Tentu kita sering melihat kejadian di
sekitar kita apabila suatu kebun, atau suatu areal tidak dipelihara maka secara
teratur akan terjadi perubahan vegetasi yang terus-menerus, contoh yang
dimaksud seperti pada awalnya mulai tumbuh vegetasi perintis yaitu golongan
tumbuhan terna seperti rumput pahit, rumput teki, dan sebagainya. Areal atau
kebun tersebut dalam beberapa tahun kemudian akan diganti oleh komunitas yang
sebagian besar tersusun oleh tumbuhan perdu dan pohon seperti, senduduk, laban,
kirinyu dan sebagainya, atau dapat pula hanya terdiri atas alang-alang. Bila
tidak terjadi gangguan apa pun selama proses tersebut berjalan akan terlihat
bahwa perubahan itu berlangsung ke satu arah. Hal ini merupakan contoh konsep
suksesi secara sederhana.
A. Pengertian Suksesi
Pengertian Suksesi sendiri yaitu
proses perubahan ekosistem dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan
yang lebih teratur dan stabil. Akhir proses suksesi yaitu terbentuknya suatu
bentuk komunitas klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan
stabil yang mencapai keseimbangan dengan lingkungannya.
Gambar Tahap
- Tahap terbentuknya Suksesi pada suatu Ekosistem
B. Jenis - Jenis Suksesi
Berdasarkan kondisi habitat pada awal
proses suksesi, suksesi dibedakan menjadi dua macam yaitu suksesi primer dan
suksesi sekunder
a. Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi jika suatu
komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara
total sehingga terbentuk habitat baru. Pada suksesi primer terbentuk komunitas
pada daerah yang telah gundul atau kosong.
Gangguan tersebut dapat terjadi secara
alami maupun campur tangan manusia. Gangguan secara alami misalnya gunung
meletus dan tanah longsor dan endapan lumpur di muara sungai. Sedangkan gangguan
oleh campur tangan manusia misalnya kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan
minyak bumi).
Suksesi primer ini diawali tumbuhnya
organisme pionir. Organisme pionir memiliki batas toleransi yang luas terhadap
variasi lingkungan seperti tahan terhadap keadaan ekstrim seperti suhu dan
ketersediaan air. Contoh organisme yang mampu bertahan pada kondisi yang
ekstrim antara lain lumut, kerak (Lichen), Cyanobacteria, dan ganggang.
Organisme tersebut datang dalam bentuk spora yang toleran pada faktor lingkungan
yang ekstrim.
Suksesi dapat terjadi di daratan dan
perairan. Pada perairan, partikel tanah dan debu terbawa air yang akhirnya
mengendap di dasar perairan. Partikel tanah dan debu yang mengendap menjadi
media serta nutrisi bagi tumbuhan air, Bakteri, spora, ganggang, dan spora
lumut kerak juga terbawa ke dalam air. Bakteri akan menguraikan organisme yang
telah mati sehingga menghasilkan nutrien di dalam air. Nutrien tersebut akan
digunakan oleh organisme lain. Siklus seperti ini akan terulang-ulang secara
konstan.setelah beberapa lama, populasi baru akan memasuki daerah tersebut
sehingga terbentuk komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan
terhadap terhadap perubahan.
b. Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder terjadi jika suatu
komunitas mendapat gangguan tetapi hanya mengakibatkan rusaknya sebagian
komunitas. Jadi, suksesi sekunder tidak dimulai dari organisme pionir. Gangguan
tersebut dibedakan menjadi gangguan alami seperti gelombang tsunami, banjir,
erosi, kebakaran, aktivitas vulkanik dan angin topan. Dan gangguan yang
disebabkan oleh campur tangan manusia seperti penebangan hutan dan pembukaan
lahan dengan cara membakar hutan.
Berdasarkan Lokasi atau Tempat Habitat
pada awal proses suksesi, suksesi dibedakan menjadi beberapa tipe antara lain
Hidrosere, Halosere, dan Xerosere.
1. Hidrosere
Hidrosere adalah tipe suksesi yang
berkembang di daerah atau habitat perairan yang biasanya disebut Hidrarch. Vegetasi yang sering berganti
dalam hidrarch disebut hidrosere.
Tipe suksesi ini tidak memerlukan komunitas aquatik untuk menuju ke
perkembangan komunitas daratan. Jika air yang ada itu dalam jumlah cukup besar
dan sangat dalam atau jika air selalu bergerak kuat (beratus atau bergelombang)
atau adanya kekuatan fisik lain maka suksesi akan menghasilkan suatu komunitas
aquatik yang stabil dan sukar mengalami pergantian. Jadi suksesi ini hanya
terjadi jika kolonisasi komunitas tumbuhan menempati kolam buatan yang kecil
dan dangkal, serta diikuti terjadinya erosi tanah di tepi danau, sehingga batas
(tubuh) air akan semakin kecil dan hilang setelah waktu yang lama. Biasanya
pada tipe suksesi ini yang menjadi tumbuhan pionir adalah tumbuhan air yang
terendam, kemudian dirusak tumbuhan terapung seperti eceng gondok, kemudian
rumpur rawa, rumput daratan, semak dan akhirnya pohon.
Pada kolam, eceng gondok
berangsur-angsur akan menutup permukaan air, kemudian akumulasi seresahnya baru
menumpuk di dasar kolam dan lama kemudian mengubah kolam menjadi rawa dengan
jenis tumbuhan baru yang mematikan jenis tumbuhan sebelumnya. Secara
berangsur-angsur kemudian habitat yang lebih kering dengan aerasi yang lebih
baik yang akhirnya akan terjadi tanah yang cukup matang dan tebal
2. Halosere
Halosere adalah tipe suksesi yang
berkembang di tanah bergaram atau air asin.
3. Xerosere
Xerosere adalah tipe suksesi yang
berkembang di daerah xerik atau
kering, biasanya disebut xerarch.
Tipe suksesi ini sendiri terbagi menjadi dua macam yakni Psammosere (suksesi vegetasi yang dimulai pada daerah berpasir).
Dan Lithosere (suksesi vegatasi yang
dimulai pada batuan).
Suksesi xerik biasanya terjadi pada
lahan yang tinggal batuan induknya saja. Dengan demikian tumbuhan yang mampu
hidup disitu harus tumbuhan yang tahan kering dan mampu hidup di tanah miskin.
C. Komponen dan Faktor yang Mempengaruhi Suksesi
Clements (1974) membagi 6 sub komponen
dalam proses suksesi yaitu:
1.
Nudasi, yaitu terbukanya
lahan, bersih dari vegetasi
2.
Migrasi, yaitu tersebarnya
biji
3.
Eksesis, yaitu proses
perkecambahan, pertumbuhan dan reproduksi
4.
Kompetisi, yaitu adanya
pergantian spesies
5.
Reaksi, yaitu perubahan
habitat karena aktivitas spesies
6.
Klimaks, yaitu komunitas
stabil
Kecepatan proses suksesi dipengaruhi
oleh beberapa faktor berikut.
a.
Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan.
b.
Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu.
c.
Kehadiran pemencar benih
d.
Iklim, terutama arah dan kecepatan angin yang membantu penyebaran biji,
spora, dan benih serta curah hujan.
e.
Jenis substrat baru yang terbentuk.
f.
Sifat-sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya
suksesi.
D. Contoh Peristiwa Suksesi
Di Dunia terdapat beberapa kawasan
yang bisa menjadi contoh yang menggambarkan proses suksesi. Berikut beberapa
contohnya :
a. Danau Gatun, terletak di Terusan Panama
Amerika Tengah. Pada Tahap awal dimana danau kosong dan tidak terdapat
vegetasi, setelah itu mulai muncul komunitas pionir yaitu tumbuhan air terapung
seperti saliva Auriculata,
pistiastratioites, Utricularia mixta, Jessieua natans. Setelah itu
komunitas mulai diselingi oleh Komunitas teratai seperti Nymphaeampla. Pada tahap selanjutnya Komunitas di danau ini berubah
setelah didominasi Komunitas tumbuhan air menjulang, seperti Typha angsutifollia, Acrostychum danaeifolium,
Crinum erubescens, Hibiscus sorius, dan Sagitaria
lancifolia. Pada tahap selanjutnya Komunitas Tumbuhan air menjulang
digantikan oleh Komunitas rawa buluh, dimana terdapat vegetasi tumbuhan seperti
Cyperus giganteus, Scirpus cubensis
dan jenis-jenis Cyperaceae lainnya,
bersama-sama dengan rumput besar seperti Phraqmites
communis dan Gynerium sagittatum,
yang juga terdapat Jussieuasuffruticosa.
Selanjutnya pada tahap terakhir Suksesi yang terjadi di Danau Jatun adalah
Komunitas rawa belukar yang memiliki vegetasi seperti Dalberqia ecastophylla, Montrichardia arborescens (herba dikotil)
dan paku-pakuan serta keladi tinggi. Proses suksesi yang terjadi di Danau Gatun
dapat dikategorikan sebagai peristiwa Suksesi yang bertipe Hidrosere.
b.
Gunung Krakatau yang terletak di Indonesia pernah meletus pada tahun
1883 yang menghanguskan semua vegetasi di Pulau Krakatau, setelah letusan
tersebut daerah tersebut menjadi tandus. Suksesi primer yang terjadi di daerah
bekas letusan gunung Krakatau pertama-tama dimulai dari tumbuhan pioner yaitu
lumut kerak (liken) serta tumbuhan lumut yang menyebabkan pelapukan di tanah.
Tahap berikutnya tumbuh paku-pakuan, yang merupakan benih yang datang dari luar
daerah, paku-pakuan dapat tumbuh dengan subur.
Pada tahapan selanjutnya dominasi
tumbuhan digantikan oleh tumbuhan herba yang tumbuh menggantikan tanaman pioner
dengan menaunginya. Sementara itu rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat
terus mengadakan pelapukan lahan. Pada penghujung proses mulai tumbuh pohon
pohon yang mendesak tumbuhan belukar dan lama-kelamaan terbentuklah Ekosistem
Hutan. Saat itulah ekosistem di Pulau Krakatau mencapai kesetimbangan atau
dikatakan ekosistem mencapai klimaks, perubahan yang terjadi selanjutnya sangat
kecil sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu.
c.
Danau Victoria, terletak di Afrika Timur. Pada Tahap awal dimana danau
tidak terdapat vegetasi, setelah itu mulai muncul komunitas pionir yaitu
Vegetasi tumbuhan terapung dan terendam yang terdiri dari Nymphaea ceratophyllum, Trapa dan sebagainya. Selang beberapa lama
kemudian Komunitas ini digantikan oleh Komunitas yang merupakan campuran antara
paku-pakuan, Cyperaceae, Poaeceae dan
herba. Dalam perkembangannya Komunitas ini kemudian digantikan oleh komunitas
Rawa Lymnophyton didominasi oleh Cyperus
papyrus dan rumput Mischanthidium
violaceum dengan Lymnophyton
obtusitolium sebagai subdominan. Berikutnya adalah Komunitas Rawa papyrus,
yang didominasi oleh Cyperus papyrus
disertai oleh jenis lainnya sebagai tambahan. Rawa palm Phoenix adalah proses
yang selanjutnya, terdiri dari banyak pohon-pohon yang tingginya 6-9 m
diantaranya Phoenix reclinata dan Mitraqyna stipulosa. Komunitas Akhir
yang terjadi di Danau Victoria adalah Hutan Hujan yang berarti ekosistem telah
mencapai klimaks. Proses suksesi yang terjadi di Danau Gatun dapat
dikategorikan sebagai peristiwa Suksesi yang bertipe Hidrosere.
0 komentar :
Posting Komentar