Echinodermata
berasal dari bahasa yunani echin yang
berarti berduri dan derma yang
berarti kulit. Echinodermata merupakan nama yang diberikan kepada kelompok
hewan yang berkulit duri yang seluruh jenisnya memiliki habitat di laut dan
pantai. Echinodermata merupakan filum hewan terbesar yang tidak memiliki
anggota yang hidup di air tawar dan di darat, hewan-hewan ini juga mudah dikenali
dari bentuknya yang seperti dari golongan bintang laut, golongan bulu babi, dan
golongan timun laut (teripang).
Filum
echinodermata diperkirakan muncul pada periode kambrium awal dan memiliki
kurang lebih 7000 spesies, dimana 80 spesies diantaranya bersifat sessil atau
bergerak sangat lambat.
Dalam
perkembangannya banyak ditemukan hewan-hewan dari filum echinodermata yang
telah punah dan diketahui dari fosilnya, dan diperkirakan terdapat beberapa
kelas yang terdiri dari ribuan spesies yang telah punah. Kelas-kelas dari filum
echinodermata yang telah punah antara lain Blastoidea, Edrioasteroidea,
Cechinoderystoidea, serta Helicoplacus.
Berbagai
jenis hewan yang tergolong pada filum Echinodermata
Walaupun
terlihat primitif, echinodermata diketahui berkerabat dekat dengan filum
chordata yang didalamnya tercakup Subfilum vertebrata, dengan simetri radialnya
berevolusi secara sekunder. Larva Bintang Laut misalnya menunjukan kesamaan
yang cukup besar dengan larva hemichordata.
Echinodermata
memiliki kemampuan regenerasi yang cepat pada bagian tubuhnya yang hilang,
contohnya seperti timun laut, apabila timun laut merasa dirinya terancam maka
dia akan memutuskan bagian tubuhnya agar mendapat kesempatan untuk melarikan
diri.
Ciri-ciri Anatomi dan Struktur tubuh
Echinodermata
Umumnya
Echinodermata memiliki bentuk tubuh simetri radial, dan sebagian khususnya
berbentuk simetri pentaradial (terbagi 5 bagian), contohnya pada golongan
Bintang Laut dan Bintang Ular Laut. Pada larva berbentuk simetri bilateral. Echinodermata
umumnya tidak memiliki kepala dan berdasarkan lapisan tubuhnya merupakan hewan
tripoblastik yaitu lapisan tubuh terdiri dari 3 lapisan. Rangka tubuh hewan ini
terdiri dari lempeng-lempeng kapur, hal ini dikarenakan epidermisnya diperkuat
oleh kepingan kapur (osikula). Epidermis dilengkapi dengan tonjolan duri-duri
halus dari kapur. Mesodermisnya umumnya mengandung endoskeleton yang dapat
digerakan dan terikat lempengan kalkareus.
Sistem Gerak
Pada sebagian
hewan dari filum Echinodermata bergerak dengan menggunakan kaki ambulakral
(kaki pembuluh). Gerakan pada kaki ambulakral dapat terjadi akibat perbedaan
tekanan air. Kaki ambulakral memiliki rongga dan merupakan kelanjutan dari
sistem pembuluh air yang berfungsi untuk bergerak atau bahkan bernapas dan
membuka cangkang mangsa buruannya.
Sistem
pembuluh air terdiri dari bagian-bagian berikut.
1)
Madreporit,
merupakan lempeng dorsal yang berlubang-lubang sebagai tempat masuknya air laut
kedalam sistem pembuluh air.
2)
Madreporikus
(saluran batu), yaitu saluran penghubung antara madreporit dengan saluran
cincin.
3)
Sirkomolaris
(saluran cincin), merupakan saluran melingkar yang mengelilingi mulut.
4)
Saluran
radialis, yaitu cabang dari saluran cincin yang menuju ke setiap lengan dan
berujung pada kaki ambulakral.
5)
Setiap
kaki ambulakral (kaki tabung) berhubungan dengan gelembung otot yang disebut
ampula.
Pada sebagian
hewan echinodermata yang pergerakannya tergantung pada kaki ambulakral seperti
bintang laut jika ampulanya berkontraksi, maka air akan tertekan masuk kedalam
kaki ambulakral, yang berakibat kaki ambulakral berubah menjulur panjang, dan
apabila bintang laut akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki ambulakral di
sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya sementara kaki lain bebas.
Selanjutnya ampula akan mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan
dengan arah masuk sehingga kaki ambulakral yang memegang benda tadi memendek
dan menyeret tubuh hewan ini kearahnya. Disamping kaki ambulakral pergerakan
bintang laut dalam air dibantu oleh lengan-lengannya.
Sistem
Ambulakral pada Echinodermata
Sistem Peredaran Darah dan Sistem
Syaraf
Sistem
peredaran darah pada echinodermata umumnya tereduksi dan sukar diamati. Sistem
peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan
dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan. Sistem
saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian-bagian lengannya.
Selain itu echinodermata tidak memiliki otak.
Sistem Pencernaan Makanan
Sistem
pencernaan makanan pada echinodermata dimulai dari mulut yang berada di bagian
ventral atau oral (menghadap ke bawah), kemudian selanjutnya adalah faring,
kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Pada sebagian echinodermata lambung ini
bercabang lima dan masing-masing menuju ke arah lengan.
Anus terletak
di bagian dorsal (permukaan aboral) dan pada sebagian hewan echinodermata tidak
berfungsi sehingga bahan-bahan makanan yang tidak tercerna dikeluarkan lagi
melalui mulut. Makanan echinodermata beragam mulai dari kerang, plankton,
sampai organisme yang mati. Dengan ini bisa dikatakan sistem pencernaan
rata-rata hewan echinodermata cukup berkembang.
Sistem Pernapasan dan Ekskresi
Pada umumnya
echinodermata bernapas dengan menggunakan paru-paru kulit yang merupakan
penonjolan pada dinding rongga tubuh (selom) yang tipis dan dilindungi oleh
silia dan pediselaria, pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida, sementara sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel
tubuh akan diangkat oleh sel-sel ameboid ke paru-paru kulit dan selanjutnya
akan dilepaskan keluar tubuh.
Sistem Reproduksi
Echinodermata
mempunyai jenis kelamin yang terpisah yaitu terdapat jantan dan betina. Dengan
saluran reproduksi yang sederhana, terdapat juga hewan-hewan echinodermata yang
bersifat hermafrodit. Pada echinodermata fertilisasi (pembuahan) berlangsung
secara eksternal atau terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur
yang telah dibuahi akan cepat membelah sehingga menghasilkan blastula yang
selanjutnya akan berkembang menjadi gastrula lalu menjadi larva yang berbentuk
simetri bilateral. Larva ini pada umumnya bersilia dan memiliki ukuran
mikroskopis, larva ini kemudian berenang bebas dan mengalami metamorfosis
menjadi bentuk dewasa yang berbentuk simetri radial.
Klasifikasi Echinodermata
Berdasarkan
bentuk tubuhnya echinodermata dibagi menjadi 5 kelas, yaitu kelas Asteroidea,
Ophiuroidea, Echinodea, Crinodea, dan Holothuroidea.
1. Kelas
Asteroidea
Anggota kelas
Asteroidea mempunyai bentuk tubuh simetri radial dan terlihat seperti bintang,
golongan hewan asteroidea juga dikenal sebagai golongan bintang laut.
Asteroidea mencakup kurang lebih 1600 spesies yang memiliki habitat di daerah
pantai ataupun dasar laut yang tidak terlalu dalam. Umumnya permukaan tubuh
asteroidea ditutupi oleh kulit yang memiliki duri yang pendek dan tumpul yang
tersusun dari zat kapur, dari duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi
bentuk seperti catut yang disebut pediselaria yang berfungsi antara lain untuk
menangkap mangsa dan melindungi pappila (paru-paru kulit).
Beberapa
anggota kelas Asteroidea
Pada
asteroidea terdapat mulut yang terletak di bagian ventral atau permukaan oral
(menghadap ke bawah) yang berfungsi untuk makan dan dilengkapi dengan gigi
catut (pediselaria), mulutnya dikelilingi oleh membran peristom dengan alur
ambulakral pada setiap lengan, sedangkan di bagian dorsal atau permukaan aboral
(menghadap ke atas) terdapat madreporit dan anus yang berfungsi untuk
mengeluarkan sisa-sisa makanan yang tidak tercerna
Pada
asteroidea organ tubuhnya bercabang ke seluruh lengan dan memiliki pusat,
struktur tubuh ini disebut discus sentralis dengan jumlah lengan 5 atau lebih.
Dalam bergerak asteroidea menggunakan sistem pembuluh air dan kaki ambulakral
(kaki tabung), kaki ambulakral terletak di bagian ventral (oral). Pada hewan
ini kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan alat penghisap untuk
dapat melekat kuat pada suatu substrat. Anggota asteroidea memiliki kemampuan
regenerasi tubuh yang tinggi, dan setiap lengan serta cakram pusat yang rusak
dapat diganti.
Pada umumnya
anggota hewan asteroidea memiliki organ kelaminnya berpasangan (dioseus) yang
terdapat pada setiap lengan dengan fertilisasi terjadi secara eksternal atau
diluar tubuh. Respirasi umumnya dengan paru-paru kulit (dermal branchiae) atau
dikenal juga dengan pappula dan kaki ambulakral. Di dekat saluran cincin mulut
terdapat badan tiadmen yang membentuk sel ameobosit yang berfungsi membawa
sisa-sisa metabolisme keluar tubuh melalui dermal branchiae, sedangkan sistem
saraf terdiri dari cincin saraf dan tali-tali saraf yang menuju ke setiap
lengan. Contoh spesies asteroidea yang berada di lautan seperti Astropecten duplicatus, Culcita sp (bintang laut merah), Crossaster papposus, Panteros sp, serta Solanaster sp.
2. Kelas
Ophiuroidea
Ophiuroidea
berasal dari bahasa yunani Ophio yang berarti ular. Kelompok hewan yang
tergolong pada kelas ini berbentuk bintang seperti pada kelas Asteroidea namun
lengannya lebih panjang, bisa bergerak fleksibel dan seringkali memiliki ruas.
Ophiuroidea memiliki lengan-lengan yang berjumlah 5 yang berukuran sama besar
dan bisa digerak-gerakan sehingga menyerupai ular, dengan lengan-lengan inilah
hewan ini bergerak dan tidak tergantung pada kaki ambulakral seperti pada
hewan-hewan kelas asteroidea.
Ophiuroidea
secara fisik merupakan echinodermata terbesar yang hidup di laut dan
diperkirakan terdapat kurang lebih 1.500 spesies yang hidup di laut dan dapat
ditemukan di laut dangkal sampai kedalaman lebih dari 500 meter, biasanya
hewan-hewan ini bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur
diri di dalam lumpur/pasir. Selain itu sangat aktif di malam hari. Seperti
kebanyakan filum echinodermata lainnya ophiuroidea memiliki rangka dari kalsium
karbonat.
Bagian tengah
dari ophiuroidea adalah cakram pusat (lempeng pusat) yang berbentuk pipih yang
tampak seperti segi lima atau bulat (discus sentralis), dengan permukaan aboral
atau bagian dorsal (menghadap keatas) yang halus atau memiliki duri yang
tumpul. Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria dan cakram pusatnya berbatasan
langsung dengan lengan-lengannya. Terdapat juga kaki ambulakral yang
termodifikasi menjadi tentekel yang dilengkapi dengan ampula (alat isap) serta
alat-alat sensoris, ophiuroidea tidak memiliki mata tapi memiliki kemampuan
untuk merasakan cahaya melalui reseptor pada epidermis. Alat-alat ini berguna
untuk berburu dan memasukan mangsa ke dalam mulut. Hewan-hewan di kelas ini
juga mempunyai kemampuan regenerasi yang tinggi.
Pada
ophiuroidea terdapat mulut dan lima rahang yang dibelakangnya terdapat
kerongkongan pendek dan perut, pencernaannya terjadi di perut serta tidak
memiliki usus dan anus sehingga makanan yang tidak tercerna serta kotoran
dikeluarkan melalui mulutnya. Hewan-hewan pada kelas ini memiliki jenis makanan
yang beragam yang terdapat di laut seperti kerang, udang, serpihan organisme
lain, bangkai hewan yang mati dan sebagainya. Pertukaran udara dan ekskresi
terjadi pada kantong yang disebut bursae yang biasanya terdiri dari beberapa
kantong. Sistem saraf terdiri dari cincin saraf utama yang terletak pada cakram
pusat.
Sistem
reproduksi pada ophiuroidea yaitu bersifat terpisah antara jantan dan betina
dengan metode fertilisasi (pembuahan) eksternal atau terjadi diuar tubuh. Hewan
ini melepaskan sel kelamin ke air dan hasil pembuahan akan tumbuh menjadi larva
makroskopik yang bersilia yang disebut plateus yang kemudian akan mengalami
metamorfosis menjadi bentuk seperti bintang lalu berkembang menjadi bintang
ular. Contoh spesies ophiuroidea adalah ophiothrix
fragilis (bintang ular), Astroporpa
sp, Asteronyx sp.
Struktur
tubuh Ophiuroidea
3. Kelas
Echinoidea
tubuh
Echinoidea berbentuk bola atau pipih, serta tanpa lengan dan termasuk simetri
radial. Echinoidea terkenal dengan golongan hewan yang akrab disebut bulu babi,
dan landak laut. Echinoidea hidup di daerah pantai, diatas batu karang, di
dasar laut, dalam lumpur, serta di muara sungai. Diperkirakan di dunia terdapat
kurang lebih 1000 spesies hewan yang termasuk pada kelas ini. Tubuh ophiuroidea
ditutupi oleh cangkang endoskeleton dari lempeng kalkareus yang rapat dan
umumnya seluruh permukaan tubuh hewan ini berduri panjang. Duri-duri pada
tubuhnya dapat digerakan oleh otot dan digunakan untuk bergerak, menggali, dan
melindungi tubuh dari benda asing. Terdapat juga kaki ambulakral yang pendek
yang biasanya terletak di sisi oral (bawah) yang berfungsi untuk mengangkut
makanan.
Anggota
Kelas Echinoidea
Echinoidea
memiliki alat pencernaan yang khas yaitu tembolok kompleks yang disebut Lentera aristoteles. Tembolok kompleks
ini digerakan oleh otot-otot dan berfungsi untuk menggiling makanannya seperti
ganggang, hewan-hewan kecil, serta sisa-sisa organisme yang telah mati. Mulut
echinoidea terdapat di permukaan oral (ventral) yang dilengkapi dengan gigi yang
berfungsi sebagai alat untuk mengambil makanan, sedangkan anus terletak pada
permukaan aboral (dorsal).
Hewan-hewan
yang tergolong pada kelas echinoidea pada umumnya bernapas dengan insang, namun
ada pula yang bernapas dengan memodifikasi kaki ambulakral pada permukaan
aboral yang disebut podia. Hewan-hewan echinoidea yang bernapas dengan
menggunakan insang tergolong echinoidea regular seperti golongan bulu babi yang
pada umumnya memiliki 5 pasang insang, sedangkan echinodermata yang bernapas
dengan menggunakan organ podia (modifikasi kaki ambulakral) tergolong
echinoidea iregular, contohnya sand dollars, dimana kaki ambulakral akan
berhubungan dengan petaloids dan membentuk sistem pernapasan. Kaki ambulakral
akan mendorong air sehingga akan terjadi pertukaran gas yang berlawanan dengan
arah sistem vaskular air. Bentuk kaki ambulakral untuk bernapas ini panjang,
rendah, datar, dan terletak pada alur konjugasi yang membentang dari satu pori
ke pori lain. Tabung memanjang jauh dari permukaan tubuh dan dilengkapi dengan
bulu-bulu atau rambut yang teratur.
Pada
echonoidea reproduksinya dengan cara fertilisasi eksternal dan bersifat
hermafrodit. Telur echinoidea yang menetas akan berkembang menjadi larva yang
disebut echinoploteus. Contoh spesies echinoidea adalah Diadema saxtile (Bulu babi berduri panjang), Echinos esculeta (Bulu babi berbulu pendek), Strongilocentrotus sp (Landak laut merah), Echinarachnius parma (Dolllar pasir), Phormosoma sp, Cidaris sp, dan Laganum
sp.
4. Kelas
Crinoidea
Tubuh
Crinoidea berbentuk simetris bilateral dan seperti bunga lili, oleh karena itu
anggota kelas ini dikenal dengan sebutan lili laut. Crinoidea memiliki lengan
panjang yang berbentuk mirip daun dan dinamakan pinula. Lengan pinula ini
biasanya berjumlah 5 atau kelipatannya. Anggota kelas ini juga tidak memiliki
kaki ambulakral, ampula, serta madreporit. Tapi di sekitar mulut terdapat
tentekel yang disebut cirri. Tentekel (cirri) ini digunakan sebagai alat untuk
menempel pada sustrat misalnya di bebatuan atau koral. Di dunia terdapat kurang
lebih 600 spesies yang tergolong pada kelas ini.
Pada
Crinoidea mulut dan anus terletak bersebelahan, crinoidea menyaring makanan
dalam air seperti plankton dengan lengan pinula. Hewan ini juga bisa berenang
bebas, sehingga jika lingkungannya sudah tidak mendukung ia akan pindah dan
menempel pada tempat lain. Reproduksi pada crinoidea bersifat terpisah antara
jantan dan betina dengan cara fertilisasi eksternal dan menghasilkan larva.
Contoh spesies crinoidea adalah Holopus
(Lili laut tidak bertangkai), Antedon (Lili
laut bertangkai), Metacrinus sp, dan Oxycomantus benneffit.
Anggota
kelas Crinoidea
5. Kelas
Holothuroidea
Holothuroidea
merupakan golongan hewan yang lebih sering dikenal dengan Mentimun laut atau
Teripang. Di dunia diperkirakan terdapat kurang lebih 1200 spesies yang
termasuk dalam kelas ini, dan 30 spesies diantarannya merupakan kelompok yang
dikenal dengan nama Teripang. Kelas holothuroidea pada umumnya memiliki bentuk
simetri radial dengan tubuh yang tidak memiliki duri dan endoskeletonnya telah
tereduksi menjadi butir-butir kapur di dalam kulit, tubuh ketimun laut
memanjang dari sepanjang sumbu dari bagian oral (ventral) sampai ke bagian
aboral (dorsal), sehingga memberikan bentuk ketimun seperti namanya. Gerakan
hewan ini tidak kaku, fleksibel, lembut serta tidak memiliki lengan. Pada
Holothuroidea mulut terletak pada satu ujung dan anus terletak pada ujung yang
lainnya.
Salah satu anggota
kelas Holothuroidea
Apabila
diperhatikan secara sepintas maka hewan-hewan dari kelas holothuroidea tidak
menampakan kemiripan dengan kelas-kelas lain pada filum echinodermata sebab
anggota kelas ini tidak memiliki duri dan endoskeletonnya tak nampak karena
telah tereduksi, Namun setelah diteliti ternyata pada tubuhnya terdapat lima
baris kaki ambulakral (kaki tabung) yang merupakan bagian dari sistem pembuluh
air yang hanya terdapat pada filum echinodermata. Kaki ambulakral yang terdapat
di sekitar mulut dikembangkan menjadi tentekel yang digunakan untuk makan yang
biasanya berjumlah 10 – 30 buah. Sementara itu terdapat dua baris kaki
ambulakral di bagian dorsal yang digunakan untuk bernapas dan tiga baris kaki
ambulakral di bagian ventral yang digunakan untuk bergerak, alur kaki
ambulakral ini tertutup dan madreporitnya terdapat pada rongga tubuhnya.
Holothuroidea
merupakan golongan hewan yang terkenal karena
dapat digunakan sebagai bahan makanan untuk sup atau dibuat kerupuk,
dengan kata lain hewan ini bisa dimakan. Holothuroidea tersebar luas di seluruh
dunia dan dapat ditemukan mulai dari zona pasang surut sampai di kedalaman
laut, hewan ini biasanya mengubur diri di dalam lumpur atau pasir dengan
menampakan bagian akhir dari tubuhnya dan saat tersentuh tubuhnya akan mengkerut.
Beberapa
jenis dari kelas ini mempunyai alat pertahanan tubuh yang disebut cuverian, hohothuroidea juga memiliki
daya regenerasi yang tinggi. Sistem respirasinya disebut pohon respirasi,
dinamakan demikian karena sistem tersebut terdiri dari dua saluran utama yang
bercabang pada rongga tubuhnya dimana keluar masuknya air melalui anus. Saluran
pencernaan pada holothuroidea panjang dan berliku-liku, reproduksinya yaitu
dengan kelamin terpisah. Contoh spesies holothuroidea adalah Holothuria atra (Teripang hitam), Cucumaria sp, Thyone sp, Holothuaria scabra (Teripang
putih).
Peranan Echinodermata
Echinodermata
memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia maupun ekosistem laut
sekitarnya. Berukut beberapa manfaatnya :
·
Sebagai
bahan makanan, misalnya telur landak yang banyak dikomsumsi di jepang, keripik
dari timun laut, mentimun laut sebagai bahan yang dikomsumsi dengan sup, dan
lain sebagainya.
·
Sebagai
bahan penelitian, seperti mengenai fertilisasi dan perkembangan awal dimana
pada ilmuwan biologi sering menggunakan gamet dan embrio landak laut.
·
Echinodermata
memakan bangkai-bangkai yang ada di daerah pantai sehingga pantai menjadi
bersih.
Adapun
hewan-hewan echinodermata seringkali menimbulkan kerugian bagi manusia. Berikut
contohnya :
·
Dapat
merugikan pembudidayaan tiram mutiara dan kerang laut, karena echinoderamata
merupakan predator hewan-hewan budidaya tersebut.
·
Bulu
babi dan landak laut bisa sangat merugikan bagi para turis yang ingin menikmati
olahraga air, karena dari bulunya sangat beracun dan dapat menyebabkan
kematian.
·
Beberapa
jenis binatang laut ada yang memakan karang sehingga banyak yang mati.
Selain ini
masih banyak manfaat dan kerugian yang ditimbulkan dari hewan-hewan yang
termasuk dalam filum echinodermata bagi kehidupan manusia maupun ekosistem
laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar