO), Renin, dan
Kalsitriol. Eritropoitin merangsang sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah
merah.
b.
Struktur Ginjal
Ginjal tersusun atas 3 (tiga) bagian
yaitu korteks (kulit) yang merupakan bagian terluar ginjal, medula (sumsum
ginjal), kemudian pelvis renalis yang merupakan ruang ginjal.
Bagian-bagian
pada Ginjal
Pada bagian korteks terdapat banyak
sekali nefron, nefron adalah unit fungsional dan struktural terkecil pada
ginjal, pada manusia terdapat kurang lebih satu juta nefron.
Nefron merupakan alat penyaring yang
terdiri dari beberapa bagian antara lain :
1)
Badan
Malpighi yang terdiri atas:
-
Glomerulus
-
Kapsula
Bowman (menyelubungi glomerulus)
2)
Saluran
Nefron (tubulus kontortus) yang terdiri atas :
-
Tubulus
kontortus proksimal
-
Tubulus
kontortus distal
-
Tubulus
kontortus kolektifus
-
Lengkung
Henle
Proses
Filtrasi pada Ginjal
Glomerulus berhubungan dengan
arteriola aferen dan arteriola eferen, sehingga glomerulus ikut berperan
mengatur tekanan darah. Glomerulus berfungsi sebagai penyaring cairan darah.
Pada medula(sumsum ginjal) terdapat
piramida dan piala ginjal yang mengandung pembuluh-pembuluh yang berfungsi
untuk menampung hasil ekskresi, pembuluh-pembuluh ini terhubung dengan ureter
yang bermuara pada kantong kemih. Kantong kemih merupakan tempat penampungan
urine sementara dan jika telah penuh urine akan dikeluarkan melalui saluran
uretra.
Ginjal berperan dalam proses
pembentukan urine yang melewati beberapa proses yaitu filtrasi (penyaringan),
reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat-zat sisa).
1) Filtrasi
Pembentukan urine diawali melalui
proses filtrasi yang terjadi di glomerulus yang diawali dari darah yang dipompa
masuk melalui arteriola aferen, arteriola aferen memiliki diameter lebih besar
dan lebih pendek dari arteriola eferen yang berdiameter lebih kecil dan lebih
panjang, kondisi ini yang menyebabkan tekanan darah di arteriola aferen lebih
tinggi daripada arteriola eferen sehingga filtrasi dapat memungkinkan terjadi.
Pada proses ini berliter-liter darah didorong masuk ke dalam glomerulus yang
berukuran kecil.
Di glomerulus terdapat suatu struktur
sel-sel kapiler endotelium yang berpori, membran basiler dan epitel kapsula
bowman yang mempermudah proses filtrasi, faktor-faktor lain yang mempermudah
dan mendorong filtrasi adalah tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik.
Pada proses filtrasi, sel-sel darah,
trombosit, serta sebagian protein plasma disaring serta diikat agar tidak turut
dikeluarkan, sedangkan zat-zat lain seperti urea, glukosa, asam amino, natrium,
kalium, serta garam-garam lain dapat melewati saringan dan dapat diendapkan.
Hal ini terjadi karena ukuran zat-zat ini lebih kecil sehingga dapat melewati
membran.
Hasil dari filtrasi adalah urine
primer yang komposisinya masih serupa dengan darah hanya tidak mengandung
beberapa elemen selular seperti sel darah merah, selanjutnya cairan filtrasi
dari glomerulus akan menuju tubulus dan mengalami reabsorpsi.
2) Reabsorpsi
Pada prosesnya reabsorpsi terjadi
penyerapan kembali zat-zat berikut.
a) Reabsorpsi Air.
Air yang dapat menebus membran
filtrasi akan diabsorpsi sebelum mencapai ureter. Reabsorpsi air terjadi di
tubulus kontortus proksimal dan di tubulus kontortus distal. Di tubulus
kontortus proksimal terjadi proses reabsorpsi pasif melalui proses osmosis dan
di tubulus kontortus distal terjadi proses reabsorpsi aktif yang disebut
reabsorpsi fakultatif yang berlangsung sesuai kebutuhan. Reabsorpsi di tubulus
kontortus distal dipengaruhi oleh hormon Antidiuretik (ADH) yang disekresikan
oleh kelenjar hipofisis.
b) Reabsorpsi zat-zat yang penting bagi
tubuh.
Beberapa zat-zat penting bagi tubuh
seperti protein, asam amino, glukosa, asam asetat dan vitamin akan direabsorpsi
secara aktif di tubulus proksimal sehingga tidak ditemukan lagi di lengkung
Henle.
c) Reabsorpsi zat-zat tertentu
Reabsorpsi zat-zat tertentu dapat
terjadi secara transpor aktif dan difusi, zat-zat itu antara lain Na+,
K+, PO4-, NO-3. Ion-ion khususnya ion Na+
mengalami difusi dari sel tubulus menuju pembuluh kapiler. Difusi dapat terjadi
karena perbedaan konsentrasi ion di dalam dan diluar sel tubulus.
Setelah proses reabsorpsi maka tubulus
akan menghasilkan urine sekunder, dimana zat-zat yang masih diperlukan tidak
ditemukan lagi, sedangkan konsentrasi zat-zat yang merugikan tubuh atau
bersifat racun akan bertambah.
d) Augmentasi
Augmentasi merupakan proses penambahan
zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh ke dalam tubulus kontortus distal,
peristiwa ini disebut seksresi tubular. Sel-sel tubulus mensekresikan ion
hidrogen (NH3-) dan ion kalium (K+) ke dalam
tubulus dengan proses difusi, penambahan ion hidrogen dimaksudkan untuk menjaga
pH.
Selanjutnya setelah proses-proses
diatas terjadi, urine dikeluarkan dari dalam tubuh (mikturasi), biasanya ketika
urine di kantong kemih mencapau 200 – 300 ml maka akan timbul refleks rasa
ingin buang air kecil.
Sebagai organ Ekskresi ginjal juga
rentan mengalami gangguan dan penyakit berikut beberapa penyakit yang menyerang
ginjal:
1) Diabetes Mellitus (kencing manis)
Diabetes mellitus ditandai dengan
sering buang air kecil, rasa haus yang terus menerus serta mudah lapar. Diabetes
mellitus menyebabkan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah), diabetes
mellitus disebabkan kurangnya produksi insulin atau kurangnya sensitifitas
jaringan tubuh terhadap insulin.
Diabetes menyebabkan kadar gula darah
yang tinggi, jika kadar gula darah sampai 160 – 180 mg/dl maka glukosa akan
dikeluarkan bersama urine
2) Gagal Ginjal
Gagal ginjal disebabkan kerusakan
ginjal secara permanen yang menyebabkan ginjal gagal melaksanakan fungsinya,
gagal ginjal ditandai dengan edema (pembengkakan) tubuh serta hipertensi.
Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan
memungkinkan fungsi ginjal digantikan, pengantian fungsi ginjal tersebut
dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT) atau Terapi Penganti Ginjal
(TPG).
3) Batu Ginjal
Batu ginjal merupakan massa keras seperti
batu yang terbentuk di saluran kemih atau di ginjal. proses pembentukan batu
tersebut disebut urolitiasis. Batu ginjal dapat terbentuk apabila urine
mengalami jenuh terhadap garam-garam. Batu ginjal terdiri dari sekitar 80%
kalsium sedangkan sisanya berupa asam urat, dan sistin.
2.
Hati (hepar)
Hati terletak di dalam rongga perut
sebelah kanan dan dibawah tulang rusuk. Hati merupakan organ yang memiliki
berat sekitar 1,5 – 2 kg, merupakan Organ dalam terbesar dalam tubuh manusia,
hati memiliki warna merah tua.
Gambar
organ Hati dan Letaknya
Hati dapat memperbaharui sel-sel yang
sudah rusak karena luka atau penyakit. Sebagai organ ekskresi hati juga
berfungsi sebagai kelenjar dalam sistem pencernaan.
a.
Fungsi Hati
Hati mempunyai beberapa peranan penting
dalam tubuh manusia. Berikut beberapa fungsi hati:
1) Hati merupakan tempat untuk menyimpan
energi
Hati menyimpan energi dalam bentuk
glikogen. Ketika kadar gula (glukosa) dalam darah tinggi hati mengubah glukosa
menjadi glikogen, sebaliknya bila kadar gula darah rendah maka hati akan
mengubah glikogen menjadi glukosa.
2) Hati berperan sebagai pembersih
(detoksifikasi) zat-zat racun dan bibit penyakit.
Zat-zat racun yang masuk ke tubuh
seperti obat-obatan dan alkohol serta organisme asing atau bibit penyakit akan
dibersihkan dari aliran darah, hati akan menyerap zat-zat berbahaya tersebut
dan menetralkannya menggunakan cairan empedu.
3) Hati membentuk beberapa jenis protein
dan zat tertentu
Beberapa protein dan zat-zat penting
yang berguna bagi tubuh dihasilkan oleh hati. Beberapa protein itu antara lain.
-
Globin
: merupakan bahan utama pembentuk hemoglobin yang berperan membawa oksigen
dalam sel darah merah.
-
Globulin
: merupakan protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
-
Albumin
: berfungsi membantu ketersediaan unsur-unsur penting dalam darah seperti kalsium.
Selain itu hati juga memproduksi zat
kimia seperti fibrinogen dan prothrombin yang berperan dalam pembekuan darah
dan penyembuhan luka.
4) Hati sebagai tempat penyimpanan
vitamin
Hati mengumpulkan dan menyimpan
vitamin A, B, D, E, dan K. Vitamin-vitamin ini diambil dari aliran darah yang
dibawa ke hati oleh pembuluh portal hepatik.
5) Hati dapat memproduksi cairan empedu
Dalam sistem pencernaan hati
menghasilkan cairan empedu secara terus-menerus, empedu mengandung air, asam
empedu, garam empedu, kolesterol, fosfolipid (lesitin) dan zat warna
empedu(bilirubin dan biliverdin). Empedu berperan dalam mencerna serta
mengabsorpsi lemak dalam usus, mengaktifkan enzim lipase, serta membentuk urea
dan amoniak.
Hati menghasilkan empedu dari
penghancuran hemoglobin dan eritrosit yang telah tua, eritrosit akan dipecah
menjadi hemin, zat besi(Fe), dan globin. Zat besi dan globin akan disimpan dan
dikirim ke sumsum tulang untuk pembentukan hemoglobin dan antibodi yang baru.
Sedangkan hemin akan dirombak menjadi bilirubin dan biliverdin.
b.
Struktur Hati
Hati terdiri dari dua lobus utama
yaitu lobus kanan dan lobus kiri dengan posisi yang sedikit saling menindih.
Setiap lobus terdiri dari banyak lobulus yang merupakan unit terkecil yang
menyusun hati, lobulus memiliki panjang sekitar 1 mm dan berbentuk persegi
enam. Bagian luar hati diselaputi dengan kapsula hepatika.
Struktur
Hati pada Manusia
Dalam jaringan hati terdapat beberapa
pembuluh darah yaitu arteri hepatika dan vena portal hepatika. Darah mengalir
dari percabangan aorta menuju ke arteri hepatika dan menuju ke vena portal
hepatika lalu keluar dari hati melalui vena hepatika. Pertemuan antara arteri
hepatika dan vena portal hepatika membentuk sinusoid, pada sinusoid terjadi
spesialisasi sel membentuk sel kupffer yang bertugas memfagositosis organisme
asing dan zat-zat berbahaya, dari aktivitas fagositosis ini dihasilkan cairan
bilirubin yang diekskresikan kanalikuli menjadi empedu.
Jaringan hati tersusun atas sel-sel
hepatosit yang disetiap lapisnya dipisahkan oleh lakuna, sedang kanalikuli
membatasi setiap satu sel hepatosit dengan sel hepatosit lainnya.
c. Gangguan
dan Penyakit pada Hati
1)
Hepatitis(Radang
Hati)
Penyakit hepatitis menyebabkan
komplikasi yang parah pada organ hati, penyakit hepatitis seringkali disebabkan
oleh kebiasaan komsumsi alkohol dan sering menggunakan obat-obatan yang
berdosis tinggi atau karena infeksi virus hepatitis. Penyakit hepatitis yang
sering diwaspadai adalah hepatitis A, B, dan hepatitis C.
-
Hepatitis
A :
Disebabkan
oleh virus hepatitis A, yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan hati secara
tiba-tiba,hal ini sering disebabkan lingkungan yang kotor dimana virus
hepatitis A biasanya berada di air yang kotor.
-
Hepatitis
B:
Disebabkan
oleh virus hepatitis B yang menyebabkan kerusakan pada jaringan hati, umumnya
menyerang orang dewasa atau sebagai akibat dari kekebalan tubuh yang menurun.
-
Hepatitis
C:
Terjadi
karena virus hepatitis C yang merusakan jaringan hati. Hepatitis C ditularkan
melalui darah, jarum suntik, atau ditularkan ibu hamil kepada janinnya.
2)
Sirosis
Hati
Penyakit ini sering disebabkan oleh
kebiasaan mengkomsumsi minuman beralkohol dan memakai obat-obatan.
3) Jaundice (Penyakit Kuning)
Penyakit kuning memiliki gejala antara
lain mata dan kulit yang berwarna kuning. Hal ini disebabkan kadar bilirubin
dalam tubuh yang meningkat.
Penyakit ini dapat menyerang anak-anak
hingga dewasa dan menunjukan adanya gangguan pda hati, penyumbatan saluran
empedu, atau gangguan pada metabolisme bilirubin.
d.
Cara Mengatasi kelainan pada hati
Cara mengatasi kelainan atau penyakit
pada hati diantaranya dengan :
-
Pemberian
Vaksinasi
-
Mengkomsumsi
makanan yang sehat
-
Menghindari
penggunaan obat-obat terlarang
-
Berolahraga
dengan teratur
-
Penggunaan
jarum suntik sebaiknya disterilisasi dahulu.
3. Kulit
Kulit merupakan lapisan pelindung terluar
yang membungkus seluruh permukaan tubuh manusia.
a.
Fungsi Kulit
Kulit memiliki fungsi yang penting
bagi manusia, beberapa fungsi kulit antara lain sebagai berikut:
1) Sebagai Pelindung Tubuh
Kulit berfungsi melindungi tubuh dari
kontak mekanis, serta panas, kuman, zat-zat kimia dan segala pengaruh dari luar
yang bisa merusak organ di bawah kulit. Sel melanosit di bawah kulit mempunyai
fungsi penting untuk melindungi tubuh dari sinar ultraviolet.
2) Sebagai Organ Sensoris
Adanya jaringan saraf di lapisan dermis
kulit memungkinkan kulit menerima rangsang dari luar seperti sentuhan.
3) Sebagai Pengatur Suhu Tubuh
Kulit mengeluarkan keringat dengan
mengkontraksikan pembuluh darah dalam kulit. Keringat yang keluar turut membawa
panas dalam tubuh keluar.
4) Dapat membentuk Vitamin D dan Penentu
warna kulit
Vitamin D dibentuk dari provitamin D
yang dibantu penyinaran sinar matahari, sedangkan warna kulit diatur oleh
kandungan pigmen melanosit. Kulit juga merupakan tempat untuk menyimpan
kelebihan lemak.
5) Sebagai Organ Ekskresi
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi
karena mempunyai kelenjar keringat(glandula
sodorifera) yang mengeluarkan sisa-sisa metabolisme. Kelenjar keringat
menyerap air dan garam dari dalam darah di pembuluh kapiler di bawah kulit.
Keringat yang dikeluarkan melalui pori-poriakan menyerap panas tubuh sehingga
suhu tubuh tetap stabil.
Beberapa faktor yang dapat memacu
pengeluaran keringat antara lain aktivitas tubuh, suhu lingkungan, atau bahkan
emosi. Keringat mengandung air, larutan garam, dan urea. Pengeluaran keringat
yang berlebihan dapat menimbulkan hilangnya melanosit garam-garam mineral
sehingga menyebabkan kejang otot dan pingsan.
b.
Struktur Kulit
Kulit adalah organ terluas di tubuh,
memiliki tebal berbeda-beda mulai dari 0,5 – 5 mm. Berdasarkan strukturnya
kulit dibagi menjadi 3 (tiga) lapisan yaitu epidermis(lapisan luar),
dermis(kulit jangat), dan hipodermis(jaringan ikat dibawah kulit).
1) Epidermis
Epidermis terdiri dari beberapa
lapisan yaitu:
a)
Stratum
Korneum(Lapisan Tanduk).
Stratum korneum
merupakan lapisan kulit epiermis yang paling
luar yang tersusun atas sel-sel mati yang bersifat keras dan tahan
terhadap air. Lapisan ini selalu mengelupas.
b)
Stratum
Lusidum
Tersusun
atas sel-sel tidak berinti yang berfungsi mengganti stratum korneum
c)
Stratum
Granulosum
Tersusun
atas sel-sel berinti yang mengandung pigmen melanin.
d)
Stratum
Germinativum
Tersusun
atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru kearah luar.
e)
Dermis
Pada lapisan
ini terdapat akar rambut, pembuluh darah, serabut saraf, kelenjar minyak(glandula sebasea) dan kelenjar keringat(glandula sodorifera). Di kantong rambut
terdapat akar rambut dan kelenjar minyak yang berfungsi untuk menghasilkan
minyak untuk rambut.
f)
Hipodermis
Lapisan ini
terletak dibawah dermis,lapisan ini banyak mengandung lemak, tubuh menyimpan
kelebihan lemak di lapisan ini.
Struktur
kulit pada manusia
c) Kelainan
dan Gangguan pada Kulit
1)
Kanker
Kulit
Merupakan
penyakit kulit yang bersifat ganas, kanker kulit biasa disebabkan akibat
terpaparnya kulit oleh bahan-bahan tertentu, atau menurunya daya tahan kulit.
2)
Lepra(Kusta)
Merupakan
penyakit infeksi kronis pada kulit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
Leprae, penyakit ini menimbulkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota
gerak, dan mata.
3)
Lentigo
Yaitu
bercak-bercak berwana cokelat kehitaman yang muncul pada kulit akibat
hiperpigmentasi pada kulit
4)
Eksim
Yaitu
iritasi pada kulit, biasanya eksim terjadi di bagian tangan dan kaki, eksim
menimbulkan rasa gatal dan dapat menimbulkan infeksi.
5)
Jerawat
Yaitu
kondisi kulit dimana terjadi produksi kelenjar minyak yang berlebih dan
menyebabkan saluran folikel rambut dan pori-pori tersumbat, ini menyebabkan
kulit meradang.
4) Paru-Paru
Organ
Paru-paru
a. Letak
Paru-Paru
Paru-paru
terletak di rongga dada sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh
tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu paru-paru kanan
yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri yang memiliki dua gelambir.
b. Fungsi
Paru-Paru
Fungsi
paru-paru yang utama adalah sebagai organ pernapasan, tapi paru-paru juga
merupakan organ ekskresi karena berfungsi mengeluarkan karbon dioksida (CO2)
dan uap air (H2O). Karbon dioksida dan uap air berdifusi di dalam
alveolus kemudian dikeluarkan melalui lubang hidung.
B. SISTEM
EKSKRESI PADA HEWAN
1.
Sistem Ekskresi pada Hewan
Invertebrata
Sistem ekskresi pada hewan
invertebrata berbeda dengan sistem eksresi pada hewan vertebrata dimana pada
umumnya invertebrata memiliki sistem ekskresi yang masih sederhana. Beberapa
contoh sistem ekskresi pada hewan invertebrata yaitu pada annellida(cacing
tanah), planaria(cacing pipih), dan belalang(serangga).
a.
Sistem Ekskresi pada Anellida(cacing
tanah)
Sistem
ekskresi pada cacing tanah berupa organ nefridia, nefridia terdapat di setiap
segmen tubuh anellida kecuali pada tiga segmen pertama dan segmen terakhir.
Setiap nefridior dilengkapi dengan nefrostom (cerobong bersilia) yang terdapat
pada sekat pemisah(ruas tubuh).
Struktur
nefridia pada Anellida
Cairan tubuh akan ditarik ke dalam
nefrostom dan kemudian masuk ke dalam tubulus yang diselaputi kapiler pembuluh
darah, di sepanjang tubulus terjadi penyerapan zat-zat penting seperti nutrien
dan garam-garam, sedangkan zat-zat sisa diteruskan dan dikumpulkan di tubulus pengumpul dan selanjutnya dikeluarkan
melalui nefridior.
b.
Sistem Ekskresi pada Planaria(cacing
pipih)
Alat ekskresi pada planaria berupa sel
api, pada setiap sel api memiliki beberapa silia yang gerakannya seperti
gerakan api pada lilin. Gerakan silia inilah yang mendorong zat-zat sisa
melalui nefridior menuju pembuluh ekskretori yang selanjutnya diteruskan ke
permukaan tubuh.
c.
Sistem Ekskresi pada Belalang
(serangga)
Alat ekskresi pada belalang adalah
buluh malpighi yang berfungsi layaknya ginjal, buluh malpighi terletak antara
usus tengah dan usus belakang, buluh malpighi merupakan pembuluh halus berwarna
putih kekuning-kuningan yang pangkalnya melekat pada pangkal usus halus.
Disamping buluh malpighi belalang juga
memiliki sistem trakea untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2) yang
merupakan sisa hasil oksidasi. Zat-zat sisa hasil metabolisme pada serangga
diambil dari cairan tubuh (hemolimfa) oleh saluran malpighi. Zat-zat seperti
nitrogen akan digunakan kembali dalam pembuatan zat kitin.
Zat-zat sisa kemudian akan masuk ke
bagian proksimal lalu menuju usus untuk dikeluarkan bersama feses dalam bentuk
kristal asam urat.
Sistem
Ekskresi pada Serangga (Belalang)
2.
Sistem Ekskresi pada Hewan Vertebrata
Sistem ekskresi pada vertebrata
melibatkan organ-organ seperti ginjal, paru-paru, dan kulit. Tapi organ ginjal
merupakan organ ekskresi yang paling utama pada vertebrata.
a.
Sistem ekskresi pada ikan
Ikan memiliki sepasang ginjal yang
disebut mesonefros dan ketika dewasa berkembang menjadi opistonefros. Terdapat
perbedaan pada ikan air tawar dan ikan air laut. Pada ikan air tawar minum
sedikit air dan mengeluarkan urine dalam jumlah besar, hal ini dikarenakan
lingkungannya yang bersifat hipotonis. Pada ikan air tawar berlangsung
mekanisme filtrasi dan reabsorpsi mineral dan zat-zat makanan yang lebih banyak
diabsorpsi, sedangkan air hanya sedikit diserap. Pada ikan air tawar terdapat
glomerulus dalam jumlah banyak dan berukuran besar.
Sistem
Mekanisme Ekskresi pada ikan Air tawar
Pada ikan laut sangat mudah terjadi dehidrasi karena air sangat mudah keluar karena perbedaan tekanan osmotik dan ikan air laut memiliki glomerulus yang sedikit dan berukuran lebih kecil daripada ikan air tawar sehingga reabsorpsi di tubulus hanya sedikit, ini menyebabkan ikan air laut banyak meminum air dan mengeluarkan sedikit urine. Pada ikan insang juga termasuk organ ekskresi karena mengelurkan CO2 dan H2O.
Sistem
mekanisme Ekskresi pada ikan air laut.
b. Sistem ekskresi pada amfibi (katak)
Organ ekskresi pada amfibi misalnya
pada katak yaitu ginjal, paru-paru, dan kulit. Paru-paru pada katak berjumlah
sepasang dan memiliki tiga lobus, tugas paru-paru untuk membuang karbondioksida
dan uap air.
Terdapat ginjal yang berjumlah
sepasang dan berwarna merah kecoklatan yang berfungsi sebagai alat penyaring
dan mengeluarkan zat-zat sisa seperti urine, garam-garam, dan air yang
berlebih.
Saluran ekskresi pada katak jantan dan
betina memiliki perbedaan yaitu pada jantan saluran kelamin dan saluran urin
bersatu dengan ginjal, sedangkan pada betina kedua saluran itu terpisah. Zat-zat
sisa dari ginjal akan disalurkan ke ureter dan selanjutnya menuju kantong kemih
dan kloaka(lubang pengeluaran).
Sistem
Ekskresi pada Amfibi (Katak)
c. Sistem ekskresi pada reptil (kadal)
Organ ekskresi pada kadal yaitu
ginjal, paru-paru, dan kulit. Pada reptil terdapat sepasang ginjal yang dikenal
dengan metanefros, metanefros berbentuk kecil, kompak dan permukaannya berlobi.
Terdapat lubang pengeluaran sisa-sisa metabolisme yaitu kloaka dan sisa-sisa
metabolisme dikeluarkan dalam bentuk asam urat.
d. Sistem ekskresi pada Aves (burung)
Organ ekskresi pada burung yaitu
paru-paru, ginjal dan kulit. Ginjal pada burung berwarna kecoklatan. Pada
burung saluran ekskresi, saluran kelamin, dan saluran pencernaan menyatu dan
bermuara pada kloaka.
Burung tidak mempunyai kantong urine,
urine yang dihasilkan langsung bercampur dengan sisa pencernaan dan dikeluarkan
melalui kloaka. Burung mempunyai kelenjar minyak yang terdapat pada ujung
ekornya. Kelenjar ini untuk membasahi bulu-bulunya.
Anatomi
burung dan sistem ekskresinya
e. Sistem ekskresi pada Mamalia
Sistem ekskresi pada mamalia hanya
sedikit berbeda dengan manusia organ ekskresinya antara lain paru-paru, ginjal
dan kulit. Paru-paru terletak di dalam rongga dada dan mempunyai permukaan
berspon dan dipenuhi liang epitelium yang memperluar permukaan paru-paru.
Ginjal pada mamalia berfungsi untuk membuang zat-zat sisa hasil metabolisme.
0 komentar :
Posting Komentar