Mekanisme transpor melalui membran
terbagi menjadi 3 jenis yaitu difusi, osmosis, dan Transpor aktif.
A. Difusi
Difusi adalah perpindahan
molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah baik melalui
membran plasma ataupun tidak. Difusi dibedakan menjadi dua yaitu difusi
sederhana dan difusi terbantu.
1. Difusi sederhana
Difusi sederhana terjadi secara
spontan, molekul zat akan berdifusi menyebar ke seluruh ruang sampai dicapai
kesetimbangan. Kesetimbangan ini ditandai dengan kerapatan zat yang seragam di
seluruh bagian ruang. Contoh difusi sederhana sebagai berikut.
a)
Setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam
medium udara).
b)
Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume dalam gelas
meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air) sehingga kerapatan
zat tersebut merata.
Difusi sederhana dapat terjadi karena
di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
-
Wujud materi.
Zat padat akan lebih lambat melakukan
proses difusi di banding zat cair atau gas.
-
Ukuran molekul.
Molekul yang berukuran lebih besar
akan lebih lambat melewati membran daripada molekul berukuran kecil.
-
Konsentrasi zat.
Semakin besar gradien konsentrasi
antar zat makan akan semakin cepat laju difusinya.
-
Suhu.
Kenaikan suhu akan mengakibatkan
molekul-molekul bergerak lebih cepat sehingga laju difusi semakin cepat.
Dari beberapa faktor di atas kita bisa
lebih memahami difusi sebagai contoh jika kita melihat poin konsentrasi zat
maka kita dapat menyimpulakn bahwa dengan semakin besarnya gradien konsentrasi
maka akan terjadi tekanan pada molekul-molekul sehingga terjadi penyebaran zat
di mana tekanan tersebut bernama tekanan difusi. Akhir dari proses difusi
adalah menyatunya zat pelarut dan terlarut (homogen)
Laju difusi dapat di hitung dengan
persamaan fick 1 berikut :
J : Pj. Σy di mana Pj = 1/r
Keterangan:
J
: Laju difusi (densitas fluks air).
Pj
: permeabilitas membran.
Σy : Beda Potensial Air.
R
: ketahanan (resistensi) membran.
2. Difusi terbantu
Difusi terbantu merupakan proses
difusi dengan perantara protein pembawa dari konsentrasi tinggi ke rendah.
Contoh dari mekanisme tersebut adalah proses molekul glukosa melewati membran
sel.Glukosa tidak dapat masuk dengan cara difusi spontan karena molekulnya
terlalu besar sehingga untuk melakukan difusi terbantu maka sel menggunakan
protein integral(intrinsik) dan protein perifer(eksterinsik) untuk mengangkut
glukosa ke dalam sel mekanisme yang sama juga berlaku untuk Na+ Cl- Ca2+
B. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan molekul
dari larutan berkepekatan rendah (hipotonis) ke larutan berkepekatan tinggi (hipertonis)
melalui selaput (membran) semipermeabel. Osmosis juga berarti perpindahan
molekul air melalui membran semipermeabel dari larutan yang konsentrasi airnya
tinggi ke larutan yang konsentrasi airnya rendah.
Osmosis terjadi karena perbedaan
tekanan potensial air antar satu cairan dengan cairan lain yang di batasi
dengan membran semi permeabel. Proses osmosis memiliki tujuan untuk
menyeimbangkan potensial air agar nilai potensial air di dalam maupun di luar
sistem adalah sama. Peristiwa osmosis diawali dengan di masukannya suatu benda
yang di kelilingi membran semi permeabel ke sebuah bejana ( atau sebuah tempat)
di mana benda itu konsentrasinya bisa lebih kecil atau lebih besar terhadap
cairan di luar sistem.
Proses osmosis dapat menyebabkan
kerusakan sel. Apabila konsentrasi larutan dalam sel tinggi, air akan masuk ke
dalam sel dan terjadi endosmosis. Endosmosis menyebabkan kehancuran sel karena
membran plasmanya robek (lisis). Apabila konsentrasi larutan di luar sel
tinggi, air dalam sel akan keluar dan terjadi eksosmosis. Eksosmosis pada hewan
akan menyebabkan pengerutan sel (krenasi). Eksosmosis pada tumbuhan akan
menyebabkan terlepasnya membran dari dinding sel yang disebut plasmolisis.
Osmosis terbagi menjadi beberapa jenis
yaitu :
a)
Plasmolisis: plasmolisis merupakan keadaan di mana membran sel mengkerut
dan terlepas dari dinding sel (terjadi pada sel tumbuhan). Plasmolisis terjadi
karena nilai potensial air pada sel lebih tinggi di banding dengan nilai
potensial air di luar sel.
b)
Krenasi: krenasi merupakan mengkerutnya sel hewan karena potensial air
di sel lebih tinggi di banding di luar
c)
Lisis: merupakan keadaan di mana nilai potensial air di luar sel lebih
tinggi di banding di sel sehingga sel mengalami penggembungan air.
Dua keadaan pertama di atas di
sebabkan nilai potensial air di luar sel lebih kecil di banding di dalam sel.
Nilai tekanan osmosis dapat di hitung
dengan beberapa rumus, dan diantaranya dengan persamaan J.H Van Hoff yang berbunyi :
TO /π = - MIRT
keterangan :
TO : Tekanan Osmotik / Potensi Osmotik
M : Molaritas (Mol zat
terlarut/1000gr)
I : Konstanta Ionisasi → untuk zat non
ionisasi konstanta bernilai 1
R : Konstanta Gas (0,00831 L..mpam-1K-1)
T : Temperatur Absolut (celcius + 273
kelvin)
C. Transpor Aktif
Transpor aktif merupakan mekanisme
transportasi zat yang bergerak melawan gradien konsentrasi. Akibat dari melawan
gradien adalah pada mekanisme ini di butuhkan energi untuk melawan hal
tersebut. Transpor aktif meliputi pompa natrium-kalium, endositosis, eksositosis,
dan pompa proton (kontraspor)
1. Pompa Natrium – Kalium
Pompa natrium kalium merupakan pompa
yang memompa kalium ke dalam sel dan membuang natrium ke luar sel dengan
konfigurasi 2 ion kalium masuk ke sel di tukar dengan 3 ion natrium keluar ke lingkungan.
Hal tersebut terjadi karena ion kalium lebih di buthkan di banding Na. Dalam
jangka panjang sel harus mengeluarkan energi untuk mempertahankan jumlah kalium
di dalam sel harus lebih banyak di banding di luar sel (mempertahankan dari
difusi spontan).
2.
Endositosis
Endosistosis terdiri dari 3 jenis
yaitu :
a)
Fagosistosis.
Fagosistosis merupakan proses
endosistosis di mana zat yang masuk ke dalam sel berupa padatan. Saat zat
tersebut menempel di membran maka zat tersebut akan di selubungi oleh sebuah
vesikel yang mengarah ke vakuola makanan. Contohnya saat Amoeba proteus memakan
bakteri.
b)
Pinositosis.
Pinosistosis merupakan proses
endositosis di mana zat yang masuk berupa cairan pekat.biasanya terjadi di sel
sel kelenjar dan ekskresi.proses sama dengan fagosistosis.
c) Endosistosis terbantu.
Endosistosis terbantu merupakan proses
endosistosis yang di bantu oleh enzim tertentu saat zat tersebut mencapai
membran maka zat itu akan melepaskan enzim biasanya berupa ligan yang akan
berikatan dengan reseptor di memebran tersebut seketika akan muncul cekungan
cekungan itu sendiri terlapisi dengan reseptor membran.
3.
Eksositosis
Eksositosis merupakan proses
pembuangan zat ke luar sel , untuk melakukan hal tersebut sel Harus membungkus zat yang ingin di buang
dengan vesikel di mana vesikel itu di buat di badan Golgi. Setelah di bungkus
maka zat itu akan di buang ke luar, saat vesikel itu menempel dengan Membran
bagian terluar, vesikel yang mengenai
membran akan melisis kan membran yang tersentuh sehingga muncul sebuah celah
antara isi vesikel dengan lingkungan lalu vesikel terus maju. Bagian yang
terlisis saat vesikel menabrak membran di gantikan oleh vesikel tersebut.lalu
isi vesikel keluar.
4.
Pompa Proton.
Pompa proton merupakan pompa transpor
aktif selekstif yang berkontribusi
secara tidak langsung dalam transpor aktif senyawa lain sebagai contoh adalah
pemompaan ion hidrogen ke luar sel yang membutuhkan energi dari ATP. Di mana
setelah terlepas dari dalam sel ion tersebut akan berikatan dengan sukrosa dan
masuk ke dalam sel lagi melewati kontraspor sehingga pompa ini di sebut juga
pompa kontraspor.
0 komentar :
Posting Komentar