Senin, 29 Juli 2013
Rabu, 24 Juli 2013
STRUKTUR JARINGAN TUMBUHAN
A. SEL DAN JARINGAN TUMBUHAN
Secara
evolusi, tumbuhan berbiji merupakan organisme yang telah teradaptasi dengan
lingkungan di daratan. Tumbuhan memiliki karakteristik dalam struktur dan
fungsi khusus untuk menunjang kehidupannya di daratan tersebut. Pola struktur
jaringan tumbuhan bervariasi dalam setiap jenis tumbuhan yang tergantung pada
tahap pertumbuhan dan perkembangan dari tumbuhan itu sendiri.
Umumnya,
tumbuhan berbiji memiliki struktur dasar organ yang sama, yaitu terdiri atas:
akar, batang, dan daun. Namun, ketiga struktur organ tersebut memiliki variasi
dalam hal ukuran, bentuk, dan fungsi pada setiap jenis tumbuhan. Adanya variasi
dari ketiga struktur dasar tersebut memungkinkan tumbuhan dapat melangsungkan
kehidupannya dalam lingkungan yang beragam, seperti di daerah perairan dun
gurun pasir yang tandus. semua jenis tumbuhan memiliki dasar persoalan yang
sama yaitu bagaimana mereka dapat memperoleh air dari dalam tanah, melalui
batang dan membawanya hingga sampai di daun untuk bahan dasar fotosisntesis
dengan bantuan sinar matahari. secara umum, tumbuhan memiliki dua sistem organ,
yaitu: sistem pucuk-(shoot system) yang terletak di bagian atas tanah yang
membentuk organ batang, daun, tunas, bunga, buah, dan biji; sistem akai (root
systen), yang terletak di bawah tanah membentuk organ akar umbi, dan akar rimpang
(rizoma).
Semua
organisme tersusun oleh sel yang memiliki variasi dalam bentuk, ukuran, dan
fungsi. sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan karena memiliki struktur khusus,
di antaranya sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang nyata dan bersifat kaku
sehingga tumbuhan tidak dapat bebas berpindah tempat sebagaimana hewan. Di
samping itu, sel tumbuhan memiliki organel khusus untuk fotosintesis, yaitu
kloroplas (plastida).
Kloroplas
mengandung pigmen klorofil yang dapat mengabsorpsi energi matahari dan dapat
mengubah senyawa anorganik (CO, dan-air) menjadi senyawa karbohidrat yang dapat
digunakan oleh makhluk hidup lain sebagai makanan. Dengan struktur demikian,
maka tumbuhan hijau merupakan produsen bagi organisme lain dan bersifat
fotoautotrof.
Bentuk
sel tumbuhan bermacam-macam. Ada yang berbentuk seperti kubus, prisma, kotak,
elips, poligonal, memanjang seperti serabut dan ada yang seperti pipa. ukuran
rata-rata sel tumbuhan berkisar antara 10 - 100 m. Beberapa sel tumbuhan
memiliki diameter sampai 1 mm atau lebih, sehingga dapat dilihat langsung
dengan mata biasa. pada dasarnya, tumbuhan mempunyai dua bagian utama, yaitu
protoplas dan dinding sel. Protoplas terdiri atas bagian-bagian yang bersifat
hidup dan tidak hidup. Sedangkan, dinding sel bersifat tidak hidup. Ciri khas
yang lain dari sel tumbuhan adalah memiliki vakuola yang besar yang berperan
sebagai tempat cadangan makanan dan memelihara kekakuan dinding sel dari
cengkraman stress lingkungan.
Kelompok
sel tumbuhan tertentu membentuk suatu kelompok sel yang memiliki struktur dan
fungsi yang sama dan disebut jaringan. jaringan pada tumbuhan berasal dari
pembelahan sel embrional yang berdiferensiasi menjadi bermacam-macam bentuk
vang memiliki fungsi khusus.
Berdasarkan
aktivitas pembelahan sel selama fase pertumbuhan dan perkembangan sel/jaringan
tumbuhan, maka jenis jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu jaringan
meristem dan jaringan dewasa (permanen). Berikut akan diuraikan karakateristik
dari kedua macam jaringan tersebut secara rinci.
1. Jaringan Meristem
Meristem
adalah jaringan yang sel-selnya mampu membelah diri dengan cara Mitosis secara
terus menerus (bersifat embrional ) untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada
Tumbuhan. Meristem terdapat pada bagian-bagian tertentu saja pada tumbuhan.
Berdasarkan
asal terbentuknya, jaringan meristem digolongkan menjadi 2 yaitu :
a.
Jaringan Merisyem Primer
Jaringan Meristem primer merupakan perkembangan lebih
lanjut dari jaringan embrional ( embrio/lembaga ) yang membelah secara mitosis
dan menghasilkan pertumbuhan primer pada tumbuhan sehingga tumbuhan dapat
bertambah tinggi, meristem primer biasanya terdapat pada ujung ( pucuk ) batang
dan ujung akar.
b.
Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan Meristem Sekunder berasal dari jaringan dewasa
yang sel-selnya telah berkembang lebih lanjut ( terdiferensiasi ), biasanya
pada tumbuhan dikotil. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut
pertumbuhan sekunder, dan menimbulkan pertambahan besar pada tubuh tumbuhan.
dari jaringan meristem sekunder akan menghasilkan pertumbuhan sekunder yang
menyebabkan batang menjadi bertambah besar misalnya aktivitas Kambium pada
batang tumbuhan dikotil akan menghasilkan pembuluh kayu ( xilem ) ke bagian
dalam dan pembuluh tapis ( Floem ) ke bagian luar. selain itu terdapat kambium
gabus ( Felogen ) yang juga merupakan bagian dari pertumbuhan sekunder yang
disebut Periderm.
Kambium Gabus terdiri atas 3 bagian yaitu :
1. Felem, yaitu jaringan gabus itu sendiri yang tersusun
atas sel-sel mati
2. Felogen, yaitu bagian kambium gabus yang mengarah
keluar membentuk felem
3. Feloderm, yaitu bagian yang dibentuk felogen kearah
dalam dan merupakan jarinagn yang sifatnya serupa parenkim dan terdiri atas
sel-sel hidup.
Sedangkan berdasarkan letaknya, meristem dibedakan atas :
a) Meristem Apikal ( meristem ujung ) terdapat pada
ujung-ujung pokok batang dan cabang serta ujung akar.
b) Meristem interkalar/aksilar (meristem antara ),
terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya pada pangkal ruas batang,
c) Meristem Lateral (meristem samping ), terletak sejajar
dengan permukaan organ, misalnya kambium dan kambium gabus.
Pada umumnya, sel-sel penyusun jaringan meristem
berdinding tipis, isodiametris, dan relative kaya akan protoplasma. Vakuola sel
meristem sangat kecil dan tersebar di seluruh protoplasma. Jaringan ini terdiri
atas sel-sel yang belum terdiferensiasi. Kemampuan jaringan meristem untuk
bermitosis secara terus-menerus menyebabkan tumbuhan dapat bertambah tinggi dan
besar.
2.
Jaringan Dewasa
Jaringan Dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti
membelah, jaringan dewasa merupakan kelompok sel tumbuhan yang berasal dari
pembelahan sel-sel meristem dan telah mengalami pengubahan bentuk yang
disesuikan dengan fungsinya ( diferensiasi ). Jaringan dewasa ada yang sudah tidak
bersifat meristematik lagi ( sel penyusunya sudah tidak membelah lagi )
sehingga disebut jaringan parmanen.
Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam :
1) Jaringan Epidermis
2) Jaringan Perenkim ( dasar )
3) Jaringan Penguat / Penyokong
4) Jaringan Pengangkut
5) Jaringan Gabus
a.
Jaringan Epidermis
Epidermis merupakan jaringan yang letaknya paling luar
yang menutupi permukaan tubuh atau organ tumbuhan, seperti : daun, bagian
bunga, buah, biji, batang, dan akar. fungsi utama jaringan Epidermis adalah
sebagai pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam. Bentuk, ukuran dan
susunan, serta fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ
tumbuhan. ciri khas Epidermis adalah sel-selnya rapat satu sama lain dan
membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel.
Dinding sel Epidermis ada yang tipis, ada yang mengalami
penebalan di bagian yang menghadap ke permukaan tubuh, dan ada yang semua
sisinya berdinding tebal dan mengandung lignin, pada tumbuhan yang sudah
mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki
jaringan epidermis.
Seperti kita temukan pada biji dan daun pinus. Dinding
luar sel epidermis biasanya mengandung kutin yaitu senyawa lipid yang mengendap
di antara selulosa penyusun dinding sel sehingga membentuk lapisan khusus di
permukaan sel yang disebut kutikula. Di permukaan luar kutikula kadangkala kita
temukan lapisan lilin yang kedap air untuk mengurangi penguapan air.
Beberapa bentuk khusus sel Epidermis yang telah berubah
struktur dan fungsinya adalah : stomata (mulut daun) yang berperan sebagai
tempat pertukaran gas dan uap air. Trikoma yang berupa tonjolan epidermis akar
yang memiliki dinding sel tipis dengan Vakuola besar.
Jaringan Epidermis tetap ada sepanjang hidup organ tertentu
yang tidak mengalami penebalan sekunder. Pada beberapa tumbuhan yang berumur
panjang, epidermis digantikan oleh jaringan gabus, bila batangnya menua.
b.
Jaringan Parenkim ( Jaringan Dasar )
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran,
maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu mempertahankan
kemampuanya untuk membelah meskipun telah dewasa sehingga berperan penting
dalam proses regenerasi.
Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat
meristematik bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama
terdapat pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan
Endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti
pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang
tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti
parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan mengandung
Vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-selnya
memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang
antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan
udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya
proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel
parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk
fotosintesis banyak mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel
parenkim sel-sel parenkim semacam ini disebut klorenkim, sedangkan yang
mengandung rongga-rongga udara disebut Aerenkim.
Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan
dilakukan oleh jaringan parenkim, cadangan makanan yang terdapat pada sel
parenkim berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa Kristal
( amilum ). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak
menyusun jaringan tumbuhan.
Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan
terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel
parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu
disebut jaringan dasar.
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi beberapa
jenis jaringan, yaitu:
1) Parenkim Asimilasi
Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ, misalnya
pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam selnya terdapat
kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya proses
fotosintesis.
2) Parenkim peninbum.
Biasanya terletak di bagian dalam tubuh, misalnya pada
empulur batang, umbi akal, umbi lapis, akar rimpang (rizoma), atau biji. Di
dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau
protein.
3) Parenkim Air
Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas
(xerofit) untuk menghadapi masa kering, misalnya pada tumbuhan kaktus atau
lidah buaya.
4) Parenkim Udara
Ruang antar selnya besar, sel-sel penyusunnya bulat
sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun tumbuhan
enceng gondok.
c.
Jaringan Penguat
Nama lainnya adalah stereon, fungsinya adalah untuk
menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Jaringan penyokong pada tumbuahan terdiri
atas sel-sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan
jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe
sel.
1) Kolenkim
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari
senyawa dan merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh
tumbuhan yang lunak.
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya
memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis,
artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti semula bila
organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga,buah
dan akar.
Sel kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai
sel-sel parenkim. Sel-sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari kolenkim
bervariasi, ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang seperti serabut
dengan ujung tumpul.
Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel
kolenkim dibedakan atas :
a) Kolenkim angular( kolenkim sudut ), merupakan jaringan
kolenkim dengan penebalan dinding sel pada bagian sudut sel.
b) Kolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang
penebalan selnya membujur.
c) Kolenkim Anular, merupakan jaringan kolenkim yang
penebalan dinding selnya membujur.
2) Sklerenkim
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan
sklerenkim mengandung senyawa lignin sehingga sel-selnya menjadi kuat dan
keras. Sel-sel sklerenkim mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan
menunjukan sifat elastis. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat
dan sklereid. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel-sel pendek,
sedangkan serabut sel-selnya panjang. Sklereid berasal dari sel-sel parenkim,
sedangkan serabut berasal dari sel-sel meristem.
Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh . sel-selnya
membentuk jaringan yang keras,misalnya pada tempurung kelapa, kulit, biji dan
mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas.
Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
d.
Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang
dibutuhkan oleh tumbuhan terdiri dari 2 (dua) macam jaringan yakni xilem atau
pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis / pembuluh kulit kayu, yang
membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler).
Xilem berperan untuk mengangkut air dan garam-garam
mineral terlarut dari akar ke seluruh tubuh tumbuhan.sedangkan floem berfungsi
untuk mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh
bagian tubuh tumbuhan, sedangkan floem berfungi untuk mengangkut hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
1) Xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari
beberapa tipe sel yang berbeda. penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea
sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang cukup tebal
sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas serabut,
sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai
kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang
membentuk kayu pada batang.
Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang
membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding
sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati.
Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat perforasi(
lubang-lubang ), hanya celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan
satu sel dengan sel lainnya.
Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian
ujung-ujung selnya. Transport air dan mineral pada trakea berlangsung melalui
perforasi ini.sedangkan pada trakeid berlangsung lewat noktah (celah) antar
sel-selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa sehingga
merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk pipa panjang
(kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa cincin spiral atau
jala.
2) Floem
Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.
Tersusun atas beberapa tipe sel berbeda yaitu buluh tapis, sel pengiring,
parenkim, serabut, dan sklerenkim. Floem juga disebut pembuluh tapis, yang
membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas
dua bentuk, yaitu sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya
memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti
ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis
lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
B.
ORGAN PADA TUMBUHAN
Tumbuhan memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas
beberapa jaringan tumbuhan. Berdasarkan fungsinnya, organ pada tumbuhan
dibedakan menjadi organ sebagai alat hara (orgnna nutritiaum), dan organ
reproduksi (organa reproductikum). Alat hara meliputi akar, batang dan daun,
ada juga bagian lain yang berupa modifikasi seperti umbi merupakan modifikasi
dari akar, bunga modifikasi dari ranting dan daun, sedangkan organ reproduksi
berupa putik dan benang sari yang terdapat pada bunga.
1.
Akar
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada dikotil
dan gimnospermae, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang
yang memiliki satu akar pokok yang besar, pada monokotil akar lembaga mati,
kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran relatif
sama atau serupa rambut sehingga membentuk akar serabut.
Fungsi akar :
a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah.
b. Alat untuk menyerap air dan garam-garam mineral
terlarut
c. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
Anatomi akar :
Pada akar muda bila dilakukan pemotongan melintang akan terlihat
bagian-bagian dari luar ke dalam yaitu:
a. Epidermis
b. Korteks
c. Endodermis
d. Silinder pusat/stele
Berdasarkan terbentuknya, akar dapat dibedakan atas akar
primer dan akar adventitif. Akar primer terbentuk dari bagian ujung embrio dan
dari perisikel, sedangkan akar adventitif berkembang dari akar yang telah
dewasa selain dari perisikel atau keluar dari organ lain seperti dari daun dan
batang.
Pada irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian
akar, mulai dari yang paling ujung adalah ujung akar,ujung akar ditutupi oleh
tudung akar (kaliptra). Kemudian dari ujung akar kearah atas terdapat zona
pembelahan sel,pada daerah ini terdapat meristem apikal dan turunannya disebut
meristem primer menuju ke atas zona pembelahan menyatu dengan zona pemanjangan.
Pada zona pemanjangan sel-sel memanjang sampai sepuluh
kali panjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk mendorong ujung akar
(termasuk meristem) ke depan. Semakin keatas, zona pemanjangan akan bergabung
dengan zona pematangan.pada zona pematangan sel-sel jaringan akar menyelesaikan
dan menyempurnakan diferensiasinya.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh
tudung akar atau kaliptra. Yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu
menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum,
dinamakan kolumela.
a. Epidermis
Susunan sel-selnya tersusun rapat satu sama lain tanpa
ruang antarsel. Berdinding tipis dan memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding sel
epidermis tersusun dari bahan selulosa dan pectin yang menyerap air dan
garam-garam mineral terlarut.epidermis akar biasanya satu lapis. Permukaan sel
epidermis sebelah luar membentuk tonjolan yaitu berupa rambut atau bulu akar
yang merupakan modifikasi dari sel epidermis akar.
b. Korteks
Korteks sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim,
letaknya langsung di bawah epidermis, korteks akar terutama terdiri atas
jaringan parenkim yang relative renggang atau tidak tersusun rapat dan sedikit
jaringan penyokongnya sehingga banyak memiliki ruang antar sel.
Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat
selapis atau beberapa lapis sel membentuk jaringan padat yang disebut
hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya mengandung suberin atau lignin.
c. Endodermis
Sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung
membentuk silinder dan memisahkan korteks dengan stele, lapisan ini disebut
endodermis. Sel-sel endodermis membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari
suberin dan lignin pada sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak
bisa menembusnya. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung,
tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai
pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop
akan tampak seperti huruf U, disebut sel U, sehingga air tidak dapat menuju ke
silinder pusat.
Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami
penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silider pusat. Sel-sel
tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
d. Silinder
pusat/stele.
Silinder pusat tersusun atas berkas pengangkut. Bagian
ini dipisahkan dari korteks oleh endodermis, silinder pusat sebagai bagian
terdalam dari akar, terdiri dari berbagai macam jaringan yaitu :
1) Perisikel/perikambium
Perisikel tersusun atas sel-sel parenkim berdinding tipis
dan mempunyai potensi meristematik sehingga disebut perikambium. Peranan
perisikel terutama sebagai awal terbentuknya cabang akar tempat terjadinya
Kambium Vaskuler, Kambium gabus dan berperan dalam proses penebalan akar.
Sebelah dalam perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan floem.
Xilem pada tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah
silinder pusat, tersusun seperti bentuk bintang, sedangkan pada tumbuhan
monokotil, xilem dan floem letaknya berselang seling.
2) Berkas pembuluh angkut/vasis.
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian
menurut arah jarum jari-jari.Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat
jaringan kambium.
3) Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh
angkut terdiri dari jaringan parenkim.
2. Batang
Pada
tumbuhan dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga
korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam
lingkaran. Pada tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran.
Di antara floem dan xilem terdapat kambium yang menyebabkan pertumbuhan
sekunder pada tumbuhan dikotil.
Kambium
merupakan jaringan meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder.
Dua
macam kambium yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu:
a)
kambium pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke
arah dalam dan floem sekunder ke arah luar,
b)
kambium gabus (cork cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal
yang menggantikan epidermis pada batang dan akar.
Empulur
batang tersusun atas jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas.
Empulur mempunyai ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang
disebut perisikel. Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan
endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari empulur berupa pita radier yang
terdiri atas sederet sel, mulai dari empulur sampai dengan floem. Fungsi
utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial. Pada
tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis halus yang
membentuk lingkaran tahun.
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam
susunan anatominya.
a)
Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
1) Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
2) Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
3) Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
4) Stele/ Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada
perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas
pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium
intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang
mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun,
pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada
saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi
pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis,
setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis
lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
b)
Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel,
batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil
terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang
artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium
pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan
perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian,
ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada
pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave
sp).
3.
Daun
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian
tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan
fotosintesis paling banyak berlangsung di daun, tidak hanya sebagai tempat
fotosintesis, daun juga berfungsi untuk transpirasi(penguapan air) dan
respirasi( pernapasan).
Struktur morfologi daun dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan jenis-jenis tumbuhan, struktur daun dilihat dari bentuk
tulang daun, helai daun, tepi daun,ujung daun, pangkal daun dan permukaan daun.
Bila kita mengamati preparat irisan melintang daun, maka
kita akan jumpai bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai
dengan fungsi daun tersebut, daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan
parenkim/mesofil, dan jaringan pengangkut.
a. Epidermis.
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas
dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar lapisan
epidermis dilapisi lapisan kutikula.
Epidermis berfungsi sebagai pelindung jaringan memiliki
struktur khusus sebagai adaptasi untuk berlangsungnya proses fotosintesis.
Yaitu adanya stoma dalam jumlah yang banyak disebut stomata, stomata tersusun
atas sel penutup dan sel tetangga yang banyak mengadung kloroplas.
Adanya stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas
antara sel-sel fotosintetik di bagian dalam daun dengan udara di sekitarnya,
atau tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan keluar tubuh tumbuhan.
Stomata juga merupakan jalan keluarnya uap air.
b. Parenkim/mesofil.
Bagian tengah dari struktur anatomi daun juga dapat kita
jumpai jaringan mesofil daun, parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel yaitu
palisade parenkim(jaringan pagar/tiang) dan spons parenkim (parenkim bunga
karang), kedua jaringan mengandung kloroplas.
Jaringan pagar sel-selnya rapat sedangkan jaringan bunga
karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang antar sel,
kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplasnya lebih
banyak daripada jaringan bunga karang. Parenkim palisade terdiri atas sel-sel
bulat pada bagian ini banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat pertukaran
gas selama fotosintesis berlangsung.
c.
Jaringan Pembuluh/Jaringan Pengangkut.
Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan
batang, terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun, tulang daun berisi
pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut pada daun berfungsi untuk
mengangkut air dan hasil fotosintesis pada daun.
4.
Bunga
Bunga
merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok dan merupakan
modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan daun yang
bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat
perkembangbiakan pada tumbuhan. |ika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan
tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak
dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya
berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi
akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses
reproduksi.
Kelopak
bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan sifat daun. Kelopak
bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota
bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan
kelopak bunga. Mahkota bunga ini berperan dalam menarik serangga dan agen
penyerbukan yang lain.
Benang
sari merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada bunga,
benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat berkembangnya serbuk
sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut filamen (tangkai sari).
Putik
merupakan alat reproduksi betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik
yang biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk
sari. Selain itu, putik memiliki saluran yang disebut tangkai putik. Saluran
ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang mengandung bakal buah tempat sel
telur (gametofit betina).
C. PROSES PENGANGKUTAN PADA TUMBUHAN
1. Proses Pengangkutan Air dan Garam
Mineral
Pengangkutan
air dan garam - garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada tumbuhan
biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan mineral diserap dari
dalam tanah menuju sel - sel akar.Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas
pembuluh, sehingga disebut sebagai mekanisme pengangkutan ekstravaskuler. kedua
, air dan mineral diserap oleh akar. selanjutnya diangkut dalam berkas pembuluh
yaitu pada pembuluh kayu (xilem), sehingga proses pengangkutan disebut
pengangkutan vaskuler.Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan
melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian
mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan.
a. Pengangkutan Ekstravaskuler
Dalam
perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara
ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas
pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.
1) Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan
sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar
tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara difusi,
aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena
terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari
suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian,
pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.
2) Pengangkutan Simplas
Pada
pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan
mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak
dari satu sel ke sel yang lain melaluivplasmodesmata. Sistem pengangkutan ini ,
menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran
air pada pengangkutan simplas adalah sel - sel bulu akar menuju sel - sel
korteks, endodermis, perisikel, dan
xilem. dari sini , air dan garam mineral siap diangkut keatas menuju batang dan
daun.
b. Pengangkutan melalui berkas
pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)
Setelah
melewati sel - sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh
kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar
menuju batang sampai kedaun. Pembuluh kayu
disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting
dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel - sel trakea. Bagian
ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini
terjadi karena sel - sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi
(penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya
mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Pengangkutan Air.
a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Pada
organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata ) yang dikenal
sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilanagan air dan
timbul tarikan terhadap air yang ada pada sel – sel di bawahnya dan tarikan ini
akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom
air pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke
daun.
Dengan
adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi
air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme
pengaturan fisiologis yang herhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap
lingkungan.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari
daun, yaitu :
1)
Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan semakin
tinggi.
2)
Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang
diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
3)
Kelembaban udara
4)
Kandungan air tanah.
Di
samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di
antaranya adalah banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah,
dan ukuran stomata.
b. Kapilaritas Batang
Pengangkutan
air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu (xilem)
tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Dengan kata lain, pengangkutan
air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan
karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul
air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan
tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.
c. Tekanan Akar
Akar
tumbuhan menyerap air dan garam mineral baik siang maupun malam. Pada malam
hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih
tetap menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xilem.
Endodermis yang mengelilingi stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran
ion - ion ini keluar dari stele.
Akumulasi
mineral di dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk
dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa cairan naik
ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (roof
pressure). Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu
keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda)
pada daun.
Biasanya
air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air
pada ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun kecil herba (tumbuhan tak
berkayu) dikotil.
3. Pengangkutan Hasil Fotosintesis
Proses
pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi.
Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat
penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh
yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah
floem (pembuluh tapis). Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem
adalah gula, terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung
mineral, asam amino,dan hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xilem
yang berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh xylem
yang berjalan satu arah dari akar kedaun, pengengkutan pada pembuluh floem
dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan
hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya.
Satu
pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam
satu arah sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat
mengalir dengan arah yang berlaianan. Untuk masing – masing pembuluh tapis,
arah transport hanya bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan
makanan yang dihubungkan oleh pipa tersebut.
D. PEMBUDIDAYAAN TANAMAN DENGAN TEKNIK
CANGKOK DAN STEK
Untuk
pernbudidayaan tanaman dapat dilakukan dengan cara menyetek dan mencangkok.
Kedua teknik ini merupakan teknik yang telah banyak digunakan untuk
rnemperbanyak tanamin secara vegetative. Banyak keuntungan dari teknik ini,
selain caranya mudah, juga dapat diperoleh keturunan yang banvak dalam waktu
yang relatif cepat sehingga cara ini juga efektif untuk membudidayakan tanaman
yang tergolong langka.
Mencangkok
merupakan salah satu cara memperoleh perakaran dari suatu cabang tanaman tanpa
mcmotong cabang tersebut dari induknya.
'Ada
dua cara mencangkok yang sering dilakukan di Indonesia, yaitu 'cangkok kerat
dan cangkok belah. Cangkok kerat dilakukan terhadap tanaman vang kulitnya mudah
untuk dilepas, sedangkan cangkok belah dilakukan untuk tanaman-tanaman yang
kulitnya sukar dilepaskan. Waktu mencangkok sebaiknva dilakukan pada musim
hujan.
Bila
dilakukan pada musim kemarau, cangkokan sebaiknya harus selalu disiram untuk
mencegah kekeringan. Adapun cara mencangkok adalah?
1)
Tentukan satu jenis tanaman yang akan dicangkok. Biasanya dipilih dari tanaman
yang berkualitas unggul, seperti rasa, ukuran buah, ukuran batang dan perawatan
tanaman.
2)
Pilihlah satu atau dua cabang yang masih sehat, tidak terlalu tua, dan tidak
terlalu muda.
3)
Buatlah dua buah keratan melingkar pada daerah pangkal cabang. Jarak antara
keratan yang satu dengan yang berikutnya berkisar antara 2-5 cm tergantung
besarnya diameter cabang tanaman.
4)
Lepaskan kulit di antara dua keratan tadi dan buanglah lapisan kambium yang
masih melekat pada kayu dengan cara mengeriknya hingga lapisan kambium yang
berupa lendir hilang.
5)
Tutup bagian cabang vang telah dilepaskan kulitnya dengan media yang berupa
bubuk sabut kelapa, pupuk kandang, kompos atau mos (akar pakis arang) r'arrg
banyak tersedia di toko bibit tanaman dan buah-buahan.
6)
Rungkus media cangkokan dengan sabut kelapa, ijuk, atau plastic yang dilubangi.
7)
Basahilah cangkokan tersgb11t1ia p hari dengan air agar tetap lembab.
8)
Biarkan beberapa n'aktu l.rmanva sampai terlihat adanya pertumbuhan akar di
sekitar tanah penutup luka cabang tanamin yang dicangkok tersebut.
9)
Potonglah cabang tadi di sebelah barvah keratan atau akar untuk di tanam
terpisah dari induknva.
Stek
merupakan salah satu cara memperoleh perakaran tanaman dari suatu bagian
tanaman (cabang, pucuk, daun, atau akar) dengan memotong bagian tanaman
tersebut dari induknya dan menanamnya dalam suatu media persemaian. Media
persemaian untuk stek yang biasa digunakan adalah pasir atau campuran pasir
dengan humus. salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan stek
adalah mencegah terjadinya penguapan yang terlalu tinggi pada stek tersebut.
Hal
ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah daun dan mempertinggi
kelembaban udara di sekitar media. Berikut ini adalah langkah menyetek cabang
tanaman:
1)
Siapkan wadah persemaian yang telah berisi media berupa campuran pasir dan
humus dengan perbandingan 3 : 1.
2)
Tentukan satu atau beberapa bagian tanaman yang akan distek.
3)
Pilihlah satu bagian cabang taniman yang sehat dari tanaman yang
akan
distek.
4) Buatlah
beberapa potongan cabang yang telah dipilih tadi, masingmasing panjangnya
sekitar 10-20 cm tergantung panjang ruas pada cabang tersebut. Bagian bawah
dari potongan dibuat runcing untuk memperluas tempat tumbuhnya akar. Setiap
potongan cabang dapat disertai dengan daun atau tidak. Potongan cabang yang
disertii daun, jumlah daunnya diusahakan tidak terlampau banyak.
5) Tanamkan potongan-potongan cabang tadi pada baki
persemaian yang telah disediakan, kemudian tutuplah baki tersebut dengan kaca
atau plastik bening untuk menjaga kelembaban di sekitar persemaian. (untuk stek
daun dan pucuk, pengerjaannya hampir mirip dengan Iangkah di atas)
Diposting oleh Budi Irawan di 00.55 0 komentar
Label: BIOLOGI SMA
Langganan:
Postingan
(
Atom
)