Pada Tumbuhan terjadi pertumbuhan
primer yang merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh
primer. Titik tumbuh primer terdapat pada ujung akar atau ujungbatang. Titik
tumbuh primer telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio. Ujung
akar dan ujung batang tempat terjadinya pertumbuhan merupakan daerah meristem
apikal. Pertumbuhan primer menyebabkan batang dan akar bertambah panjang.
Berdasarkan titik tumbuh tumbuhan, terdapat dua teori titik tumbuh pada
tumbuhan, yaitu Teori Histogen dan Teori Tunika Korpus.
A. Teori Histogen
Teori ini dikemukakan oleh Johannes Ludwig Emil Robert von Hanstein
(1822 - 1880). Pada tahun 1868 Hanstein menyatakan bahwa ada semacam stratifikasi (stratifikasi adalah pengelompokan,
keadaan yang bertingkat–seperti pada kata “strata
sosial“) pada ujung batang tumbuhan angiospermae. Hanstein menyatakan
adanya bagian pusat tanaman yang diselimuti oleh beberapa lapisan yang tersusun
rapi, yang saling menyelubungi dengan ketebalan yang konstan. Masing-masing
lapisan dipercaya terdiri dari beberapa sel meristematis yang saling
bertumpukan, yang terletak pada bagian paling pucuk dari batang. Beberapa tahun
kemudian, interpretasi teori Hanstein terhadap peran masing-masing lapisan sudah
tidak digunakan lagi, tapi konsep dasar tentang adanya lapisan meristem yang
bertingkat pada ujung batang tetap digunakan.
Secara ringkas Teori ini menyatakan
bahwa pertumbuhan organ tubuh tumbuhan dibentuk oleh tiga lapisan pembentuk
jaringan, yaitu:
a)
Dermatogen, yakni lapisan
luar yang membentuk epidermis.
b)
Periblem, yakni lapisan dalam
yang membentuk korteks.
c) Pleuron,
yakni lapisan dalam yang membentuk stele.
B. Teori Tunika Korpus
Teori ini dikemukakan oleh Schmidt
Sebagai kelanjutan dari konsep yang dikemukakan Hanstein, Buder dan para
muridnya mengembangkan teori Tunika-Korpus. Berbeda dengan Hanstein yang
mengemukakan tiga lapisan, Buder hanya mengemukakan dua lapisan jaringan dalam
teorinya, yaitu “tunika” yang terdiri dari satu atau lebih lapisan sel yang
menyelimuti “korpus” atau jaringan
pusat.
Schmidt, muridnya Buder, mengembangkan
kembali teori ini. Dia menitikberatkan pada perbedaan dua lapisan ini. Dia
menyampaikan ide bahwa perbedaan utama dari tunika dan korpus adalah perbedaan
antara pertumbuhan dan pembelahan sel. Pertumbuhan pada tunika, yang terjadi
bersamaan dengan pertumbuhan melengkung batang, mengakibatkan perluasan
permukaan tumbuhan, namun tidak berpengaruh pada ketebalan masing-masing
lapisan. Bisa dilihat pada gambar di bawah. Pertumbuhan itu tidak mengakibatkan
bagian ujung (paling atas) menjadi tipis dan bagian tepi menjadi tebal.
Model Tunika-Korpus dari Meristem apikal atau pucuk tanaman
bagian atas yang mengalami pertumbuhan ke atas. Lapisan epidermis [L1] dan
subepidermis [L2] disebut tunika. [L3] disebut korpus. Sel-sel di L1 dan L2
membelah secara melengkung untuk menjaga lapisan-lapisan ini tetap terpisah
satu sama lain. Sedangkan sel-sel L3 membelah dengan arah yang lebih random lagi.
Sedangkan, pertumbuhan silinder pusat
(korpus) bertitik berat pada
pertambahan massa tumbuhan. Pertumbuhan pada jaringan ini cenderung tidak
reguler, yang mengakibatkan pertambahan massa tumbuhan tidak konstan. Kadang
cepat, kadang pelan. Kerjasama yang baik antara pertambahan luas permukaan oleh
tunika dan pertambahan volume tumbuhan oleh korpus menghasilkan keserasian
pertumbuhan pada tanaman.
0 komentar :
Posting Komentar