Pyrrophyta
dikenal juga sebagai Dinoflagellata yang mempunyai ciri uniseluler dan bergerak
aktif. Pyrrophyta disebut Alga api karena mampu berpendar (fluoresen) sehingga
laut menyebabkan laut tampak bercahaya pada malam hari. Contohnya Noctiluca.
Berdasarkan letak flagella dan letak alur, Pyrrophyta dibagi menjadi dua kelas
yaitu Desmophyceae dan Dinophyceae.
Habitat
Pada umumnya
Filum Pyrrophyta hidup di laut dan beberapa diantaranya ada di air tawar.
Beberapa Dinophyceae mengakibatkan keracunan dan kematian pada ikan. Keadaan
tersebut disebabkan suatu fenomena yang disebut “red tide”. Red tide adalah air
yang banyak mengandung sejumlah Dinophyceae atau organisme lain yang
menyebabkan warna air menjadi merah.
Phyrrophyta juga
menyebabkan peristiwa bioluminensi, yang memberikan warna seperti api pada
permukaan air laut. Bioluminensi adalah emisi cahaya oleh organisme hidup, pada
umumnya hanya untuk organism yang hidup di air laut, sedangkan untuk organisme
air tawar tidak mampu melakukannya. Komponen yang bertanggungjawab terhadap
bioluminensi adalah luciferin yang dioksidasi dengan bantuan enzim luciferase
menghasilkan emisi cahaya.
Susunan tubuh
a) Kelas
Desmophyceae
Desmophyceae
memiliki cirri sebagai berikut :
1. Memiliki dua flagella yang terdapat di bagian
apical.
2. Dinding sel tidak dilengkapi alur
transversal.
3. Dinding sel terbagi secara membujur dalam dua
katub tanpa terbagi lagi menjadi lempengan-lempengan.
4. Terbagi dalam 6 warga, 30 spesies dan
semuanya termasuk organisme langka yang umumnya hidup di laut. Salah satu marga
yang dikenal dengan baik adalah Exuviaelia yang hidup di laut
b) Kelas
Dinophyceae
Dinophyceae memiliki ciri sebagai berikut :
1. Organism ini memiliki peranan sebagai
plankton, baik di air tawar maupun di air laut, meskipun variasi bentuk lebih
banyak ditemukan di air laut.
2. Dinophyceae motil tersusun atas epikon dan
hipokon yang tebagi secara melintang oleh girdle/ sigulum.
3. Epikon dan hipokon umumnya terbagi menjadi
sejumlah lempengan (teka) dengan jumlah dan susunan karakteristiknya terdapat
pada tingkat marga.
4. Sulcus letaknya membujur dan tegaklurus
terhadap girdle.
5. Sebagian besar berbentuk sel tunggal, tetapi
ada yang berupa filament bercabang. Contoh bersel tunggal misalnya Peridinium,
Gymnodinium, Ceratium. Filament bercabang misalnya Dinothrik
Susunan Sel
Pada umumnya
dinding sel mengandung selulose berbentuk polygonal, hal ini akan memberikan
struktur karakteristik dari teka.
Amfisema adalah nama yang digunakan untuk lapisan terluar khusus dari
sel Dinophyceae. Semua tipe amfisema memiliki membrane plasma yang
berkesinambungan dengan membrane flagel pada bagian luar. Pada umumnya terdapat
sejumlah pori dalam amfisema dengan trikosit dalam tiap pori.
Pada pyrrophyta
pirenoid mungkin ada dan mungkin tidak ada. Pigmen klorofil a dan c, peridinin.
Cadangan makanan adalah amilum yang terdapat dalam sitoplasma. Alat gerak
berupa flagel berjumlah dua, satu melingkar secara melintang dan yang lain kea
rah posterior. Ada juga falgel yang terletak di bagian lateral. Bila flagel
yang melingkar bergerak, maka sel akan berputar dan bila flagel bagian
posterior yang bergerak maka sel akan maju.
Nukleus dari
dinoflagelata menunjukkkan sifat yang berbeda dari kondisi yang biasa di
eukariot. Nukleus dilingkupi dengan pembungkus, sebagaimana pada sel eukariot,
tetapi didalam mikrograph elekron, kromosom terlihat sebagai struktur yang
berbentuk batang. Berbeda dengan kondisi yang biasa pada nuclei eukariot,
kromosom dinoflagelata mengikat nuclear pembungkus. Nucleus Dinoflagelata
mewakili kondisi primitif diantara organisme eukaroid dan kadang-kadang disebut
dengan mesokaryotic atau dinokarytic untuk membedakan itu dengan
kondisi-kondisi eukayotic yang lain
Reproduksi
Pyrrophyta
memiliki beberapa cara perkembangbiakan, yaitu secara :
a) Vegetatif, yaitu dengan pembelahan sel yang
bergerak, jika sel memiliki panser, maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan
cara protoplas membelah membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat
mengembara yang kemudian masing – masing membuat panser lagi. Setelah mengalami
waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding mengadakan pembelahan reduksi,
mengeluarkan sel kembar yang telanjang.
b) Sexual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang
masing-masing dapat mengadakan perkawinan dengan isogamet dari individu lain
c) Sporik, yaitu dengan zoospora (contohnya
Gloeonidium) dan aplanospora (contohnya Glenodinium)
0 komentar :
Posting Komentar