Mikroskop merupakan salah satu alat
penting dalam kegiatan praktikum biologi di sekolah. Mikroskop adalah alat
optik untuk mengamati benda - benda yang sangat kecil, misalnya rambut, bakteri
dan sel sehingga tampak jelas. Mikroskop sederhana terdiri dari dua buah lensa
positif (cembung). Lensa positif yang
berdekatan dengan mata disebut lensa okuler. Lensa ini berfungsi sebagai
lup. Lensa positif yang berdekatan
dengan benda disebut lensa objektif. Jarak titik api lensa objektif lebih kecil
dari pada jarak titik api lensa okuler.
Resolusi
dan magnifikasi
Resolusi adalah kemampuan sistem
optikal untuk membedakan detil sangat kecil pada suatu spesimen (sebagai jarak
terkecil antara 2 poin yang berdekatan dimana mereka dapat dibedakan dalam 2
bagian yang berbeda.
Resolusi ditentukan oleh:
a.
Kemampuan mengumpulkan cahaya (numerical aperture atau N.A) lensa NA = n
x sin α
b.
Panjang gelombang (λ) cahaya yang digunakan Resolusi = 0.61 x λ / NA
Komponen suatu mikroskop terdiri dari
:
1.
Sistem iluminasi - sumber cahaya dan kondensor
2.
Pegangan dan tempat spesimen
3.
Sistem lensa - obyektif dan okuler (eye
piece lens, biasanya memiliki kekuatan perbesaran 10x atau 15x)
4.
Sitem fotografi (dipasang pada lensa okuler)
Mikroskop
dengan Sistem iluminasi
Pada Mikroskop dengan sistem iluminasi
sumber cahayanya yaitu bohlam tungsten - halogen - untuk menyediakan output 100
W pada 12 V - alat ini memiliki susunan filament tunggal rata yang dipasang
berdekatan dan diletakkan di amplop quartz.
Karena alat ini beroperasi pada suhu filament yang sangat tinggi,
sehingga cocok untuk fotomikrograf berwarna, dengan menggunakan film yang
seimbang untuk cahaya tungsten.
Kondensor digunakan untuk
mengkonsentrasikan cahaya ke dalam objek dengan intensitas seragam pada
keseluruhan bidang iluminasi. Kondensor dapat diklasifikasikan berdasarkan
tujuan mereka : terang - atau dasar gelap, fase kontras, atau nomarski
differential interference contras.
Pengelompokkan kondensor berdasarkan
pada maksimum numerical aperturenya: a) Kekuatan rendah - hingga N.A. 0.25, b)
Kekuatan sedang kondensor kering hingga N.A. 0.9 dan c) Tipe minyak imersi,
berkekuatan tinggi N.A. hingga 1,4.
Perkembangan
Mikroskop
Suatu objek yang diamati di bawah
mikroskop dapat diabadikan dengan kamera.
Biasanya mikroskop majemuk yang mempunyai dua lensa okuler dilengkapi
dengan bagian lensa untuk kamera.
Teknologi hasil karya manusia setiap waktu selalu mengalami
perkembangan. Mikroskop sederhana dan
beberapa mikroskop optik lainnya hanya mampu memperbesar benda dari sekitar 100
-1000 kali, sedangkan teknologi mikroskop elektron dapat menghasilkan
perbesaran hingga 1.000.000 kali.
Berdasarkan sistem pencahayaannya
mikroskop dibagi menjadi dua yaitu mikroskop optik dan mikroskop bukan optik.
A.
Mikroskop Optik
Mikroskop Optik yaitu mikroskop yang
proses perbesaran benda menggunakan cahaya biasa (cahaya tampak). Jenis- jenis mikroskop optik antara lain
mikroskop stereo (dissecting microscope),
mikroskop majemuk (compound microscope),
mikroskop polarisasi, mikroskop fase kontras (phase contrast microscopy), mikroskop normaski, dan mikroskop
fluorescence.
Fungsi mikroskop optikal adalah :
1.
Untuk memvisualisasi detail yang sangat kecil dalam struktur suatu obyek
2.
Untuk menampilkan gambar dari obyek yang diperbesar
3.
Untuk mengukur panjang, sudut, area, dll pada suatu obyek
4.
Sebagai alat analisa untuk menentukan bagian optik suatu obyek seperti
indeks refraksi, reflektansi, dan perubahan fase;
5.
Untuk mendapatkan informasi histokimia suatu objek dengan menggunakan
pewarnaan.
1. Mikroskop stereo (dissecting microscope)
Suatu alat dengan lensa obyektif. Lensanya harus berdiameter besar karena
diatasnya akan dipasangi system lensa lain yang terpisah dalam posisi parallel
dan jalur sinar terpisah untuk mata kanan dan kiri. Mikroskop ini tidak memiliki kondensor, tapi
memiliki kedalaman bidang pandang dan jarak kerja yang panjang.
Kekurangan utama dari tipe obyek
mikroskop stereo adalah bahwa aperture numerical dari system dibatasi oleh
adanya jalur beam/cahaya ganda.
Karenanya seseorang harus menggunakan mikroskop majemuk, yang memiliki
obyektif dengan diameter yang lebih besar dan karenanya meningkatkan aperture numerical.
Gambar
Mikroskop stereo (dissecting microscope)
2. Mikroskop majemuk (compound microscope)
Mikroskop majemuk memerlukan kualitas
yang tinggi tidak hanya pada obyektif dan bagian mata tapi juga pada kondensor
substage.
a.
Instrument yang terefleksi cahaya - bagian material
b.
Mikroskop cahaya tertransmisi - bagian biologi.
3. Mikroskop polarisasi
Menggunakan cahaya terpolarisasi guna
menganalisa struktur yang birefringent. Birefringence yaitu spesimen yang transparan
dengan 2 indeks refraktif yang berbeda pada orientasi yang berbeda untuk
membedakan cahaya terpolarisasi ke dalam kedua komponen.
Cahaya terpolarisasi, hanya
berfluktuasi/bergerak di satu dataran karena polar hanya meneruskan cahaya pada
dataran tersebut. Jika 2 polar diletakkan di atas yang lainnya, arahkan sinar
ke atas dan putar relatif terhadap yang lain, akan ada 1 posisi dimana 2
dataran tertransmisi bertemu, yang akan tampak cerah. Pada 90o terhadap orientasi ini,
semua cahaya akan berhenti (gelap).
4. Mikroskop fase kontras (phase contrast microscopy)
Menggunakan retardasi cahaya spesimen
untuk menghasilkan perbedaan fase yang dikonversi ke kontras. Fase kontras
menggunakan iluminasi bidang terang dengan suatu phase annulus (pada kondensor)
dan phase plate (dipasang pada
obyektif) pada lintas cahaya. Mikroskop ini diaplikasikan pada spesimen hidup,
spesimen yang tidak diwarnai
5. Mikroskop Normaski
Mikroskop Nomarski differential interference contrast (DIC)
menggunakan kombinasi system polarisasi dan 2 pelepas sinar khusus untuk
menciptakan perbedaan fase di spesimen.
Sistem ini dapat menghasilkan image 3
dimensi karena satu sisi spesimen tampak lebih terang dibandingkan yang lain
seolah - oleh cahaya jatuh disana dan menghasilkan bayangan (melalui cahaya
polarisasi). Mikroskop ini diaplikasikan pada spesimen hidup, spesimen tanpa
warna atau tebal.
6. Mikroskop fluorescence
Mikroskop fluorescence hampir sama
dengan mikroskop cahaya biasa dengan tambahan fitur untuk meningkatkan
kemampuannya. Pada mikroskop konvensional menggunakan cahaya tampak (400 - 700
nanometer) untuk iluminasi dan menghasilkan gambar sampel yang diperbesar.
Sementara mikroskop fluorescence, sebaliknya, menggunakan intensitas cahaya
yang lebih tinggi, yang mengeksitasi bagian berpendar pada sampel. Mikroskop
fluorescence sering digunakan untuk menggambarkan fitur khusus dari spesimen
kecil seperti mikroba. Juga digunakan untuk secara visual meningkatkan fitur
3-D pada skala kecil.
Mikroskop fluorescence digunakan untuk
:
-
Menampilkan komponen structural suatu spesimen kecil, seperti sel.
-
Melakukan studi viabilitas pada populasi sel (apakah mereka hidup atau
mati?)
-
Menampikan materi genetik pada sel (DNA dan RNA)
-
Melihat sel - sel spesifik dalam populasi yang lebih besar dengan teknik
khusus seperti FISH
Gambar
memperlihatkan filter dan cermin pada mikroskop fluorescent
B.
Mikroskop Bukan Optik
Mikroskop Bukan Optik yaitu mikroskop
yang memperbesar benda dengan bantuan radiasi panjang gelombang sinar pendek.
Contohnya mikroskop sinar X, mikroskop ion, dan mikroskop elektron. Dari ketiga
jenis mikroskop bukan optik, mikroskop elektron paling banyak digunakan.
Melalui mikroskop elektron dapat dipelajari pola - pola sel hewan, tumbuhan,
dan bakteri. Mikroskop elektron juga digunakan dalam menganalisis hasil
industri dan pengontrol hasil produksi.
Cara
menggunakan mikroskop
Benda yang akan diamati diletakkan di
antara F dan 2F dari lensa objektif.
Bayangan yang dihasilkan bersifat nyata, diperbesar, dan terbalik. Bayangan ini akan menjadi benda bagi lensa
okuler. Sifat bayangan yang yang
dihasilkan lensa okuler ini adalah maya, diperbesar dan terbalik dari
aslinya. Bayangan ini merupakan bayangan
akhir dari mikroskop yang kita lihat.
0 komentar :
Posting Komentar