Sejarah Penemuan Komodo
Penemuan Komodo berawal sejak tahun 1910 yaitu ketika armada
kapal Belanda menemukan makhluk misterius yang awalnya diduga sebagai "Naga"
yang mendiami wilayah Kepulauan Sunda Lesser. Pada perkembangan selanjutnya
penemuan ini ditindaklanjuti Letnan Steyn Van Hensbroek, seorang penjabat
Administrasi Kolonial Belanda di kawasan Flores. Kemudian pada tahun 1912,
Peter A. Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor mempublikasikan komodo kepada
dunia lewat papernya, Ouwens memberi saran nama kadal raksasa " Varanus
komodoensis" untuk komodo, sebagai pengganti julukan Komodo Dragon (Naga
Komodo). Komodo kemudian dipercaya sebagai hewan unik yang langka, kemudian pada
tahun 1915 pemerintah Belanda akhirnya menetapkan Pulau Komodo sebagai wilayah
konservasi. Oleh masyarakat setempat
biasa Komodo dinamakan Ora.
Ciri - ciri dan Habitat Komodo ( Varanus komodoensis)
Pada habitat liar, Komodo pada umumnya merupakan hewan
soliter, kecuali selama musim kawin. Dengan panjang tubuh mencapai 3 meter menjadikan komodo sebagai spesies
reptil terbesar di Dunia. Habitat Komodo hanya terbatas yaitu di
kepulauan Sunda Lesser Rinca, Komodo, Flores dan pulau-pulau kecil Gili,
Montang dan Padar. Padar tidak memiliki populasi permanen. Total jarak kurang
dari 1.000 persegi. Km. Taman Nasional Komodo terdiri dari semua pulau di
kawasan itu kecuali Flores.
Biasanya komodo jantan dewasa dapat tumbuh lebih besar
daripada betina, sehingga pada usia dewasa komodo jantan dapat dibedakan secara
visual. Sampai saat ini belum ditemukan ciri fisik yang dapat memastikan
perbedaan komodo jantan dengan betina, terutama pada usia muda.
Komodo jantan memiliki warna kulit dari
abu-abu gelap sampai merah batu bata. Sementara komodo betina berwarna hijau
buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo
muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih dengan latar belakang
warna hitam. Berat komodo jantan dewasa sekitar 50 sampai 60 kg, sedangkan
berat komodo betina jarang yang melebihi 30 kg. Komodo juga memiliki ekor yang panjangnya
sama dengan tubuhnya.
Komodo tidak
mempunyai indera pendengaran, meskipun memiliki lubang telinga. Komodo mampu
melihat hingga sejauh 300 m, namun kurang baik ketika melihat di kegelapan
malam. Lidah Komodo digunakan untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli,
seperti reptil lainnya, dengan indera vomeronasal memanfaatkan organ Jacobson, suatu
kemampuan yang dapat membantu navigasi pada saat gelap. Dengan bantuan angin
komodo dapat mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4 sampai 9.5 kilometer
jauhnya. Komodo juga
dapat berlari hingga 20 kilometer per jam pada jarak dekat, serta dapat
menyelam sampai sedalam 4.5 meter. Komodo juga diketahui pandai memanjat pohon
menggunakan cakar mereka yang kuat untuk menangkap mangsa yang berada di atas
pohon.
Pola Makan Komodo
Komodo dapat makan sampai 80% dari berat tubuhnya. Komodo memiliki sekitar 60 buah gigi
yang bergerigi tajam masing-masing gigi sepanjang sekitar 2.5 cm.
Lidah komodo panjang,
berwarna kuning dan bercabang. Air liur Komodo sering bercampur
dengan sedikit darah dan giginya hampir seluruhnya dilapisi oleh jaringan
Gingiva dan jaringan ini akan tercabik selama makan. Kondisi demikian
menciptakan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan bakteri mematikan yang
hidup di mulut Komodo. Dalam hal ini terdapat sekitar 50 jenis bakteri
mematikan (lebih dari 28 bakteri Gram-negatif dan 29 Gram-positif) yang
terdapat pada air liur Komodo. Hal inilah yang membuat gigitan komodo fatal
karena infeksi bakterinya. Biasanya setelah mengigit komodo akan membiarkan
mangsanya mati perlahan dulu sebelum memakannya. Komodo sendiri tahan kepada
infeksi bakteri dari gigitan mereka sendiri
Mangsa komodo dewasa di habitat asli bervariasi seperti babi
hutan, rusa Timor, kerbau liar, bahkan pula komodo lain yang bertubuh lebih
kecil. Kadangkala mereka juga bisa memangsa penyu, kuda liar, monyet, dan lain
sebagainya. Komodo dengan ukuran yang lebih kecil akan turut makan hasil
tangkapan komodo besar jika komodo besar telah selesai makan atau mereka
berusaha mencurinya walau sering diusir komodo besar. Sementara itu Anak komodo
yang masih muda memangsa ular, burung, tikus, kadal, dan serangga.
Reproduksi Komodo
Harapan hidup dari Komodo
adalah antara 20 sampai 40 tahun dan dapat hidup lebih dari 50 tahun.
Musim kawin komodo yaitu antara bulan Mei dan Agustus, sementara
telur komodo diletakkan pada bulan September. Komodo betina bersifat antagonis dan
melawan dengan gigi dan cakar mereka selama awal fase berpasangan. Selanjutnya,
jantan harus sepenuhnya mengendalikan betina selama masa kawin agar tidak
terluka. Komodo bisa bersifat monogamus dan membentuk pasangan yang
merupakan sifat yang langka untuk bangsa reptil.
Selama musim kawin komodo jantan akan mempertahankan betina
dan wilayahnya walaupun harus bertarung dengan jantan lainnya. Betina kemudian akan
meletakkan telurnya di lubang tanah, mengorek tebing bukit atau gundukan sarang
burung yang telah ditinggalkan. Komodo lebih suka menyimpan telur-telurnya
di sarang yang telah ditinggalkan. Dalam sebuah sarang komodo berisi rata -
rata 20 telur yang akan menetas setelah 7 - 8 bulan. Betina akan berbaring di
atas telur-telur itu untuk mengerami dan melindunginya sampai menetas di
sekitar pada bulan april, tepat pada akhir musim hujan ketika terdapat sangat
banyak serangga yang akan menjadi makanan bagi komodo muda.
Komodo muda akan menghabiskan tahun-tahun pertamanya di atas
pohon, tempat mereka relatif aman dari predator, termasuk dari komodo dewasa
yang juga bersifat kanibal. Sekitar 10% dari makanannya adalah biawak-biawak muda
yang berhasil diburu. Komodo membutuhkan rentang antara tiga sampai lima tahun
untuk menjadi komodo dewasa. Di samping proses reproduksi yang normal, terdapat
beberapa contoh kasus komodo betina menghasilkan anak tanpa kehadiran pejantan
(partenogenesis), fenomena yang juga diketahui muncul pada beberapa spesies
reptil lainnya seperti pada Cnemidophorus.
Klasifikasi Ilmiah Komodo
Klasifikasi ilmiah komodo yaitu Kerajaan
: Animalia; Filum : Chordata; Kelas : Reptilia; Ordo : Squamata; Upaordo :
Autarchoglossa; Famili : Varanidae; Genus: Varanus; Spesies : Varamus komodoensis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar