Dalam Bidang Hortikultura
Kultur jaringan sudah diakui sebagai metode baru dalam
perbanyakan tanaman. Tanaman yang pertama berhasil diperbanyak secara
besar-besaran melalui kultur jaringan adalah tanaman anggrek, menyusul berbagai
tanaman hias, sayuran, buah-buahan, pangan dan tanaman hortikultura lainnya.
Selain itu juga saat ini telah dikembangkan tanaman perkebunan dan tanaman
kehutanan melalui teknik kultur jaringan. Terutama untuk tanaman yang secara
ekonomi menguntungkan untuk diperbanyak melalui kultur jaringan, sudah banyak
dilakukan secara industrial. Namun ada beberapa tanaman yang tidak
menguntungkan bila dikembangkan dengan kultur jaringan, misalnya: kecepatan
multiplikasinya terlalu rendah, terlalu banyak langkah untuk mencapai tanaman
sempurna atau terlalu tinggi tingkat penyimpangan genetik.
Dalam bidang hortikultura, kultur jaringan sangat penting
untuk dilakukan terutama pada tanaman-tanaman yang:
1) Tanaman hibrida yang berasal dari tetua yang tidak menunjukkan male sterility.
2) Tanaman hibrida yang mempunyai keunikan di salah satu organnya (bentuk atau warnabunga, buah, daun, batang dll).
3) Perbanyakan pohon-pohon elite dan/atau pohon untuk batang bawah.
4) Tanaman yang selalu diperbanyak secara vegetatif, seperti: kentang, pisang, stroberry dll.
Dalam Bidang Agronomi
Kultur jaringan sangat membantu dalam usaha eliminasi patogen. Dengan metode ini dapat dipilih bagian atau sel-sel yang tidak mengandung sel-sel yang tidak mengandung patogen, terutama virus dan menumbuhkan sel-sel tersebut serta meregenerasikan kembali menjadi tanaman lengkap yang sehat. Secara konvensional tidak ada cara yang efektif untuk menghilangkan virus dari bahan tanaman. Kultur meristem yang disertai perlakuan temperatur 38 - 40oC selama beberapa waktu, dapat menghilangkan virus dari bahan tanaman. Bahan yang bebas patogen ini juga memudahkan pertukaran plasma nutfah internasional.
1) Tanaman hibrida yang berasal dari tetua yang tidak menunjukkan male sterility.
2) Tanaman hibrida yang mempunyai keunikan di salah satu organnya (bentuk atau warnabunga, buah, daun, batang dll).
3) Perbanyakan pohon-pohon elite dan/atau pohon untuk batang bawah.
4) Tanaman yang selalu diperbanyak secara vegetatif, seperti: kentang, pisang, stroberry dll.
Dalam Bidang Agronomi
Kultur jaringan sangat membantu dalam usaha eliminasi patogen. Dengan metode ini dapat dipilih bagian atau sel-sel yang tidak mengandung sel-sel yang tidak mengandung patogen, terutama virus dan menumbuhkan sel-sel tersebut serta meregenerasikan kembali menjadi tanaman lengkap yang sehat. Secara konvensional tidak ada cara yang efektif untuk menghilangkan virus dari bahan tanaman. Kultur meristem yang disertai perlakuan temperatur 38 - 40oC selama beberapa waktu, dapat menghilangkan virus dari bahan tanaman. Bahan yang bebas patogen ini juga memudahkan pertukaran plasma nutfah internasional.
Seleksi tanaman merupakan kegiatan agronomi yang telah ada sejak manusia mulai membudidayakan tanaman. Pada metode konvensional, seleksi tanaman memerlukan jumlah tanaman yang banyak sekali pada lahan yang luas, dengan pemeliharaan yang intensif serta waktu yang lama. Dengan berkembangnya kultur jaringan, ditemukan hasil yang tidak terduga. Dalam kultur yang membentuk sel-sel bebas, terjadi variasi somaklonal dalam hal morfologi, produksi, pola pertumbuhan dan resistensi terhadap penyakit. Dengan media seleksi, beberapa lini-lini sel ini dapat dibedakan dari sel-sel lini yang biasa dalam beberapa petri-dish.
Dalam Bidang Pemuliaan Tananaman
Dalam bidang pemuliaan tanaman yang komersial, banyak ditemui kegagalan pembentukan embrio yang viable. Kegagalan disebabkan oleh hambatan pada polinasi, pertumbuhan pollen-tube, fertilisasi dan perkembangan embrio atau endosperm. Setelah kultur protoplasma berkembang, diharapkan hambatan ini dapat dikurangai dengan metode fusi protoplasma atau injeksi organel dan sitoplasma dari sel yang satu ke sel lain.
Dalam bidang pemuliaan tanaman yang komersial, banyak ditemui kegagalan pembentukan embrio yang viable. Kegagalan disebabkan oleh hambatan pada polinasi, pertumbuhan pollen-tube, fertilisasi dan perkembangan embrio atau endosperm. Setelah kultur protoplasma berkembang, diharapkan hambatan ini dapat dikurangai dengan metode fusi protoplasma atau injeksi organel dan sitoplasma dari sel yang satu ke sel lain.
0 komentar :
Posting Komentar