Di dunia ini terdapat lebih dari
300.000 jenis tumbuh-tumbuhan. Bermacam tumbuhan tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi sejumlah divisi. Divisi dibagi lagi pada tingkatan yang lebih rendah
meliputi kelas, bangsa, suku, marga, dan jenis. Masing-masing diberi nama sesuai
dengan Kode International Tata Nama Tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai sarana
referensi dan indikasi untuk kategori nama takson yang sesuai.
Tumbuhan (plantae) merupakan makhluk
hidup yang telah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan ini bersifat
eukariot, multiseluler, mengandung klorofil, dapat melakukan fotosintesis,
memiliki alat reproduksi multiseluler, dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual,
ada pergantian generasi, serta dinding selnya tersusun dari selulosa. Biasanya
hidup di daratan (tanah) dan berfungsi sebagai sumber utama oksigen bagi
atmosfer bumi.
Pada klasifikasi makhluk hidup dalam
lima kingdom, makhluk hidup yang termasuk dalam kingdom Plantae adalah tumbuhan
lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji. Berdasarkan perbedaan dan persamaan morfologisnya,
tumbuhan terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok tumbuhan tidak
berpembuluh dan kelompok tumbuhan yang berpembuluh. Pembuluh ini berfungsi untuk
mengalirkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh.
A.
Tumbuhan Tidak Berpembuluh
Tumbuhan ini disebut tumbuhan tidak berpembuluh karena tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan ini tidak mempunyai saluran atau pembuluh yang khusus untuk mengalirkan zat makanan, air, garam, dan mineral ke seluruh bagian tubuh. Bryophyta (lumut) dan Lichenes (lumut kerak) merupakan tumbuhan yang termasuk dalam kelompok ini.
1.
Bryophyta (Lumut)
Tumbuhan yang termasuk dalam divisi
Bryophyta mempunyai beberapa ciri, antara lain, telah mempunyai lapisan
pelindung (kutikula dan gametangia), struktur tubuhnya mempunyai generasi
gametofit, sperma diproduksi oleh anteridium dan ovum diproduksi oleh arkegonium.
Lumut biasa hidup di tempat-tempat yang lembap dan tidak terkena cahaya
matahari, seperti dinding bata basah, tebing, atau di kulit kayu yang lembap.
Tumbuhan lumut belum mempunyai batang, daun dan akar yang sebenarnya, tetapi sudah
memiliki buluh-buluh halus semacam akar yang disebut rizoid. Selain itu, lumut juga
sudah memiliki klorofil.
Perkembangbiakan Lumut :
Lumut dapat berkembang biak dengan
cara aseksual dan seksual. Kedua pembiakan tersebut berlangsung silih berganti
sehingga terjadi pergantian keturunan atau pergiliran keturunan (metagenesis).
Tumbuhan yang menghasilkan sel kelamin (gametofit) pada umumnya lebih menonjol daripada
tumbuhan yang menghasilkan spora (sporofit). Pada tumbuhan lumut-lumutan,
gametofit lebih menonjol. Jika pada satu tumbuhan terjadi pergantian dari
sporofit ke gametofit atau sebaliknya, tumbuhan tersebut dikatakan melakukan
metagenesis.
Metagenesis diawali dengan berkecambahnya
spora yang sangat kecil (haploid) menjadi protalium (protonema). Protonema ada
yang tumbuh menjadi besar dan ada yang tidak tumbuh. Di dalam protonema terdapat
kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumut (gametofit). Tumbuhan
lumut merupakan lembaran-lembaran daun (hepaticae). Ada juga yang memiliki
habitus seperti pohon kecil dilengkapi batang dan daun (musci), akar bukan akar
sejati, tetapi hanya berupa benang-benang menyerupai akar yang disebut rizoid.
Pada tumbuhan lumut (gametofit)
dibentuk gametangium, yaitu sel kelamin jantan (spermatozoid) dan sel kelamin
betina (ovum). Sel kelamin jantan ini dihasilkan oleh anteridium dan sel
kelamin betina dihasilkan oleh arkegonium. Peleburan spermatozoid dan ovum akan
menghasilkan zigot yang terus berkembang menjadi embrio yang diploid. Embrio
kemudian akan tumbuh menjadi suatu badan yang bulat dengan tangkai pendek atau
panjang yang disebut sporogonium (tumbuhan sporofit). Dalam bagian yang bulat
tersebut dibentuk spora sehingga sering disebut dengan kapsul spora yang
identik dengan sporogonium. Spora akan terkumpul dalam kotak spora (sporangium).
Jika spora jatuh di tempat yang lembap dan sesuai dengan tempat tumbuhnya,
spora akan tumbuh menjadi protonema dan protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan
lumut dan begitu seterusnya.
Beberapa jenis lumut dapat bersifat
kosmopolit karena dapat ditemukan di berbagai tempat. Selain itu, bentuk dan
ukuran lumut juga sangat beragam. Berdasarkan bentuk tubuhnya, lumut dapat
dibedakan menjadi dua kelas, yaitu lumut hati (Hepaticopsida), lumut tanduk (Anthoceropsida),
dan lumut sejati (Bryopsida).
a. Kelas
Hepaticopsida (Lumut Hati)
Lumut hati biasa hidup di tempat
yang basah sehingga tubuhnya berstruktur higromorf. Ada juga yang hidup di
tempat-tempat yang sangat kering, seperti di kulit pohon, di atas tanah, atau
batu cadas sehingga tubuhnya berstruktur xeromorf. Di dalam tubuh lumut terdapat
alat penyimpan air sehingga dalam keadaan kekeringan tidak mengakibatkan lumut
mati.Lumut hati merupakan tumbuhan penutup tanah yang daunnya berbentuk lembaran-lembaran
yang berkelok di bagian pinggirnya, memiliki semacam akar yang tumbuh dari
permukaan bawah tumbuhan hidup di tempat yang lembap, dan tidak terkena cahaya
matahari.Protonema lumut hati kebanyakan hanya berkembang menjadi suatubuluh
pendek dan sebagian besar lumut hati memiliki sel yang mengandung minyak astri.
Lumut hati dapat berkembang biak
secara aseksual dengan pembentukan kuncup atau gemma dan secara seksual dengan
pembentukan anteridium penghasil sperma dan pembentukan arkegonium penghasil
ovum. Lumut hati juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis).
b. Kelas
Marchantiales
Marchantiales terbagi dalam dua suku, yaitu suku Marchantiaceae dan suku Ricciaceae. Sebagai contoh dapat diambil dari suku Marchantiaceae, yaitu Marchantia polymorpha. Lumut ini mempunyai bentuk talus yang menyerupai pita, agak tebal, berdaging, cabang menggarpu, serta rusuk tengah tidak begitu jelas dan menonjol. Bagian bawah talus terdapat sisik perut dan rizoid. Bagian atas talus dilindungi oleh lapisan kutikula sehingga tidak dapat ditembus air dan terlihat berpetak-petak. Pada bagian petak terdapat ruang udara, di tengah Spora petak terdapat liang udara yang menghubungkan dengan udara luar. Pada dasarnya terdapat kloroplas dan tempat berlangsungnya fotosintesis. Cadangan makanan ditimbun pada jaringan talus yang tidak mengandung klorofil.
Marchantiales terbagi dalam dua suku, yaitu suku Marchantiaceae dan suku Ricciaceae. Sebagai contoh dapat diambil dari suku Marchantiaceae, yaitu Marchantia polymorpha. Lumut ini mempunyai bentuk talus yang menyerupai pita, agak tebal, berdaging, cabang menggarpu, serta rusuk tengah tidak begitu jelas dan menonjol. Bagian bawah talus terdapat sisik perut dan rizoid. Bagian atas talus dilindungi oleh lapisan kutikula sehingga tidak dapat ditembus air dan terlihat berpetak-petak. Pada bagian petak terdapat ruang udara, di tengah Spora petak terdapat liang udara yang menghubungkan dengan udara luar. Pada dasarnya terdapat kloroplas dan tempat berlangsungnya fotosintesis. Cadangan makanan ditimbun pada jaringan talus yang tidak mengandung klorofil.
Perkembangbiakan secara aseksual
pada gametofit dilakukan dengan pembentukan kuncup-kuncup eram. Gametangium
Marchantiales berupa cabang talus yang berdiri tegak, bagian bawah cabang
menggulung, dan dalam gulungan tersebut terdapat rizoid. Bagian atas cabang bercabang
menggarpu dan akhirnya membentuk badan menyerupai bintang. Anteridium dan
arkegonium terletak pada tempat terpisah. Pendukung anteridium disebut anteridiofor,
berbentuk menyerupai tangkai dengan cakram bertoreh delapan pada ujungnya, dan
di atas cakram terdapat ruangan mirip botol yang bermuara ke atas.
Ruanganruangan ini berisi anteridium. Antarruangan dipisahkan oleh jaringan
yang mengandung ruang udara. Spermatozoid dihasilkan di dalam anteridium.
Jika antheridium telah masak, sel
dindingnya akan menjadi lendir dan mengembang hingga akhirnya spermatozoid akan
keluar dan terkumpul dalam suatu tetes air hujan yang terletak di atas
anteridiofor. Pendukung arkegonium disebut arkegoniofor. Berbentuk seperti bintang
dengan kaki berjumlah 9, tepi melipat ke bawah yang mengakibatkan sisi atas
bagian arkegoniofor, dan menghadap ke bawah. Kondisi ini menyebabkan arkegonium
seolah-olah berada di sisi bawah badan bintang tadi. Letak arkegonium dan arkegoniofor
berderet menurut arah jari-jari yang dilindungi oleh selaput bergigi yang
disebut periketium. Sel telur diproduksi di dalam arkegonium.
Pembuahan terjadi pada musim hujan.
Pada saat itu, percikan air hujan yang mengandung spermatozoid terlempar dari
anteridiofor ke arkegoniofor. Hasil pembuahan berupa zigot yang akan berkembang
menjadi embrio bersel banyak akhirnya membentuk sporogonium bertangkai pendek,
kecil, berbentuk bulat, dan berwarna hijau. Sel teratas membentuk kapsul spora
dan sel bawah membentuk tangkai dan kaki sporogonium. Kapsul spora Marchantiales
dapat menghasilkan beratus ribu spora. Jika jatuh di tempat yang sesuai, spora
ini akan berkecambah membentuk protonema dan seterusnya. Contoh lumut yang
termasuk suku Marchantiaceae adalah Marchantia polymorpha, M. geminata, dan Reboulia
hemisphaerica, sedangkan yang termasuk suku Ricciaceae adalah Riccia fluitans,
R. nutans, dan R. trichocarpa.
c. Kelas
Anthoceropsida (Lumut Tanduk)
Anthocerotales (lumut tanduk) biasa hidup melekat di atas tanah dengan perantara rizoidnya. Lumut tanduk mempunyai talus yang sederhana dan hanya memiliki satu kloroplas pada tiap selnya. Pada bagian bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup. Lumut tanduk juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) ketika fase sporofit dan fase gametofit terjadi secara bergiliran. Susunan sporogonium lumut tanduk lebih rumit jika dibandingkan dengan lumut hati lainnya. Gametofitnya mempunyai cakram dan tepi bertoreh. Sepanjang poros bujurnya terdapat sederetan sel mandul yang disebut kolumela. Kulomela dilindungi oleh arkespora penghasil spora. Dalam askespora, selain spora, juga dihasilkan sel mandul yang disebut elatera. Tidak seperti lumut hati lainnya, masaknya kapsul spora pada sporogonium lumut tanduk tidak bersamaan, tetapi berurutan dari bagian atas sampai pada bagian bawah. Contoh lumut tanduk adalah Anthoceros laevis, A. fusifermis, dan Notothulus valvata.
Anthocerotales (lumut tanduk) biasa hidup melekat di atas tanah dengan perantara rizoidnya. Lumut tanduk mempunyai talus yang sederhana dan hanya memiliki satu kloroplas pada tiap selnya. Pada bagian bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup. Lumut tanduk juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) ketika fase sporofit dan fase gametofit terjadi secara bergiliran. Susunan sporogonium lumut tanduk lebih rumit jika dibandingkan dengan lumut hati lainnya. Gametofitnya mempunyai cakram dan tepi bertoreh. Sepanjang poros bujurnya terdapat sederetan sel mandul yang disebut kolumela. Kulomela dilindungi oleh arkespora penghasil spora. Dalam askespora, selain spora, juga dihasilkan sel mandul yang disebut elatera. Tidak seperti lumut hati lainnya, masaknya kapsul spora pada sporogonium lumut tanduk tidak bersamaan, tetapi berurutan dari bagian atas sampai pada bagian bawah. Contoh lumut tanduk adalah Anthoceros laevis, A. fusifermis, dan Notothulus valvata.
d.
Kelas Bryopsida (Lumut Sejati)
Lumut sejati juga disebut dengan lumut daun. Kurang lebih terdapat 12.000 jenis lumut daun yang ada di alam ini. Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air. Di daerah kering, badan lumut ini dapat berbentuk seperti bantalan, sedangkan yang hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti lapisan permadani. Lumut di daerah lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer. Lumut ini hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru banyak melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar.
Lumut sejati juga disebut dengan lumut daun. Kurang lebih terdapat 12.000 jenis lumut daun yang ada di alam ini. Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air. Di daerah kering, badan lumut ini dapat berbentuk seperti bantalan, sedangkan yang hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti lapisan permadani. Lumut di daerah lahan gambut dapat menutupi tanah sampai beribu kilometer. Lumut ini hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi justru banyak melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar.
Lumut daun merupakan tumbuhan yang
berdiri tegak, kecil, dan letak daunnya tersusun teratur mengelilingi
tangkainya seperti spiral. Pada tempat yang sesuai, spora akan berkecambah
membentuk protonema. Protonema ini terdiri atas benang berwarna hijau,
fototrof, bercabang-cabang, dan dapat dilihat dengan mata biasa karena mirip seperti
hifa cendawan. Dari protonema, muncul rizoid yang masuk ke dalam tanah. Pada
keadaan cukup cahaya, protonema akan membentuk kuncup yang dapat berkembang menjadi
tumbuhan lumut. Terjadinya kuncup diawali dengan adanya tonjolan-tonjolan ke
samping pada cabang protonema. Lama-kelamaan pada ujungnya akan terjadi sel
berbentuk piramida yang meristematik. Jika sel piramida terputus, akan tumbuh anakan
baru dari sel tersebut. Terbentuknya banyak kuncup menyebabkan tumbuhan lumut
tersusun seperti rumpun.
Alat kelamin Musci terkumpul pada
ujung batang atau ujung cabang dan dikelilingi oleh daun paling atas. Ada yang
berumah satu dan ada yang berumah dua. Pada Musci, kapsul sporanya memiliki
kolumela yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh ruang yang berisi spora.
Pada sporogonium muda, ruang sporanya diselimuti oleh jaringan asimilasi dan
dibatasi oleh epidermis dari udara luar. Kolumela inilah yang berfungsi sebagai
pemberi makanan dan penyimpan air bagi spora yang baru terbentuk. Di bawah kapsul
spora terdapat mulut kulit. Susunan kapsul yang telah masak sangat khusus. Hal
ini ditandai dengan mudahnya kapsul pecah sehingga spora terhambur keluar.
Dengan bantuan seta, kapsul dapat terangkat sehingga spora yang terhambur mudah
tertiup angin.
Perkembangan embrio lebih cepat dari
perkembangan dinding sel arkegonium sehingga embrio bertambah panjang dan menyebabkan
robeknya dinding arkegonium. Bagian atas yang tetap menyelubungi kapsul spora
disebut kaliptra dan bagian bawahnya sebagai sarung pada pangkal yang disebut
vaginula. Contoh Musci adalah Andreaea petrophila, A. rupestris, Sphagnum fimbriatum,
S. squarrosum, S. acutifolium, Polytrichum commune, Hypnodendron reinwardtii,
Mniodendron divaricatum, Pogonatum cirrhatum, dan Georgia pellucida.
B.
Tumbuhan Berpembuluh
Tumbuhan berpembuluh merupakan
tumbuhan yang lebih sempurna daripada tumbuhan tidak berpembuluh karena telah
memiliki akar, batang, dan daun. Selain itu, juga telah memiliki pembuluh yang merupakan
jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut berupa dua pembuluh, yaitu pembuluh
xilem dan pembuluh floem. Xilem berfungsi untuk menyerap air dan garam mineral
dari dalam tanah dan diangkut ke daun. Floem berfungsi untuk mengangkut sari
makanan hasil fotosintesis dan mengedarkannya ke seluruh tubuh tanaman. Tumbuhan
berpembuluh ini terdiri atas dua kelompok, yaitu tumbuhan paku (Pteridophyta)
dan tumbuhan biji (Spermatophyta). Tumbuhan biji dibagi lagi menjadi tumbuhan
berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae).
1. Tumbuhan
Paku (Pteridophyta)
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan
yang telah memiliki kormus atau tumbuhan yang sudah mempunyai akar, batang, dan
daun sejati, juga telah memiliki jaringan pengangkut xilem dan floem yang
terdapat pada daun, batang, dan akarnya. Tumbuhan paku dapat hidup di atas tanah
atau batu, menempel di kulit pohon (epifit), di tepi sungai di tempat tempat yang
lembap (higrofit), hidup di air (hidrofit), atau di atas sampah atau sisa
tumbuhan atau hewan (saprofit). Sebagian besar tumbuhan paku mempunyai batang
yang tumbuhdi dalam tanah yang disebut rhizoma. Daun mulai tumbuh dari rhizoma tersebut.
Daun paku muda ujungnya selalu menggulung. Daun paku dewasa terdiri atas daun
fertil dan daun steril. Daun steril adalah daun yang tidak ada bintil-bintil hitam
di permukaan bawah daunnya. Daun ini disebut juga daun mandul. Daun fertil adalah
daun paku yang di permukaan bawah daunnya terdapat bintil-bintil kehitaman. Daun
ini disebut juga daun subur. Bintil-bintil kehitaman yang terletak di permukaan
bawah daun ini adalah kumpulan sporangium yang disebut sorus.
a. Cara
Berkembang Biak Tumbuhan Paku
Alat perkembangbiakan tumbuhan paku
yang utama adalah spora. Tumbuhan paku dapat berkembang biak secara aseksual
dan seksual. Seperti pada tumbuhan lumut, daur perkembangbiakan tumbuhan paku juga
mengalami pergiliran keturunan. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan
dengan menggunakan rizom atau pertunasan dan secara seksual terjadi secara
pergiliran keturunan antara dua generasi. Pergiliran keturunan pada tumbuhan
paku terjadi secara bergantian antara generasi sporofit dan generasi gametofit.
Generasi sporofit adalah tumbuhan paku itu sendiri, yaitu tumbuhan paku
(sporofit) yang menghasilkan spora. Tumbuhan paku (sporofit) dapat tumbuh dan bertunas
melakukan perkembangbiakan secara aseksual. Spora yang dikeluarkan dari
sporangium dan jatuh di tempat yang sesuai akan berkembang menjadi protalium.
Protalium adalah gametofit pada
tumbuhan paku. Protalium berumur lebih pendek daripada sporofit. Protalium
berbentuk seperti jantung, berwarna hijau, dan melekat pada subtratnya dengan
rizoid. Protalium akan berkembang menjadi anteridium dan arkegonium. Anteridium
menghasilkan sperma, sedangkan arkegonium menghasilkan ovum. Pembuahan hanya
berlangsung jika ada air. Peleburan sperma dan ovum menghasilkan zigot. Zigot
akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang diploid. Tumbuhan paku dewasa akan
menghasilkan spora. Spora akan tumbuh lagi menjadi protalium dan begitu
seterusnya hingga berulang siklus pergiliran keturunan. Kebanyakan tumbuhan
paku (Filicinae) mempunyai spora dengan sifat-sifat yang sama dan setelah
berkecambah, menghasilkan protalium yang mempunyai anteridium dan arkegonium.
Jenis paku yang menghasilkan spora yang sama besar dan berumah satu disebut
dengan paku homospor atau isospor. Akan tetapi, pada tumbuhan paku lainnya, seperti
Selaginellales dan Hydropteridales, protaliumnya tidak sama besar dan berumah dua
yang disebut dengan paku heterospor.
Pemisahan jenis kelamin telah
terjadi sejak pembentukan spora, selain berbeda jenis kelamin, ukuran juga
berbeda. Ada yang berukuran besar dan mengandung banyak cadangan makanan yang
disebut makrospora atau megaspora yang terbentuk dalam makrosporangium. Jika berkecambah,
akan tumbuh menjadi protalium yang mengandung arkegonium yang disebut
makroprotalium atau protalium betina. Yang berukuran kecil dinamakan mikrospora
yang terbentuk dalam mikrosporangium. Mikrospora akan tumbuh menjadi protalium
yang mengandung anteridium yang disebut mikroprotalium atau protalium jantan. Untuk
menambah pengetahuan tentang perkembangbiakan tumbuhan paku, marilah kita
perhatikan skema pergiliran keturunan paku homospor (kiri) dan paku heterospor
(kanan) berikut ini.
b.
Klasifikasi Tumbuhan Paku
Selain paku homospor dan heterospor,
juga terdapat paku peralihan seperti paku ekor kuda (Equisetum debile). Spora
yang dihasilkan mempunyai ukuran yang sama dan dapat dibedakan antara spora
jantan dan spora betina.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan sifat sporanya, tumbuhan
paku dibedakan menjadi tumbuhan paku
yang bersifat homospor, heterospor, dan peralihan. Tumbuhan paku dapat
diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu Psilophytinae (paku purba),
Lycopodinae (paku rambut), Equisetinae (paku ekor kuda), dan Filicinae (paku
sejati).
1 )
Psilophytinae (Paku Purba)
Sebagian jenis paku purba telah banyak
yang punah. Sekarang ini hanya tinggal sedikit jenis paku purba yang masih ada.
Anggota paku purba merupakan paku telanjang (tidak daun) atau memiliki daun
kecilkecil (mikrofil) yang belum terdeferensiasi. Ada sebagian yang belum memiliki
akar, bercabang menggarpu dengan sporangium pada ujung batang dan bersifat
homospor. Contoh paku purba, antara lain, Rhynia major, Taeniocrada deeheniana,
Zosterophyllum australianum, Asteroxylon mackei, Asteroxylon elberfeldense,
Psilotum nudum, Psilotum triquetrum, dan Tmesipteris tannensis. Dari contoh di
atas, hanya bangsa Psilotum yang masih dapat ditemukan sampai sekarang,
misalnya, Psilotum nudum masih terdapat di Pulau Jawa, Psilotum triquetrum
hanya terdapat di daerah tropika, dan Tmesipteris tannensis di Australia.
2 )
Lycopodinae (Paku Rambut)
Jenis tumbuhan paku ini daunnya
kecil-kecil, tidak bertangkai, dan bertulang satu. Daun ada yang berbentuk
seperti jarum dan tersusun rapat menurut garis spiral serta tidak mengandung
klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan diperoleh dari jamur yang
bersimbiosis dengannya. Tumbuhan ini biasa hidup dengan menempel pada batang pohon.
Sporofil merupakan daun penghasil sporangium. Contohnya adalah Lycopodium
clavatum (bahan obat-obatan), Lycopodium cernuum (buket bunga), Selaginella selaginoides,
Selaganella caudata, dan Isoetes lacustris. Ada juga Lycopodiinae yang telah
menjadi fosil, seperti Drepanophycus spinaeformis yang merupakan tumbuhan paku tertua
dan Protolepidodendron scharynum.
3 )
Equisetinae (Paku Ekor Kuda)
Paku ekor kuda sampai sekarang masih
dapat ditemukan, khususnya di tempat-tempat yang lembap. Batangnya bercabang, berkarang,
beruas-ruas, dan mengandung zat kersik yang dapat dijadikan bahan penggosok,
contohnya, Equisetum.
4 )
Filicinae (Paku Sejati)
Tumbuhan paku sejati juga disebut
dengan tumbuhan paku benar. Tumbuhan paku ini merupakan kelompok tumbuhan paku
yang sering kita jumpai karena sering dijadikan tanaman hias, seperti suplir
(Adiantum cuneatum), simbar menjangan (Platycerium coronatium), dan paku sarang
burung (Asplenium nidus).Tumbuhan ini biasa hidup di tempat yang lembap dan
sedikit berair. Daun lebar dan tulang daunnya terlihat jelas. Selain itu, tidak
ada perbedaan bentuk daun antara daun fertil dan daun streril.
5 )
Hydropteridales (Paku Air)
Paku air merupakan tumbuhan paku
yang hidup di air, misalnya, Salvinia natans dan Marsilea crenata (semanggi).
2.
Tumbuhan Biji (Spermatophyta)
Selain tumbuhan lumut dan paku-pakuan,
juga terdapat tumbuhan lain, seperti melinjo, padi, kelapa, mangga, pepaya, dan
durian. Semua tumbuhan ini termasuk dalam kelompok tumbuhan biji
(spermatophyta). Tumbuhan biji adalah jenis tumbuhan yang paling sempurna, baik
alat tubuh maupun alat perkembangbiakannya. Tumbuhan biji memiliki alat tubuh
yang lengkap yang terdiri dari akar, batang, dan daun. Tiap tiap alat tubuh
tersebut mempunyai fungsi yang jelas. Alat perkembangbiakannya berupa bunga dan
biji. Akar berfungsi untuk menyerap air dan mineral dari dalam tanah. Akar
berasal dari titik tumbuh akar yang terdapat pada jaringan embrional. Akar
merupakan bagian bawah suatu tanaman yang umumnya tumbuh dan berkembang di
bawah permukaan tanah. Ada dua sistem perakaran pada tumbuhan tingkat tinggi,
yaitu akar tunggang dan akar serabut.
Pada tumbuhan berkeping dua
(dikotil), sistem perakarannya merupakan akar tunggang. Akar ini terdiri atas
satu akar pokok yang dapat tumbuh membesar dan memanjang. Di sekitar akar ini
akan tumbuh rambut-rambut akar yang lebih halus. Pada tumbuhan dikotil, batas
antara akar dan batang tidak jelas. Dapat diperhatikan bahwa bagian tanaman
yang tumbuh ke atas permukaan tanah dapat disebut batang dan yang tumbuh ke
dalam tanah disebut dengan akar. Contoh tanaman yang memiliki akar tunggang adalah
mangga, jambu, dan cabai. Pada tumbuhan berkeping satu (monokotil) sistem perakarannya
merupakan akar serabut. Akar serabut ini tidak mempunyai akar pokok, tetapi
pangkal tumbuhnya berasal dari batang tumbuhan sehingga terlihat sebagai
serabut-serabut halus yang menyebar yang berpangkal dari bagian pangkal batang.
Contoh tanaman yang memiliki akar serabut adalah jagung, pisang, dan
rumput-rumputan. Batang merupakan bagian tanaman yang berfungsi untuk menopang dedaunan
yang menghasilkan pangan dan menghubungkannya dengan akar yang menyerap air dan
unsur hara. Selain itu, batang juga berfungsi sebagai alat penyimpan makanan. Batang
berasal dari titik tumbuh batang yang terdapat pada jaringan embrional.
Berkas-berkas pembuluh pada batang merupakan perpanjangan berkas pembuluh pada
akar, tetapi penyusunannya agak berbeda. Selain itu, susunan berkas-berkas pada
batang monokotil secara nyata berlainan dengan susunan berkas pada batang
dikotil. Daun yang banyak mengandung klorofil berfungsi sebagai tempat pembuatan
makanan bagi tumbuhan melalui proses fotosintesis. Selain itu, daun juga
berfungsi untuk transpirasi.
Fotosintesis adalah proses pembentukan
karbohidrat atau energi oleh klorofil, karbon dioksida dari udara, dan air dari
dalam tanah diubah menjadi karbohidrat dengan bantuan cahaya matahari.
Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh tanaman dalam bentuk uap melalui
stomata. Transpirasi pada hakikatnya sama dengan penguapan. Transpirasi dapat
terjadi melalui kutikula, stomata, ataupun lentisel. Sebagian besar transpirasi
terjadi pada stomata di dalam daun karena hilangnya molekul-molekul air dari tubuh
tanaman sebagian besar melalui daun.
Bunga merupakan organ yang penting
untuk perkembangbiakan tumbuhan. Pada tumbuhan biji, bunga merupakan organ
untuk perkembangbiakannya. Pada prinsipnya, setiap bunga selalu memiliki bagian
yang sama yang terdiri atas dua bagian, yaitu perhiasan bunga dan alat kelamin.
Perhiasan bunga terdiri atas dua bagian, yaitu mahkota bunga dan kelopak bunga.
Mahkota bunga biasanya berbentuk seperti lembaran dengan warna yang mencolok.
Warna yang mencolok ini dapat menarik serangga yang dapat membantu penyerbukan.
Mahkota bunga terletak di lingkaran mengelilingi benang sari dan putik sehingga
mahkota bunga ini juga berfungsi untuk melindungi benang sari dan putik.
Kelopak bunga biasanya berwarna hijau yang terletak di lingkaran luar
mengelilingi mahkota bunga. Kelopak bunga sangat penting karena pada saat bunga
masih kuncup, kelopak bunga ini dapat melindungi bagian bunga di dalamnya.
Alat reproduksi (alat kelamin bunga)
terdiri atas alat kelamin betina berupa putik dan alat kelamin jantan berupa
benang sari. Jatuhnya serbuk sari di kepala putik disebut dengan penyerbukan. Dari
penyerbukan ini akan berlanjut pada pembuahan. Hasil pembuahan adalah zigot.
Zigot akan berkembang menjadi embrio. Embrio akan terus berkembang menjadi
individu baru. Demikian juga yang terjadi pada bakal buah dan bakal biji.
Setelah terjadi pembuahan, perhiasan bunga dan benang sari akan gugur, bakal buah
akan berkembang menjadi buah dan bakal biji akan berkembang menjadi biji. Menurut
letak bakal bijinya, tumbuhan biji terbagi menjadi dua, yaitu tumbuhan berbiji
terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Perhatikan
skema tumbuhan biji berikut ini.
a.
Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)
Tumbuhan berbiji terbuka adalah
tumbuhan yang letak bakal bijinya terbuka dan tidak terlindungi oleh daun buah.
Biasanya mempunyai akar tunggang meskipun ada juga yang berakar serabut, seperti
pakis haji. Daunnya kaku, kecil, tebal, dan berbentuk seperti jarum. Ada juga
yang berbentuk tipis dan melebar seperti daun melinjo. Bunganya tidak mempunyai
perhiasan bunga, tetapi hanya mempunyai alat perkembangbiakan yang disebut sporofil.
Bunga jantan dan betina tersusun dalam strobilus atau runjung, ada yang berumah
satu dan ada yang berumah dua. Dikatakan strobilus berumah satu jika strobilus jantan
dan strobilus betina berada pada satu pohon. Dikatakan strobilus berumah dua
jika strobilus jantan dan strobilus betina tidak berada dalam satu pohon,
misalnya terdapat pada pakis haji (Cycas rumphii) dan melinjo (Gnetum gnemon).
Pembuahan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka adalah pembuahan tunggal, yaitu
peleburan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina akan menghasilkan
zigot, kemudian berkembang menjadi embrio. Tumbuhan biji terbuka dibagi menjadi
tiga ordo, yaitu sebagai berikut.
1 )
Cycadinae
Ordo ini dicirikan dengan bentuk dan
susunan daun yang miripdengan pohon palem. Batang tidak bercabang, akar
serabut, dan ujungdaun mudanya menggulung seperti daun tumbuhan paku muda,termasuk
dalam tumbuhan berumah dua. Alat kelamin jantan dan alatkelamin betina terdapat
pada pohon yang berbeda. Pohon jantan mempunyai tongkol dengan kotak-kotak
berisi serbuk sari. Pohon betina membentuk daun buah yang pipih yang pada
lekukan tepi daun buah terdapat bakal biji. Contohnya, pakis haji yang banyak dimanfaatkan
untuk tanaman hias.
2 )
Gnetinae
Ordo ini dicirikan dengan batang
pohon yang lurus kira-kira 20 meter dan bercabang. Akarnya tunggang. Tulang
daun menyirip, tipis dan melebar. Berumah dua karena strobilus jantan dan
betina terletak pada pohon yang berbeda. Contohnya, tanaman melinjo (Gnetum gnemon)
yang daun, buah, dan bijinya dapat dimakan, sedangkan kayunya dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas, serat tali, dan perabot rumah tangga.
3 )
Coniferae
Ordo ini mempunyai alat perkembangbiakan
berbentuk runjung yang terletak pada strobilus. Runjung jantan berbentuk
kerucut sebagai penghasil sperma. Runjung betina berbentuk seperti sisik
sebagai Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta) Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) Tumbuhan
biji terbuka
(Gymnospermae)
(Gymnospermae)
penghasil bakal biji. Runjung jantan
dan betina terletak terpisah dalam satu pohon. Batang lurus sampai kurang lebih
40 meter. Umumnya tidak menggugurkan daunnya. Contohnya, tusam (Pinus merkusi)
yang getahnya dapat digunakan sebagai terpentin dan batangnya sebagai korek
api, perabot rumah tangga, bahan bangunan, dan sebagai bahan obat-obatan.
Selain itu, damar (Agathis alba) dapat dimanfaatkan sebagai bahan pernis,
kertas, alat rumah tangga, dan alat musik.
b.
Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan berbiji tertutup adalah
tumbuhan yang telah memiliki akar, daun, dan batang yang sesungguhnya. Menurut
jumlah keping bijinya, tumbuhan biji tertutup dapat dibedakan menjadi tumbuhan berkeping
satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil).
1 ) Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)
Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan
yang hanya mempunyai satu daun lembaga pada bijinya. Selain itu, tumbuhan
berkeping satu ini juga mempunyai ciri biji berkeping satu, berakar serabut,
batang tidak bercabang dan tidak berkambium, ruas-ruas batang jelas terlihat,
tulang daun sejajar dan melengkung, daun berupih dengan letak daun yang berseling,
dan umumnya bagian bunga berjumlah tiga atau kelipatannya.
Tumbuhan monokotil terbagi menjadi
beberapa suku (famili), yaitu sebagai berikut.
a)
Gramineae (suku rumput-rumputan)
Jagung (Zay mays), padi (Oryza
sativa), dan gandum (Tritium sativum) merupakan contoh tumbuhan monokotil dari
suku rumputrumputan yang dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan pokok. Tebu
(Saccharum officinarum) bermanfaat untuk bahan baku gula, serat (Andropogon
nordus) digunakan sebagai bahan baku tali dan tekstil, serta bambu betung (Dendrocalamus
asper) sebagai bahan bangunan dan perabotan rumah tangga. Suku rumput-rumputan
ini mempunyai ciri ciri daun yang berbentuk pita, tulang daun sejajar dan
melekat langsung pada batang, batang agak berongga, berakar serabut bunganya berbentuk
bulir, mudah terbang jika tertiup angin. Penyerbukan suku rumput-rumputan ini
dibantu oleh angin.
b)
Musaceae (suku pisang-pisangan)
Pisang emas, pisang ambon, pisang
kulit tipis, dan pisang raja merupakan bagian tumbuhan suku pisang-pisangan yang
dapat dimakan. Sementar itu, pisang kipas merupakan anggota suku pisang-pisangan
yang dapat dijadikan tanaman hias dan pisang merica seratnya dapat dimanfaatkan
sebagai bahan tali. Suku pisang-pisangan ini mempunyai ciri-ciri daunnya
berpelepah, tulang daun menyirip dan bentuknya seperti
lancet, batang merupakan batang semu, bunga merupakan bunga majemuk yang berupa karangan, serta ada yang berkelamin satu dan ada yang berkelamin banyak.
lancet, batang merupakan batang semu, bunga merupakan bunga majemuk yang berupa karangan, serta ada yang berkelamin satu dan ada yang berkelamin banyak.
c)
Palmae (suku pinang-pinangan)
Palmae ini mempunyai ciri daun yang
menyirip atau berbentuk kipas, batang tidak bercabang, berakar serabut, bunga
merupakan tongkol atau karangan yang terletak pada ketiak daun atau ujung daun,
dan biasanya hidup berumpun. Contoh tanaman yang termasuk dalam suku Palmae
adalah kelapa (Cocos nucifera) yang bermanfaat sebagai bahan baku minyak goreng
dan gula merah. Selain itu, batangnya juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan. Tanaman yang lain, misalnya sagu (Metroxylon sagu) dimanfaatkan
sebagai bahan makanan pokok dan enau (Arenga pinnata) dimanfaatkan sebagai
bahan baku gula nira karena menghasilkan cairan nira, sedangkan buahnya adalah
kolang-kaling yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran es buah atau manisan.
d)
Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Semua jenis empon-empon, seperti jahe,
kunyit, kencur, laos, temu lawak, dan temu hitam, merupakan contoh dari suku
jahe-jahean yang dapat dimanfaatkan sebagai obat obatan dan bumbu masak. Suku
ini mempunyai ciri-ciri pelepah daun yang memeluk batang, batangnya tumbuh dari
rimpang (batang yang tumbuh dari dalam tanah), bunga mengandung sel kelamin
jantan dan sel kelamin betina, serta kelopaknya berbentuk tabung.
e)
Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan)
Suku ini mempunyai daun yang bertepi rata dan berdaging dengan letak berseling dua baris, berakar rimpang, pangkal batang menggembung sebagai penyimpan cadangan air, dan dalam satu bunga mengandung sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Berbagai jenis anggrek hias merupakan contoh dari suku anggrek-anggrekan ini.
Suku ini mempunyai daun yang bertepi rata dan berdaging dengan letak berseling dua baris, berakar rimpang, pangkal batang menggembung sebagai penyimpan cadangan air, dan dalam satu bunga mengandung sel kelamin jantan dan sel kelamin betina. Berbagai jenis anggrek hias merupakan contoh dari suku anggrek-anggrekan ini.
2 )
Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)
Tumbuhan dikotil merupakan tumbuhan
yang bijinya mempunyai dua daun lembaga. Ciri lain yang dimiliki tumbuhan
dikotil adalah mempunyai akar tunggang, batang bercabang dengan ruas-ruas
batang yang tidak tampak, daun mempunyai tulang daun menyirip atau menjari dengan
letak yang menyebar atau berkarang, bagian bunga berjumlah 2, 4, 5, atau
kelipatannya, serta mempunyai kambium dan berkas pembuluh. Tumbuhan dikotil
terdiri atas beberapa suku, antara lain, suku kacang-kacangan, suku terung-terungan,
suku jambu-jambuan, dan suku jarak-jarakan.
a)
Papillionaceae (suku kacang-kacangan)
Ciri-ciri suku kacang-kacangan adalah bunganya yang berbentuk kupu-kupu yang terdiri atas lima mahkota (bendera terdiri atas satu lembar daun mahkota, sayap terdiri atas dua lembar daun mahkota, serta benang sari dua tongkol terdiri dari 10 helai, 1 helai terpisah dan 9 helai membentuk satu bekas), terdapat bintil-bintil pada akarnya yang menjadi tempat hidup bakteri Rhizobium radicula. bakteri ini dapat mengikat nitrogen yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan bentuk buahnya berupa buah polong. Contoh tanaman yang termasuk dalam suku ini adalah kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang merah yang merupakan sumber protein nabati. Kacang panjang, kecipir, dan buncis dapat dimanfaatkan sebagai sayur-sayuran, angsana sebagai bahan bangunan, orok-orok sebagai bahan pupuk hijau, dan dadap merah sebagai tanaman hias.
Ciri-ciri suku kacang-kacangan adalah bunganya yang berbentuk kupu-kupu yang terdiri atas lima mahkota (bendera terdiri atas satu lembar daun mahkota, sayap terdiri atas dua lembar daun mahkota, serta benang sari dua tongkol terdiri dari 10 helai, 1 helai terpisah dan 9 helai membentuk satu bekas), terdapat bintil-bintil pada akarnya yang menjadi tempat hidup bakteri Rhizobium radicula. bakteri ini dapat mengikat nitrogen yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan bentuk buahnya berupa buah polong. Contoh tanaman yang termasuk dalam suku ini adalah kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang merah yang merupakan sumber protein nabati. Kacang panjang, kecipir, dan buncis dapat dimanfaatkan sebagai sayur-sayuran, angsana sebagai bahan bangunan, orok-orok sebagai bahan pupuk hijau, dan dadap merah sebagai tanaman hias.
b)
Solanaceae (suku terung-terungan)
Ciri-ciri suku terung-terungan adalah mahkota bunga berbentuk terompet atau bintang yang berjumlah lima buah, memiliki kelopak, satu putik, dan lima benang sari. Buah terletak di atas dasar bunga. Dinding buah terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan tipis dan lapisan dalam tebal yang berupa kotak buah dan di dalam kotak ini terdapat banyak biji. Contoh tanaman yang termasuk suku terung-terungan adalah tomat dan terung yang dimanfaatkan sebagai bahan sayur- sayuran, cabai sebagai bumbu masak, tembakau sebagai bahan rokok, dan kecubung sebagai bahan obat-obatan.
Ciri-ciri suku terung-terungan adalah mahkota bunga berbentuk terompet atau bintang yang berjumlah lima buah, memiliki kelopak, satu putik, dan lima benang sari. Buah terletak di atas dasar bunga. Dinding buah terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan tipis dan lapisan dalam tebal yang berupa kotak buah dan di dalam kotak ini terdapat banyak biji. Contoh tanaman yang termasuk suku terung-terungan adalah tomat dan terung yang dimanfaatkan sebagai bahan sayur- sayuran, cabai sebagai bumbu masak, tembakau sebagai bahan rokok, dan kecubung sebagai bahan obat-obatan.
c)
Euphorbiaceae (suku jarak-jarakan)
Suku jarak-jarakan juga sering disebut suku getah-getahan. Suku ini mempunyai ciri, antara lain, batangnya mengandung getah berwarna putih, tulang daun menjari, dan umumnya mempunyai buah kotak. Contoh tanaman yang termasuk dalam suku ini adalah jarak, karet, dan ubi kayu. Jarak (Ricinus communis) berfungsi sebagai bahan pembuatan sabun, lilin, dan semir sepatu. Karet (Hevea brasiliensis) yang getahnya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan ban, mainan anak, bola, sandal, dan produk lain. Umbi kayu (Manihot utilissima), umbinya merupakan sumber makanan pokok yang banyak mengandung karbohidrat dan tanaman tentir yang getahnya dapat digunakan untuk obat luka.
Suku jarak-jarakan juga sering disebut suku getah-getahan. Suku ini mempunyai ciri, antara lain, batangnya mengandung getah berwarna putih, tulang daun menjari, dan umumnya mempunyai buah kotak. Contoh tanaman yang termasuk dalam suku ini adalah jarak, karet, dan ubi kayu. Jarak (Ricinus communis) berfungsi sebagai bahan pembuatan sabun, lilin, dan semir sepatu. Karet (Hevea brasiliensis) yang getahnya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan ban, mainan anak, bola, sandal, dan produk lain. Umbi kayu (Manihot utilissima), umbinya merupakan sumber makanan pokok yang banyak mengandung karbohidrat dan tanaman tentir yang getahnya dapat digunakan untuk obat luka.
d)
Myrteceae (suku jambu-jambuan)
Suku jambu-jambuan ini merupakan tumbuhan perdu. Letak daunnya berhadapan, makhota kecil dengan jumlah benang sari yang banyak, dan buahnya berupa buah buni.
Contoh tanaman yang termasuk dalam suku ini adalah jambu biji, jambu air, cengkih, salam, dan kayu putih. Jambu bermanfaat sebagai buah-buahan. Cengkih bermanfaat sebagai bahan pembuat minyak cengkih. Salam, daunnya dapat dimanfaatkan sebagai penyedap masakan. Kayu putih, daunnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan minyak kayu putih atau obat gosok.
Suku jambu-jambuan ini merupakan tumbuhan perdu. Letak daunnya berhadapan, makhota kecil dengan jumlah benang sari yang banyak, dan buahnya berupa buah buni.
Contoh tanaman yang termasuk dalam suku ini adalah jambu biji, jambu air, cengkih, salam, dan kayu putih. Jambu bermanfaat sebagai buah-buahan. Cengkih bermanfaat sebagai bahan pembuat minyak cengkih. Salam, daunnya dapat dimanfaatkan sebagai penyedap masakan. Kayu putih, daunnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan minyak kayu putih atau obat gosok.
e)
Rosaeae
Suku ini antara lain beranggotakan bunga mawar (Rosalia hibryda), apel (Malus silvestris), pir (Pyrus communis), dan Arbai (Fragaria chiloensis).
Suku ini antara lain beranggotakan bunga mawar (Rosalia hibryda), apel (Malus silvestris), pir (Pyrus communis), dan Arbai (Fragaria chiloensis).
f)
Crusiferae
Suku ini antara lain beranggotakan kubis (Brassica oleracea), sawi (B.rugosa), lobak (Raphanus sativus), dan sawi tanah (Nasturtium heterophyllum).
Suku ini antara lain beranggotakan kubis (Brassica oleracea), sawi (B.rugosa), lobak (Raphanus sativus), dan sawi tanah (Nasturtium heterophyllum).
0 komentar :
Posting Komentar